Kesaksian Salma Siswi SMPN 1 Turi Sleman: Mau Pegang Batu Tapi Tidak Bisa Karena Arus Besar

Sabtu, 22 Februari 2020 | 13:15
Dok.Pusdalops

Sungai Sempor

GridHype.ID - Kegiatan susur sungai merupakan kegiatan pengenalan sungai.

Kegiatan ini tidak hanya sekedar menengok kondisi sungai, tetapi juga melakukan kegiatan lain seperti pembersihan sungai.

Selain itu, maksud dari kegiatan susur sungai juga untuk mengenali potensi setiap sungai.

Namun, kegiatan ini memiliki risiko keselamatan yang cukup tinggi dan membutuhkan pengalaman yang banyak.

Baca Juga: Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut saat Kegiatan Susur Sungai, Sejumlah Siswa Dinyatakan Meninggal

Karena jika tidak, kegiatan susur sungai bisa mengakibatkan kecelakaan yang fatal.

Seperti yang terjadipadasiswa-siswaSMP N 1 Turi, Yogyakarta.

Seperti kita tahu, baru-baru ini sejumlah siswa SMP N 1 Turi hanyut terbawa arus ketika melakukan kegiatan susur sungai.

Baca Juga: Waspada! 5 Bahaya Ini Akan Dialami Anak Jika Mendapati 'Toxic Parents'

Salah satu korban yang selamat, Salma Kusuma Haryani menceritakan detik-detik dirinya hanyut terseret arus sungai Sempor.

Salma, siswi kelas 7 SMPN 1 Turi itu tak menyangka kegiatan susur sungai yang ia ikuti bersama teman-temanya menjadi petaka.

Sebanyak 249 siswa yang mengikuti kegiatan susur sungai tersebut hanyut di Sungai Sempor tepatnya di Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman Jumat (21/2/2020) sore.

Baca Juga: Viral Video Remaja Berseragam Polisi Tiba-tiba Sujud dan Cium Kaki Laki-laki Paruh Baya, Ini Alasan di Baliknya

Polda DIY melalui akun twitternya @PoldaJogja melaporkan sebanyak 242 siswa dari total 249 telah dikonfirmasi keberadaannya, 6 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Sementara untuk korban yang belum terkonfirmasi sebanyak 4 siswa berdasar update Jumat (21/2/2020) pukul 21.33 WIB.

Baca Juga: 5 Cara Efektif untuk Orang Tua Tangani Anak yang Jadi Korban Bullying

Salma menceritakan kronologi dan detik-detik dirinya terbawa arus sungai Sempor.

Ia mengatakan kegiatan susur sungai itu dimulai sekitar pukul 14.30 WIB.

Saat itu cuaca di lokasi sedang gerimis dan aliran sungai masih terlihat normal seperti biasa.

Ia tak tahu kalau air sungai di hulu sedang besar dan bersiap untuk menyapu dirinya dan kawan-kawannya.

Baca Juga: Model Cantik Asal Amerika Ini Unggah Foto Seksinya, Netizen Indonesia Malah Sebut Mirip Kuyang

"Ketika kami sampai di tengah-tengah sungai, jalan di sungai sudah sekitar setengah jam, tiba-tiba ada arus besar dari arah utara atau atas," kata Salma dilansir Tribun Jogja.

Saat itu ia dan teman-temannya berada di tengah-tengah sungai ketika air datang.

Besarnya arus air yang datang membuat dirinya terseret arus, bahkan ia juga tak bisa untuk memagang batu lantaran kuatnya arus.

Ia juga sempat melihat teman-temanya yang lain yang terseret arus.

Baca Juga: Adik Ipar Unggah Momen Keluarga Ashraf Sinclair Tersenyum Sambil Pegang Foto Mendiang

Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena juga berjuang untuk menyelamatkan diri.

Beruntung ada orang yang menyelamatkan dirinya dan dibawa ke bebatuan.

"Saya mau menyelamatkan diri tapi terseret arus air. Mau pegang batu tapi tidak bisa karena arus besar. Kemudian ada kakak-kakak yang menyelamatkan saya. dibawa ke batu-batu tebing," tuturnya.

Ia mengalami beberapa luka pada kakinya akibat benturan dengan bebatuan di sungai tersebut.

Baca Juga: Indonesia Diragukan Karena Status Negatif Virus Corona, Peneliti LBM Eijkman : Sudah Miliki Alat Pendeteksi

"Luka beberapa di kaki karena terkena batu. Ini pengalaman pertama saya ikut kegiatan seperti ini," katanya.

Sementara itu, Tri Harianti (44) orangtua Vanesa Dida, satu dari empat siswi SMPN 1 Turi Sleman yang hingga kini belum ditemukan mengatakan kegiatan pramuka tersebut memang rutin dilakukan.

Namun demikian, biasanya pramuka yang rutin digelar setiap Jumat itu dilakukan tak jauh dari sekolah.

Baru kali ini dia mendapati kegiatan dilaksanakan di luar sepengetahuannya.

Baca Juga: Selamat! Tantri Kotak Melahirkan Anak Kedua Tepat di Tanggal Cantik : Akhirnya Kita Bisa Bertatap Mata

"Biasanya kan kegiatannya ada di embung atau lumpur-lumpur begitu. Yang kegiatan ini saja tadi pagi anak saya liat di grup kalau ada susur sungai," ungkapnya.

"Saya tahu ada kegiatan itu tapi lokasinya enggak tahu, medannya juga enggak tahu bagaimana," sambung dia seperti dikutip TribunJogja.

Ia berharap anaknya tersebut segera ditemukan.

Tanggapan Gubernur DIY

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X menyangkan kegiatan susur sungai yang diadakan SMPN 1 Turi, Sleman.

Baca Juga: Tragis! Muazin Masjid Center London Inggris Ditusuk, Boris Johnson: Sungguh Kejadian Memilukan

Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya beberapa siswa SMP N 1 Turi, Sleman saat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) siang.

"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu punya aktivitas menyusuri sungai," kata Sri Sultan dalam keterangannya seperti diunggah twitter Humas Pemda DIY @humas_jogja.

Namun disisi lain Sri Sultan juga prihatin dengan peristiwa tersebut dan menyayangkan mengapa kegiatan tersebut dilakukan di sungai pada saat musim hujan.

"Tapi juga saya prihatin kenapa justru pada waktu musim hujan ada aktivitas untuk menyusuri sungai," ucap Sri Sultan.

Baca Juga: Seolah Tahu akan Ajal yang Dekat, Sebelum Meninggal Ashraf Sinclair Sampaikan Pesan Ini pada Seorang Ustadz

Ia berharap pihak sekolah bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

"Dan saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," kata Sri Sultan.

Sri Sultan mengimbau kepada semua tingkatan sekolah agar tak melakukan kegiatan di sungai ataupun di dekat sungai saat musim hujan.

"Saya hanya punya harapan kepada seluruh sekolah apapun tingkatannya, ini musim hujan jangan melakukan aktivitas dan berdekatan dengan sungai, apalagi menyusuri sungai, itu jelas sangat berbahaya," lanjut Sultan.

Baca Juga: Siswa SMPN 1 Turi Hanyut saat Susur Sungai, Ini Data Sementara Korban yang Meninggal Dunia

Sri Sultan berharap peristiwa tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.

"Saya minta para kepala sekolah, aktivitas kelompok masyarakat, aktivitas organisasi-organisasi yang lain, hindarilah musim hujan ini punya aktivitas untuk menyusuri sungai, untuk tidak terulang lagi," pungkas Gubernur DIY.

Baca Juga: Bumi Semakin Panas Bukan Lagi Isapan Jempol Belaka, Lakukan 3 Hal Ini untuk Bantu Selamatkan Tempat Tinggal Kita

Sri Sultan telah mengunjungi SMPN 1 Turi Sleman pada Jumat (21/2/2020) malam.

Sitemani oleh GKR Hemas, Sri Sultan menemuai orangtua korban siswa yang belum ditemukan.

Setibanya di sekolah, Sri Sultan dan GKR Hemas didampingi Bupati Sleman, Sri Purnomo berdialog dengan para guru.

Seperti dilaporkan Kompas.com, seusai bertemu degan guru, Sri Sultan dan GKR Hemas mengunjungi orangtua para korban.

Sultan juga menyampaikan bahwa dirinya sudah menyampaikan ke BPBD DIY untuk mengeluarkan edaran agar tak melakukan kegiatan di sekitaran sungai selama musim hujan.

Baca Juga: Menang Rp 28 Miliar, Penjudi Asal Indonesia Pilih Sediakan Perawatan Medis Daripada Hamburkan Uang

"Selama musim hujan ini jangan melakukan aktivitas disungai. Entah alasannya bersih desa, atau bersih kali, ditunda saja dulu," tuturnya.

Identitas korban meninggal:

- Sofia Aulia (kelas 8), alamat Sumberejo

- Arisma (kelas 7), alamat Ngentak Tepan

- Nur Aizah (kelas 8), alamat Kembangarum

- Latifa, alamat Kembangarum

- Khoirunisa, alamat Karanggawang Girikerto TURI

- Evita Putri L, 7A alamat Soprayan Girikerto TURI

Baca Juga: Arya Satria Claproth Kabarnya Pernah Dirawat di RSJ, Kuasa Hukum Beri Jawaban

Sementara itu korban yang belum terkonfirmasi yakni:

- Yasinta Bunga, 7B dadapan

- Vanesa Dida, 7A Glagahombo Girikerto

- Zahra Imelda, 7D Kenteng, Wonokerto

- Nadine Fadilah, 7D Kenaruhan, Donokerto

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Salma Siswa SMPN 1 Turi Sleman: Jalan di Sungai Setengah Jam, Tiba-tiba Ada Arus Besar.

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : Tribunnews

Baca Lainnya