Cuaca Kelewat Panas, Ahli LIPI Ungkap Mekanisme Video Viral Warga Goreng Kerupuk di Aspal

Rabu, 30 Oktober 2019 | 20:13
Wartakotalive.com - Istimewa

Ibu muda di Bekasi manfaatkan panasnya suhu udara untuk menggoreng kerupuk.

Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna

GridHype.ID- Akhir-akhir ini cuaca panas tengah melanda di beberapa wilayah di Indonesia.

Bahkan saking panasnya, saat siang hari temperatur suhu bisa mencapai 37 derajat celcius.

Terik cuaca yang panas tentu membuat banyak orang mengeluh.

Baca Juga: Sebut Dirinya Anak Bawang, Mulan Jameela Tak Berkutik Dapat Pertanyaan Jebakan dari Wartawann

Di tengah ramainya banyak orang mengeluh ada beberapa orang yang justru menyikapinya secara berbeda.

Beberapa waktu lalu sempat viral seorang wanita memasak kerupuk di bawah terik matahari.

Video unik itu diunggah oleh akun Facebook Cimuetz Sii Duablexz.

Dalam video tampak wanita muda meletakkan wajan berisi minyak goreng di tengah jalan saat kondisi cuaca terik.

INSTAGRAM/MRS.TERY

Cewek di Bekasi manfaatkan sinar matahari untuk goreng kerupuk.

"Nih panasnya nih bisa sampai goreng kerupuk nih," kata wanita yang menggunakan baju oranye dan rok hitam putih dalam video viral tersebutseperti yang dikutip GridHype.Id dari Tribunnews.com.

Video unik tersebut kemudian viral dan tersebar luas.

Dilansir Kompas.com nama wanita dalam video tersebut adalah Lastri Lestari.

Baca Juga: Heboh karena Postingan Selingkuh, Raul Lemos Kembali Unggah Kalimat Sindiran

Dalam video tersebut diketahui Lastri menaruh wajan sejak sekitar pukul 09.00 WIB.

Oleh karena cuaca yang terlalu terik, Lastri baru mulai menggoreng sekitar pukul 15.00 WIB

Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI, Dr Rike Yudianti, mengatakan bahwa “keisengan” tersebut rupanya masuk akal.

“Saya melihat hal itu mungkin saja terjadi. Ini seperti mengkonversi energi matahari,” tutur Rike kepada Kompas.com, Rabu (30/10/2019)seperti dikutip oleh GridHype.ID.

Menggoreng dengan minyak banyak adalah bagian dari kuliner Asia.

Bagaimana mekanismenya?

Rike menjabarkan jika kunci dari aktivitas menggoreng kerupuk itu adalah wajan yang sebelumnya sudah ditaruh di aspal dalam waktu lama.

“Dia (Lastri) pakai wajan alumunium, dan itu adalah jenis logam penghantar panas yang baik setelah tembaga.

"Kuncinya di sini adalah wajan tersebut ditaruh di aspal, di bawah matahari, dalam jangka waktu yang lama yaitu dari jam 9 sampai jam 3,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Hanya Asap Rokok, 4 Jenis Makanan ini Juga Jadi Penyebab Kanker Paru-Paru

Rike menambahkan jika wajan yang berbahan logam alumunium itu merupakan penghantar panas yang baik.

Saat dituangkan minyak goreng, panas terkonduksi dengan baik pada minyak goreng.

“Walaupun idealnya suhu untuk menggoreng di atas 100 derajat Celcius, dengan panas yang terus-menerus terpapar, mungkin saja hal itu (menggoreng kerupuk) terjadi karena pemanasan logamnya cukup lama,” jelasnya lagi.

Agar penjelasanya bisa lebih dipahami, Rike mengibaratkan wajan yang terus dipanaskan di bawah terik matahari itu sama dengan wajan yang terus dipanaskan dengan api kecil.

“Meski waktunya lama tapi lama-kelamaan akan panas juga toh?” tuturnya.

Baca Juga: Anggarkan Dana untuk Lem Aibon Rp82,8 Miliar Sampai Jadi Sorotan, Disdik DKI Jakarta: Salah Ketik

Tak hanya kerupuk, Rike juga mengomentari warga yang menggoreng ikan dengan tenaga surya di Indramayu.

Sebenarnya makanan apapun dapat dimasak dengan tenaga surya asalnya media penghantar panas dapat berfungsi dengan baik.

“Sebenarnya ini sama dengan mengkonversi energi matahari. Memang energi matahari itu kan bisa kita gunakan.

"Hanya banyak orang lebih memilih efisiensi. Dalam hal memasak, efisiensi itu berupa kompor,” pungkasya.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : tribunnews, Kompas

Baca Lainnya