GridHype.ID - Kejadian pilu baru saja viral di daerah Lhoksumawe, Aceh.
Seorang bocah berinisial MS (9) berhasil diselamatkan anggota TNI setelah mengalami kekerasan di rumah.
MS diduga telah disiksa ayah dan ibunya di rumah selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Tragis! Ratu Thailand Ini Tewas Terbawa Arus Sungai, Para Pengawal Hanya Diam Tanpa Menolong
Bahkan, MS dipaksa untuk mengemis sejak 2 tahun belakangan.
Kekerasan yang dialami MS ini awalnya diketahui dari laporan tetangga.
Tetangga yang mengetahui kekerasan MS langsung melaporkan kejadian itu ke Babinsa Koramil Banda Sakti.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Antara Ambulans dan Truk di Ruas Tol Pejagan Menewaskan 5 Orang
Melansir Kompas.com, laporan ini dilakukan pada Rabu (18/9/2019) sore hari.
Usai mendapat laporan, anggota TNI langsung mendatangi rumah MS untuk melihat kondisi secara langsung.
Dan tak disangka, saat tim TNI datang MS dalam kondisi tengah dirantai orang tuanya.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Tepung Beras Ternyata Bisa Jadi Obat Jerawat yang Ampuh!
Video penyelamatan MS ini pun langsung viral di media sosial, salah satunya di akun Facebook Yuni Rusmini.
Dari pengakuan MS, dirinya akan disiksa ayahnya jika tidak membawa pulang uang.
"Ayah itu ayah tiri saya.
"Dia memukul, kadang bagian kepala, kalau saya tidak bawa uang hasil mengemis," ujar MS singkat dikutip dari Serambinews.
Baca Juga: Keluarga Bule Beri Kejutan Ultah untuk sang ART, Menangis dan Saling Berpelukan Bak Saudara Sendiri
Uang yang harus dibawa pun tidak sedikit.
MS harus membawa uang Rp 100 ribu agar tidak dirantai.
Meski sudah ketahuan menyiksa anak, ibu MS nyatanya melakukan pembelaan lain.
UI (38) mengaku melakukan itu (merantai) agar sang anak tidak lari dari rumah.
"Kalau enggak lari, gak pulang-pulang, sekolah enggak lagi," begitu ucap sang ibu, sebagaimana yang dikutip dari video yang diunggah oleh akun FB Yuni Rusmini.
Karena tindak kekerasan ini, orang tua MS langsung diamankan kepolisian.
"Saat ini (orangtua korban) kami periksa intensif di Mapolres," ucap Kepala Humas Polres Lhokseumawe Salman Alfarasi.
(*)