Perlu Tahu, Ini 6 Mitos Kemoterapi yang Tersebar di Masyarakat, Begini Penjelasan Dokter

Jumat, 21 Februari 2020 | 09:50
Istimewa

dr Merlyna Savitry SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari MedicElle Clinic Surabaya.

GridHype.ID -Kita sering mendengar istilah kedokteran seperti kemoterapi.

Istilah kemoterapi sendiri dikenal sebagai pengobatan untuk membunuh sel kanker.

Tindakan kemoterapi memiliki peranan penting dalam kesembuhan pasien meski memiliki efek samping yag tidak sedikit.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Ashraf Sinclair Sempat Diskusikan Soal Kematian dengan Ustaz ini, Ashraf:

Tindakan kemoterapi ini dilakukan dengan cara memasukkan zat kimia ke dalam tubuh.

Zat tersebut berfungsi untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh sel-sel kanker yang cepat membelah.

Sampai saat ini pengobatan kemoterapi masih menjadi momok bagi sebagain pasien kanker.

Pasalnya, pasien menganggap kemoterapi pasti akan menyebabkan kebotakan, penampilan tidak menarik, dan sebagainya.

Baca Juga: Aming Ceritakan Gelagat Aneh Ashraf Sinclair Sebelum Meninggal, Tinggalkan Pesan Terakhir ini Pada Kru dan Asisten BCL

dr Merlyna Savitry SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari MedicElle Clinic Surabaya mengatakan, banyak mitos tentang kemoterapi yang dipercaya oleh masyarakat.

"Mungkin dulu seperti itu. Tapi, saat ini teknologi dan obat kemoterapi sudah sangat berkembang di Indonesia. Pasien kemoterapi, misalnya, belum tentu menjadi kusam," katanya.

Merlyna pun memaparkan enam mitos tentang kemoterapi yang sebaiknya diketahui oleh masyarakat.

Apa saja? Simak pemaparan di bawah ini.

Baca Juga: Gara-gara Tagih Utang Ketika Pacaran, Penyiar Radio Ini Dihajar Mantan Pacar

1. Membuat Berat Badan Menurun

Women's Health
Women's Health

Ilustrasi Penurunan Berat Badan

Kemoterapi diidentikkan dengan berat badan yang menurun.

Padahal, ungkap Merlyna, tidak semua pasien kemoterapi mengalaminya.

Kuncinya yaitu selalu bahagia dan menghindari stress.

Perasaan stress, lanjutnya, sangat berpengaruh terhadap tubuh sehingga menurunkan berat badan.

Baca Juga: Ingat Pratyusha Banerjee? Nasib Artis Ini Berujung Tragis Setelah Diselingkuhi sang Pacarnya

"Setelah kemoterapi, pasien memang akan mengalami mual, muntah, dan diare. Tapi tidak semua mengalami penurunan berat badan seperti yang diyakini orang-orang," terang Merlyna.

2. Pasien Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit

(Istimewa)
(Istimewa)

Rumah Sakit Graha Amerta

Pasien yang menjalani perawatan kemoterapi tidak harus dirawat inap di rumah sakit.

Hal ini berkat perkembangan pengobatan dalam dunia kesehatan.

"Mungkin, hal ini dulu dilakukan. Tapi, sekarang pengobatan kanker melalui kemoterapi bisa dilakukan dengan one day care. Pasien bisa mengonsumsi obat atau pil kemo. Hal ini memungkinkan perawatan dilakukan di rumah," papar Merlyna.

Baca Juga: Mantan Suami Turut Hadiri Acara, Jane Shalimar Sah Dipersunting Pengusaha Tajir Arsya Wijaya

3. Pasien Harus Berbaring di Atas Kasur dalam Jangka Lama

(huffingtonpost.com)
(huffingtonpost.com)

Ilustrasi kasur di kamar hotel.

Mitos selanjutnya yakni pasien kemoterapi harus berbaring selama berbulan-bulan.

Menurut Merlyna, pasien kemoterapi juga menjalani aktivitas sehari-hari.

"Dokter pun menganjurkan pasien kemoterapi untuk melakukan olahraga ringan semampunya agar mengurangi efek samping pengobatan kanker," lanjutnya.

Baca Juga: Cuma Demi Tik Tok, Pria ini Nekat Turun dari Kereta yang Melaju Cepat Hingga Terseret ke Bawah Kereta, Begini Nasibnya Sekarang

4. Pasti Mengalami Kebotakan

Hindustan Times
Hindustan Times

Rambut Rontok

Mitos ini banyak berkembang di masyarakat.

Padahal, Merlyna mengatakan, jenis dan dosis akan disesuaikan dengan kondisi kanker.

"Dosis yang seusai akan menurunkan efek samping, kemungkinan rambut rontok juga semakin kecil," ungkapnya.

Ia juga menyebut hasil penelitian yang dikutip dari Prevention yang mengatakan, pasien kemoterapi yang mengalami kerontokan rambut berkisar 15 sampai 60 persen.

Baca Juga: Reza Rahadian Ungkap Janji BCL Terhadap Anak Semata Wayangnya Usai Sepeninggalan Suami

5. Kemoterapi Menyakitkan

shutterstock
shutterstock

Ilustrasi kanker

Banyak yang mengira bahwa kemoterapi menyakitkan.

Hal ini karena sebagian besar tindakan kemoterapi dilakukan dengan memasukkan obat melalui infus.

"Faktanya, kemoterapi tidak lebih menyakitkan dari tes kolesterol yang menyedot darah," katanya.

Baca Juga: Jangan Lagi Disepelekan, ini 7 Tanda ini Jadi Gejala Awal Kanker Ganas, Salah Satunya Sulit Menelan

6. Pasien Kemoterapi Tidak Bisa Punya Anak

Drug Center
Drug Center

Ilustrasi Hamil.

Mitos yang keenam yakni pasien kemoterapi tidak bisa melahirkan atau memiliki anak.

Merlyna mengatakan, ia pernah mendapati pasien yang tetap bisa memiliki anak.

"Ibu yang memiliki kanker payudara akan tetap memiliki bayi yang sehat setelah menjalani kemoterapi. Jadi, tidak perlu khawatir," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul 6 Mitos Kemoterapi yang Dipercayai Masyarakat, Dokter Bilang Tak Selalu Bikin Rambut Pasien Botak

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : Tribun Jatim

Baca Lainnya