Kisah Sungadi Remaja Asal Sragen Seberat 1,4 Kuintal, Pernah Terjerembab ke Dalam Septictank Karena WC Tak Kuat Menahan Berat Badannya

Senin, 23 September 2019 | 16:00
Tribun Solo

Sungadi pria berbobot 114 kilogram, asal Sragen.

Gridhype.id –Baru baru ini kisah kehidupan seorang pemuda berusia 21 tahun tengah ramai diperbincangkan di jagad media sosial.

Pemuda yang diketahui bernama Sungadi ini memiliki bobot tubub mencapai 140 kilogram atau 1,4 kuintal.

Berat badan yang tidak biasa akibat obesitas itu, bahkan membuat putra kelima pasangan Suwarno (59) dan Tukiyem (58) kemudian viral.

Baca Juga: Setelah 9 Tahun Menikah Adelia Wilhemina Ungkap Kondisi Rumah Tangganya dengan Pasha Ungu, Adel:

Sungadi tinggal di sebuah rumah bersama keluarganya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Rumah orangtuanya yang berukuran sekitar 5x13 meter itu, tampak sederhana dan masih beralaskan tanah.

Bahkan seluruh dinding rumahnya, hanya berupa anyaman bambu wulung dan kayu.

Dia biasanya rebahan di depan ruang tamu yang diberi alas kasur kapuk untuk menonton televisi yang masih berjenis tabung usai menyelesaikan kegiatan sehari-hari.

Baca Juga: Heboh Penemuan Mayat Wanita Hamil di Dalam Kamar Kos dengan Kondisi Melahirkan, Kepala Bayi Sudah Keluar!

Tidak jarang sembari menikmati pagi dan sore, Sungadi duduk-duduk di depan pintu semberi melepas bajunya sehingga bobot badannya terlihat jelas.

Ternyata bobot Sungadi sejak kecil tak biasa jika dibandingan anak lainnya, karena pada usia 8 tahun bobotnya sudah mencapai 114 kilogram atau 1,14 kulintal.

"Lha bobot saat lahir di Puskesmas Buras sudah 4,8 kilogram," ungkap ayah Sungadi saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya, Sabtu (21/9/2019).

Baca Juga: Annie Windley, Wanita yang Derita Anorexia Hingga Hampir Mati Namun Hidupnya Selamat Karena Sebatang Cokelat

Diketahui, bobot pemuda yang masih lajang itu terus bertambah hingga kini pada usia 21 tahun telah menembus 1,4 kuintal.

Menurut Suwarno, anaknya sejak dulu memiliki nafsu makan yang berlebih.

"Dulu bisa makan sampai sembilan kali sehari, tetapi sekarang sudah bisa dikurangi," tutur Suwarno mengenangnya.

"Sekarang, Sungadi cuma makan sebanyak tiga hingga lima kali sehari demi kebaikannya," imbuhnya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Menyadari, 10 Jenis Fobia ini Ternyata Paling Banyak Dialami, Kamu Termasuk?

Suka minum es

Sungadi pun membenarkan apa yang disampaikan ayahnya, soal kegemarannya menyantap makanan.

"Sehari, saya bisa makan sampai lima kali," terang Sungadi.

"Saya sukanya makan bakso dan minum minuman dingin, air putih dingin dan es hemaviton," imbuhnya membeberkan.

Dia lantas menceritakan, sejak kecil Sungadi gemar membeli bakso di warung bakso dan mie ayam Berkah Pangestu milik Parji yang berada di sisi barat rumahnya.

Baca Juga: Berniat Hilangkan Lelah, 7 Orang ini Justru Terkena Infeksi Bakteri Kulit Mengerikan Usai Datangi Panti Pijat

"Biasanya, Sungadi memang suka makan di warung bakso sebelah sana," Suwarno menimpali yang dibalas senyuman lebar Sungadi.

Pemilik warung bakso dan mie ayam Berkah Pangestu, Parji membenarkan Sungadi sering makan di warungnya.

Biasanya Sungadi lanjut Parji itu pesan satu porsi bakso dan minuman, yakni air putih dingin atau es hemaviton.

Parji menambahkan, Sungadi mampir makan di warung miliknya saat ia berangkat bekerja di siang hari.

"Ya, sekitar jam 1 atau 2 siang sering mampir ke sini dulu sebelum berangkat," terang Parji.

Baca Juga: Wanita Ini Terpaksa Dilarikan ke Rumah Sakit Lantaran Tubuhnya Mendadak Biru

Ingin Kurus

Di balik tubuhnya yang sangat gemuk, Suwarno membeberkan jika anaknya yang tinggal serumah dengannya selama ini seakan menyempitkan ruang geraknya.

Terutama lanjut dia, saat akan bangun dari tidurnya hingga keperluan mandi dan buang air besar di toilet.

Mengingat bobot badannya yang cukup besar, membuat Sungadi nyaris celaka karena amblas dan masuk ke tempat pembuangan kotoran (septic tank) kala ke toilet.

"Jadi WC yang didudukinya ambrol, karena tidak kuasa menahan berat badannya," ungkap Suwarno.

"Tetapi tidak apa-apa, meskipun saat mengeluarkanya kita kesulitan," jelas dia membeberkan.

Baca Juga: Nggak Cuma Cewek, Cowok Juga Mengharapkan 7 Hal ini dari Pasangannya Masing-Masing

Saat itulah lanjut Suwarno, bagian toilet di dalam rumahnya dibangun dengan cor-coran agar kuat saat digunakan anaknya yang ditinggal oleh ibunya karena meninggal pada usia 2 tahun itu.

"Saya perbaiki WC-nya, hanya toilet yang akhirnya kami tembok," aku dia.

Sebagai ayah, Suwarno pernah berusaha untuk membuat anak kesayangannya memiliki badan ideal seperti anak-anak lainnya.

Bahkan dia merinci pernah membujuk anaknya diperiksa, sehingga pernah diambil darah untuk cek penyakit yang dideritanya, sampai enam sampel darah yang diambil.

"Sungadi bahkan saat mau diambil darahnya minta dibelikan ponsel," paparnya.

"Tapi saya lupa waktunya, kalau tidak salah dari petugas puskesmas," ujar dia menegaskan.

Hasilnya lanjut dia, jika Sungadi tidak memilki penyakit apapun, termasuk penyakit gula karena kondisi bobot badannya tidak biasa.

"Ya kami berharap ada uluran tangan pemerintah, agar berupaya membuat anak kami memiliki berat idel," harap dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul “Kisah Sungadi Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen, Nahas Pernah Masuk Septic Tank karena WC Ambrol”

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : intisari online, tribunnnews.com

Baca Lainnya