Suku yang Ada di Paling Timur Indonesia ini Gemar Makan Otak Manusia Sebagai Ritual, Siapa Sangka Ternyata Kebiasaan Itu Bisa Membunuh Mereka yang Mengkonsumsinya

Senin, 03 Februari 2020 | 09:05
Ancient Origins

Suku Papua New Guinea

Gridhype.id - Di wilayah paling Timur Indonesia, terdapat suku yang gemar memakan otak manusia.

Suku Fore, mereka bermukim di Papua Nugini. Namun siapa sangka, kebiasaan suku ini yang gemar memakan otak manusia bak pisau bermata dua.

Menurut investigasi yang telah dilakukan, dengan memakan otak maka mereka, rentan terserang penyakit sapi gila.

Baca Juga: Pria ini Sempat Viral Karena Cari Jodoh Lewat Spanduk, Kabarnya Kini Ia Sudah Menemukan Sang Tambatan Hati

Namun disamping itu, mereka juga menjadi kebal terhadap beberapa penyakit lainnya.

Penyakit sapi gila ini pertama kali dikenal di dunia yang lebih luas setelah seorang petugas medis distrik yang bekerja di Nugini memperhatikan bahwa beberapa orang dari suku Fore, yang tinggal di dataran tinggi Papua Nugini, terserang penyakit mematikan.

Para korban akan kehilangan kemampuan berjalan, menelan dan mengunyah.

Pada gilirannya, ini menyebabkan penurunan berat badan dan kematian.

Pada puncaknya, penyakit ini menyebabkan kematian sekitar 2 persen dari suku per tahun.

Baca Juga: Susah Laku Kalau Dijual Lagi, Sebaiknya Jangan Beli Mobil dengan Warna ini

Suku Fore melakukan ritual pemakaman termasuk pesta-pesta mayat, di mana para pria memakan daging dari sanak keluarga mereka yang sudah meninggal sementara para wanita memakan otak mereka.

Namun mereka tidak tahu betapa bahaya itu, karena molekul mematikan hidup di otak manusia yang menyebabkan kematian jika dimakan.

Sedangkan ritual itu dijalankan dengan maksud sebagai tanda hormat untuk orang yang mereka cintai.

Setelah ritual makan otak manusia dilarang di Papua Nugini pada 1950-an, penyakit itu pun kemudian mulai menghilang.

Baca Juga: Digaji Rp130 Juta, Pria ini Justru Berhenti dari Pekerjaannya, Ada Kisah Haru di Baliknya

Namun, para ilmuwan yang menyelidiki suku itu kini telah menemukan bahwa kebiasaan makan otak suku Fore telah menghasilkan perkembangan resistensi genetik terhadap penyakit.

“Ini adalah contoh yang mencolok dari evolusi Darwin pada manusia," ucap John Collinge dari unit prion Institute of Neurology di University College London.

Epidemi penyakit yang memilih perubahan genetik tunggal justru akan memberi perlindungan lengkap terhadap demensia.

Collinge menambahkan bahwa timnya kini melakukan penyelidikan lebih lanjut karena penemuan itu dapat membantu para ilmuwan untuk mengobati berbagai macam penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Jalan ke depan dengan penelitian ini adalah untuk memahami struktur molekul prion yang menyebabkan penyakit ini dan proses yang terlibat.

Baca Juga: Coba Cek! Mulai Besok 1 Februari 2020 WhatsApp Tak Lagi Bisa Digunakan di Smartphone Berikut ini

Suku Kanibal Terakhir di Papua

Media Drum Images
Gianluca Chiodini

Suku Korowai telah tinggal di Papua sejak 10.000 tahun yang lalu

Selain Fore, salah satu suku bangsa di Papua adalah suku bangsa Korowai, yang tinggal di wilayah Papua Barat selama 10.000 tahun.

Dilansir dari thesun.co.uk, jurnalis dan fotografer Italia, Gianlunca Chiodini telah menembus hutan liar Papua untuk bertemu dengan suku misterius ini.

"Aku benar-benar ingin mengunjungi salah satu suku bangsa asli dan paling terisolasi di dunia.

"Suku Korowai hidup di jantung hutan hujan Papua, mereka belum terekspos kepada media, sehingga tradisi berumur ribuan tahun mereka masih terjaga."

Baca Juga: Punya Lebih dari 5 Manfaat Kesehatan, Coba Rutin Minum Susu dengan Campuran Lada dan Cengkeh Setiap Malam

Chiodini kemudian mendokumentasikan foto-foto suku Korowai saat dia berkunjung di sana.

Foto tersebut menunjukkan warga suku Korowai berpesta memakan serangga hidup; memperbaiki rumah mereka dengan tangkai-tangkai panjang; dan pemanah yang berburu untuk makan malam seluruh suku.

Karena masih terisolasi, suku Korowai tidak memiliki akses kepada pengobatan modern dan menyembuhkan diri dengan tanaman-tanaman dan ilmu sihir.

Umumnya, harapan hidup anggota suku adalah di bawah umur 50 tahun.

Karena keterbatasan ilmu, suku Korowai percaya kematian berhubungan dengan setan 'Khakhua' yang mengambil nyawa manusia.

Baca Juga: Rahasia Awet Muda di Usia 50-an Ala Meriam Bellina, Rutin Jalani Kardio Hingga Sebutkan 5 Makanan yang Dihindarinya

'Khakhua' menurut kepercayaan mereka, menyamarkan diri sebagai teman atau anggota keluarga untuk mendapat kepercayaan dari suku Korowai.

Setelah mereka lengah, 'Khakhua' dapat membunuh mereka.

Dari kepercayaan tersebut, mereka merasa perlu melindungi anggota suku dari siapapun yang mereka anggap sebagai 'Khakhua'.

Untuk melindunginya, mereka melakukan ritual kanibalisme kepada siapapun yang mereka anggap 'Khakhua'.

Setelah menangkap setan tersebut, suku Korowai akan membunuh korban 'Khakhua' dan memakan dagingnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, Suku Kanibal Papua Ini Sering Konsumsi Otak Manusia Sebagai Makananya, Ternyata Kebiasaan Sadis Itu Membawa Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Mereka

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber intisari online