Kisah Irma Grese, Penjaga Tahanan Cantik di Kamp Nazi Namun Paling Ditakuti dan Bengis

Jumat, 01 November 2019 | 15:15
Grid.ID

Kolase Grid.ID

Gridhype.id-Penjaga SS merupakan mimpi buruk dan teror bagi para tahanan Nazi.

Kekejaman yang dilakukan Schutzstaffel atau penjaga SS di kamp kematian Nazi didokumentasikan dengan baik.

SS pria memamng dikenal kejam, sadis dan bejat.

Namun SS perempuan justru lebih dari SS pria untuk membuat para tahanan yang dijaganya tak berkutik dan menerima penyiksaan yang begitu sadis.

Baca Juga: Bukan Sekali, Sebanyak ini Kita Harus Mengganti Celana dalam Sehari, Jika Tidak Kanker Serviks Akan Mengintai Kita

Salah satu penjaga perempuan tersebut adalah Irma Grese.

Dia menjadi penjaga kamp kematian Nazi pada usia dua puluh tahun dan paling ditakuti di antara rekan-rekannya.

Dia adalah seorang wanita pirang dengan mata biru dan berasal dari ras Hitria Aryan.

Menurut seorang dokter narapidana di Auschwitz, Dr. Gisella Perl, "Dia adalah salah satu wanita tercantik yang pernah saya lihat. Tubuhnya sempurna di setiap lekuk, wajahnyabersih dan seperti malaikat, matanya biru ... mata yang paling lugu yang pernah dibayangkan. Namun, Irma Grece adalah orang cabul yang paling bejat, kejam, imajinatif yang pernah saya temui."

Grese lahir tahun 1923 di daerah Mecklemburg di Jerman utara dan dibesarkan oleh ayahnya setelah ibunya bunuh diri.

Baca Juga: Cantik dan Berasal dari Kota, 3 Wanita ini Justru Nikahi Pria dari Suku Pedalaman

Dia menerima kekerasan fisik ayahnya saat mendisiplinkan anak-anaknya. Grese sangat tertarik pada tujuan Nazi.

Meskipun ayahnya melarang anak-anaknya bergabung dengan Nazi, Irma dengan sukarela bergabung dengan Liga Gadis Jerman ketika dia meninggalkan rumah pada usia empat belas tahun.

Gagal dalam keperawatan, Irma ditugaskan untuk bekerja sebagai masinis sampai mencapai usia 18 tahun.

Setelah usianya cukup, dia bergabung dengan SS untuk menjaga pusat tahanan wanita dan anak.

Setelah melewati ujian yang ketat dan pemeriksaan medis, Irma dikirim ke Ravensbruck untuk pelatihan dan diasering memukul narapidana tanpa alasan.

Baca Juga: Aneh dan Tak Lazim! 12 Jenazah ini Kembali 'Dihidupkan' Saat Hari Pemakamannya

Pada tahun 1943, dia menerima perintah untuk melapor ke Auschwitz-Birkenau dan mengadopsi kebiasaan mengenakan sepatu bot berat, membawa pistol dan cambuk yang dikepang dari kawat dan plastik.

Pada tahun berikutnya, dia dipromosikan ke pangkat tertinggi kedua yang dapat dimiliki perwira SS dan bertanggung jawab atas sebuah kamp yang menampung tiga puluh ribu wanita.

Dia mendapatkan dua anjing besar yang dilatih untuk membunuh dan dengan sengaja membuat anjing-anjing itu lapar agar menjadi lebih kejam dan ingin menyerang.

Grese mencambuk wanita yang mencoba menjadi lebih kejam darinya.

Dia juga menangani operasi untuk infeksi yang disebabkan oleh cambukan dan nampaknya menikmati tangisan dari mereka yang menjalani operasi tanpa anestesi.

Para saksi mengklaim bahwa Grese tidak hanya berteriak, tapi juga menendang mereka dengan sepatu botnya.

Baca Juga: Dulu Jadi Pakan Ayam dan Babi, Sekarang Makanan Berlendir ini Justru Dihargai Rp 17 Juta Perkilonya

Dikatakan bahwa Grese menikmati sensasi menyaksikan penderitaan korbannya.

Jika para tahanan wanita tidak menyelesaikan pekerjaan dengan benar, Grese akan membuat anjing-anjingnya merobek para wanita menjadi potongan-potongan.

Menurut orang yang selamat, Grese biasanya memukul setidaknya tiga puluh wanita sampai mati setiap harinya.

Grese juga dilaporkan memiliki nafsu seksual yang tidak terpuaskan.

Ketika dia mulai bosan dengan pasangan seksualna, dia akan memukuli mereka dan memerintahkan mereka untuk mati.

Ketika orang-orang Rusia mengepung Auschwitz pada tahun 1945, dia dipindahkan kembali ke Ravensbruck dan kemudian ke Bergen-Belsen.

Namun, hal ini hanya menambah kebrutalan Grese.

Baca Juga: Kisah Wartawan Prancis yang Menyamar dan Menyusup ke Sarang ISIS, Ia Terkejut Saat Tak Temukan Islam di Dalamnya

Dia memaksa wanita untuk berdiri di luar yang dingin dan hujan selama enam jam dan jika tahanan itu tertangkap sedang bersandar atau duduk, Grese akan memukuli mereka sampai mati.

Di sinilah dia mendapat julukan The Beast of Belsen' (Binatang Buas dari Belsen).

Pada bulan April 1945, pasukan Inggris datang untuk membebaskan kamp dan berusaha menangkap Grese.

Grese mengeluarkan revolver peraknya dan berusaha menembak Brigadir Bob Daniel di bagian punggungnya.

Sebelum Grese bisa menarik pelatuk, Daniel berbalik dan Grese melarikan diri.

Setelah berhasil ditangkap, Grese berkata mengenai kekejamannya, "Adalah tugas kami untuk memusnahkan unsur-unsur anti-sosial sehingga masa depan Jerman akan terjamin."

Pada 13 Desember 1945, Grese menjadi kriminal Nazi termuda yang dieksekusi pada usia dua puluh tahun karena kejahatannya.

Dia digantung dengan senyuman di wajahnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judulIrma Grese, Penjaga Kamp NAZI Tercantik yang Siksa dan Bunuh Korban secara Sadis namun Tersenyum saat Digantung

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : intisari online

Baca Lainnya