Pemerintah China Melarang Pemakaman Bagi Korban Meninggal Akibat Virus Corona, Perintahkan Agar Jasad Dimusnahkan dengan Cara ini

Kamis, 06 Februari 2020 | 12:25
Twitter/ Al Jazeera

Diduga mayat di lorong rumah sakit kota Wuhan.

Gridhype.id- Hampir dua minggu sudah virus corona menghantui China dan sejumlah negara di Asia bahkan Eropa.

Kini pemerintah China berusaha mati-matian utuk menghentikan wabah tersebut.

Beragam cara dilakukan termasuk yang terbaru adalah melarang pemakaman bagi korban virus corona karena dianggap berbahaya.

Baca Juga: Jadi Rahasia Kesuksesan Perekonomian Negaranya, Berikut 4 Fakta Militer Israel, Wanita Bahkan Dapat Menempati Posisi Tempur

Mengutip DailyStar Kamis (6/2/2020) peraturan ketat dikeluarkan oleh pemerintah, tentang penangananan korban yang meninggal akibat virus corona.

Hingga saat ini korban terus berjatuhan, setidaknya sudah lebih dari 300 nyawa melayang akibat virus corona.

Meski demikian, ada setidaknya lebih dari 100 korban yang berhasil diselamatkan, dengan sisanya sekitar 17 ribu orang terpapar virus tersebut.

Baca Juga: Murah Meriah, Ikan GabusTernyata Bisa Bantu Sembuhkan Penyakit Mematikan yang Ditakuti Kaum Wanita ini

Kini kabar terbarunya, pemerintah China mengeluarkan intruksi suram tentang penanganan mayat korban virus corona.

Tak main-main, korban virus corona yang meninggal dilarang dimakamkan tetapi harus dimusnahkan dengan segera.

Menurut Global Times, dekrit tersebut memberi tahu bahwa korban virus corona yang meninggal harus dimusnahkan dengan cara dibakar.

Mengutip Komisi Kesehatan Nasional, publikasi tersebut mengkonfirmasi bahwa semua mayat harus dibakar "dekat dan segera".

Baca Juga: Selama 17 Tahun Selalu Makan Pasta Setiap Hari, Wanita ini Alami Hal Tak Terduga Saat Melahirkan Anaknya

Ia menambahkan, "Pemakaman atau pemindahan mayat tidak diizinkan. Pemakaman tidak diizinkan untuk menghindari penyebaran virus."

Skala penuh wabah ini masih belum jelas karena laporan-laporan yang menyedihkan terus muncul dari Cina.

Video yang belum dikonfirmasi membanjiri media sosial yang menunjukkan kematian di jalanan dan tumpukan tas mayat di rumah sakit.

Sejauh ini China menempatkan 16 kota terkunci, dalam situasi 55 juta orang hidup dibawah karantina.

Baca Juga: Habiskan 17 Tahun Hidupnya di Dalam Penjara, Pria ini Justru Dapat Uang Tp 15,9 Triliun dari Kepolisian Saat Bebas

Dua rumah sakit darurat telah dibangun hanya dalam waktu beberapa hari di Wuhan.

Saat ini Wuhan masih menjadi pusat infeksi, dan kote tersebut disegel oleh pemerintah hampir dua minggu.

Pejabat China kini terus melakukan penambahan fasilitas rumah sakit karena jumlah korban berjatuhan terus bertambah.

Selain pemusnahan mayat secara langsung, laporan lain menyebut pemerintah China mengkremasi mayat-mayat korban virus corona tanpa konfirmasi.

Baca Juga: Banyak Turis Berdatangan Untuk Berfoto di Rel Kereta Api Vietnam yang Masih Aktif ini, Ternyata Ada Alasan Tragis Dibaliknya

Hal ini ditemukan setelah penelusuran di rumah-rumah kremasi yang mengaku mendapat kiriman mayat dari rumah sakit tanpa adanya konfirmasi tentang identitas mayat tersebut.

Sudah 27 hari sejak virus itu muncul, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan peringatan keadaan darurat global atas virus corona.

Virus corona atau dikenal dengan 2019-nCoV adalah infeksi mirip SARS yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit ini muncul tanpa gejala selama dua minggu sebelum menjadi batuk kering dan demam dengan gejala seperti pneumonia.

Para ahli percaya bahwa itu mungkin berasal dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan tempat hewan-hewan eksotis dan domestik dijual untuk konsumsi manusia.

Masa inkubasi yang lama dari virus diyakini memicu penyebaran, dan dapat ditransfer antara pembawa sebelum gejala bahkan dapat berkembang. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, Terlalu Takut dengan Virus Corona, Pemerintah China Melarang Memakamkan Korban Virus Corona, Tetapi Mayatnya Harus Segera Dimusnahkan dengan Cara Ini

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : intisari online

Baca Lainnya