Keninginan Eyang Habibie Sebelum Tutup Usia, Ingin Bangun Batam Agar Bisa Bersaing dengan Singapura

Kamis, 12 September 2019 | 13:00
Kolase Gridhype.id

Keninginan Eyang Habibie Sebelum Tutup Usia, Ingin Bangun Batam Agar Bisa Bersaing dengan Singapura

Gridhype.ID – Kabar duka menyelimuti seluruh ngeri, kepergian presiden B.J. Habibie meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan seluruh bangsa Indonesia.

Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta pada Rabu (11/9/2019).

BJ Habibie meninggal di usia 83 tahun akibat penyakit yang dideritanya.

Baca Juga: Jangan Lagi Simpan Ponsel di 8 Tempat Berikut ini Kalau Nggak Mau Terpapar Radiasi yang Sebabkan Kanker

Semasa hidupnya, banyak hal yang telah diperbuat Presiden ketiga RI ini, terutama terhadap pembangunan di Batam, Kepulauan Riau.

BJ Habibie, begitu panggilan akrabnya menginginkan Batam tumbuh pesat pembangunannya dan mampu menyaingi negara tetangga, yakni Singapura.

Bahkan dalam kunjungannya belum lama ini ke Batam, BJ Habibie sempat berpesan dan menginginkan pengelolaan Batam kembali pada konsep awal.

Hal ini menjadi solusi penting untuk menyelesaikan kisruh dualisme kewenangan yang terjadi di Batam saat ini antara BP Batam (Otorita Batam) dengan Pemko Batam, demi pengembangan Batam yang lebih baik.

Baca Juga: Ketika Baret Merah Kebanggaan Kopassus Dibanting Dihadapan Komandannya!

Ide pengembangan Batam: dari Soeharto hingga BJ Habibie

Dia menceritakan ide pengembangan Batam pertama kali dicetuskan oleh Soeharto, sebelum menjadi Presiden.

Saat ada konfrontasi dengan Malaysia, Soeharto ditugaskan di Batam.

Pulau tidak berpenghuni ini letaknya berdekatan dengan Singapura, yang menjadi pusat lalu lintas perdagangan.

Dan ketika Soeharto menjadi Presiden, Soeharto ingin Batam bisa menyaingi Singapura.

Terlebih saat itu Pertamina sedang menikmati hasil keuntungan yang bagus, akibat harga minyak dunia yang tinggi.

Baca Juga: Awalnya Niat Mencari Palu yang Hilang, Petani Asal Inggris ini Malah Temukan Ratusan Benda Emas Senilai Rp 53 Miliar

Tentunya tidak sulit bagi Soeharto untuk membangun Batam menjadi kota yang dapat menyaingi Singapura.

Tahun 1971, Soeharto pun menugaskan Direktur Utama Pertamina Ibnu Sutowo untuk membangun Batam, pertimbangannya karena wilayah Batam dekat dengan daerah operasi Pertamina di Natuna.

Pertamina membangun Batam menjadi lokasi logistik penyimpanan pipa untuk kebutuhan perminyakan.

Baru dua tahun membangun Batam, Pertamina kesulitan keuangan.

Ambil alih pengembangan Batam dari Pertamina

Sehingga di tahun 1973 Soeharto meminta BJ Habibie mengambil alih pengembangan Batam dari Pertamina.

Baca Juga: Kisah Miris di Afrika, Demi Bisa Dapatkan Pembalut Para Siswi ini Rela Lakukan Hubungan Badan Sebagai Pengganti Uang

BJ Habibie meminta agar pengembangan Batam diubah. Dia ingin pengembangan Batam dilakukan dengan caranya sendiri dan Soeharto menyetujuinya.

Untuk bisa mengalahkan Singapura, luas Pulau Batam yang hanya 75 persen dari negara tersebut harus ditambah.

Makanya dia memperluas daerahnya ke pulau lain di sekitarnya yakni Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru, dengan membangun enam Jembatan Barelang.

Sebagai konseptor dan orang pertama yang menjadi Kepala Otorita Batam (BP Batam), BJ Habibie ingin Batam menjadi wilayah khusus ekonomi.

"Batam ini dibangun untuk bisnis dengan harapan mampu menyaingi Singapura," kata Habibie saat berkunjung ke Batam belum lama ini.

BJ Habibie ingin Batam menjadi ujung tombak pembangunan dan modernisasi Indonesia. Hingga akhirnya Batam diarahkan menjadi pusat industri di dalam negeri.

Soal dualisme kewenangan BP Batam dan Pemkot Batam

Saat ini dia cukup puas dengan pembangunan Batam yang sudah cukup maju, dibandingkan saat pertama kali dirinya masuk ke Batam.

Baca Juga: Terlalu Sering Minum Es Teh, Pria Paruh Baya ini Alami Kerusakan Parah Pada Ginjalnya, Peringatan Untuk yang Suka Minuman Dingin

Meski begitu, dia mengakui masih ada permasalahan yang menghambat, terutama terkait dualisme kewenangan antara BP Batam dan Pemerintah Kota Batam.

Bahkan untuk menimaliair dualisme kepemimpinan tersebut, Bapak Otorita Batam ini mengaku sangat setuju Batam menjadi provinsi tersendiri atau terlepas dari Kepulauan Riau.

"Saya setuju Batam dijadikan provinsi istimewa dan sudah seharusnya Batam terpisah dari Kepulauan Riau untuk menjadi ujung tombak pusat ekonomi daerah terdepan Indonesia," jelas BJ Habibie.

Dengan begitu, Batam bisa lebih cepat maju dengan konsep sebagai kota ekonomi, bila perlu menjadi kota pysat casino seperti Singapura dan Malaysia.

"Yang penting sistemnya diperjelas, dan hanya diperuntukan untuk orang asing saja bukan orang Indonesia," paparnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Harapan BJ Habibie Membangun Batam untuk Saingi Singapura"

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com, intisari online