GridHype.ID - Wabah Corona kini masih jadi perhatian seluruh masyarakat internasional.
Apalagi kini Corona sudah menginfeksi lebih dari 34 ribu orang di seluruh dunia.
Melansir Kompas.com, dari data terbaru dilaporkan 717 orang telah meninggal dunia di China dan 34 ribu orang terinfeksi virus.
Tak hanya itu saja, sudah lebih dari 20 negara mengonfirmasi adanya warga yang terinfeksi corona.
Bahkan di Filipina dan Hong Kong sudah ada korban jiwa yang jatuh.
Kondisi ini tentu menimbulkan kepanikan sekaligus ketakutan massal.
Bagaimana tidak, dalam sekejap ribuan orang sudah terinfeksi dan harus dirawat intensif di rumah sakit.
Namun di tengah kepanikan warga China, keberadaan sang Presiden Xi Jinping justru jadi sorotan.
Melansir Daily Star, Kamis (6/2/2020), sejak beberapa hari terakhir, Presiden Xi Jinping bak hilang ditelan bumi.
Dirinya bahkan absen dari beberapa acara rutin yang disiarkan media setempat.
Di tengah kondisi yang genting saat ini, hal itu tentu menjadi pertanyaan besar bagi publik China maupun Internasional.
Apalagi sebelum Corona menyerang, hampir setiap hari berita soal sang presiden selalu ada di berita utama.
Lantas ke mana Presiden Xi Jinping berada?
Melihat apa yang terjadi, media pun akhirnya membuat beberapa teori kemungkinan.
Salah satunya adalah cuci tangan atas keterlibatannya pada masalah virus corona ini.
Baca Juga: Bukan Mama atau Bunda, Ini Panggilan Sayang Shafa Harris untuk Ibu Tirinya, Jennifer Dunn
"Xi adalah pemimpin China yang paling kuat sejak Mao Zedong, tetapi dia juga sangat rentan karena cara dia membuat kontrol terpusat,"
"Kekuatan absolut membawa serta tanggung jawab absolut," simpul CNN.
Teori itu berpendapat kalau sang presiden hendak mengorbankan pejabat yang ada di bawahnya atas kasus corona ini.
Tak hanya itu, ada juga teori yang muncul soal perginya Presiden Xi Jinping.
Baca Juga: Yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Telur Setiap Hari, Amankah? Pakar Ungkap Jawabannya
Yakni bersembunyi dan mengkarantina dirinya sendiri karena takut terinfeksi virus corona dari masyarakat China.
"Jika Anda berpikir 'pemimpin rakyat' harus terlihat dekat dengan orang-orang, mungkin dalam hal ini, risiko dia terkena virus akan terlalu tinggi," ungkap analis China Bill Bishop.
Kendati banyak kritik yang dilontarkan masyarakat, pihak pemerintah agaknya tak ambil pusing.
Sensor internet yang mereka miliki diketahui telah banyak menghapus berbagai kritik yang datang ke pemerintahan Xi Jinping.
"Dihapus dengan cepat oleh sensor,"ungkap CNN.
(*)