Menang Lomba Lari Sejauh 21 Kilometer, Siswi SD Ini Menangis Histeris Saat Tahu Tak Ada Hadiah yang Bakal Ia Dapatkan: Saya Capek

Kamis, 30 Januari 2020 | 14:43
Freepik

Siswi SD curhat sambil menangis karena merasa dibohongi saat juarai lomba lari

Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna

GridHype.ID- Siapa sangka jauhnya jarak lomba yang ia ikuti rupanya tak membuatnya mendapat apresiasi yang layak.

Adalah Asmarani Ndongku, siswa kelas VI SD dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah yang berhasil menjuarai lomba lari sejauh 21 KM.

Usaha dan kerja kerasnya saat menjuarai lomba itu nyatanya tak mendapatkan hadiah apapun dari penyelenggara acara.

Baca Juga: Sosok Hantu Gadis Cantik ini Tak Sengaja Tertangkap Kamera yang Dipasang di Depan Rumah, Terungkap Kisah Pilu Dibaliknya

Lomba itu digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado, 25 Januari 2020.

Lomba lari maraton sejauh 25 kilometer itu diikuti oleh 40 peserta.

Garis start lomba itu berada di kantor Bupati Poso dan untuk garis finish-nya di Desa Toyado, di Kecamatan Lage.

Dilansir dari Antara gadis tersebut menyampaikan perasaannya saat tahu bahwa di ujung garis finish tak ada hadiah apapun yang menunggunya.

"Saya menangis, capek dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tahu tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut Pak," kata Asmarani, di Poso, Selasa (28/1/2020), seperti ditulis Antara.

Darah pelari nampaknya mengalir deras pada diri Asmarani.

Ia terlahir dari keluarga pelari yang hidup sederhana.

Baca Juga: 15 Tahun Hidup sebagai Bahan Olok-olokan karena Wajah Keriputnya, Transformasi Gadis Ini Sukses Bikin Pangling

Keinginannya untuk mengikuti lomba itu muncul saat mendapat ajakan dari tetangganya.

Dia menyatakan selama mengikuti lomba lari, selalu ada hadiah berupa uang tunai mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta untuk juara I.

Kepala Dinas PU Sulteng Saifullah Djafar, berkilah jika lomba lari itu memang tak memiliki hadiah.

Jelasnya lagi acara itu bukan lomba lari namun hanya acara syukuran atas terselesaikannya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga, Toyado.

Pixabay

Mengikuti lomba lari.

Bagi pemenang lomba, mereka hanya akan diberi medali sebagai bukti keikutsertaan.

"Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, bahwa acara ini tanpa hadiah dan gratis," jelas Saifullah yang dihubungi dari Poso.

Mendapat sumbangan dana

Tangis dan lelah Asmarani kini terbayar setelah mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Baca Juga: Dikira Tumor, Ternyata Dokter Temukan Bayi di Dalam Perut Gadis Berusia 8 Tahun, Terungkap Fakta Memilukan Dibaliknya

DIlansir dari Kompas.com bantuan itu antara lain dari Komunitas Pencinta Lari (Runners Club) Poso dengan memberikan sejumlah uang tunai dan satu kaus bertuliskan "Runners Poso".

Runners Kabupaten Tolitoli serta seorang donatur dari Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah, juga memberikan sejumlah uang.

"Tadi barusan sekitar jam dua siang dari Runners Poso dan Tolitoli datang ke rumah kasih hadiah. Kemudian, ini ibu lagi minta rekening, katanya dari Salatiga," kata Alfrianus Ndongku, orangtua Asmarani, didampingi salah seorang ibu utusan dari Salatiga pada Selasa (28/1/2020) lalu.

Alfiranus menyampaikan jika banyak pihak yang bersimpati pada usaha dan kerja keras Asmarani hingga berhasil menjuarai lomba itu.

Komunitas Runners Poso meminta agar Asmarani tidak putus asa dan turun semangat dalam berlatih.

"Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang peduli dengan anak kami," pungkas Alfrianus.

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Kompas.com, ANTARA, Tribun Style

Baca Lainnya