“Sehari-hari anak itu jual es warna-warni pasar pintu. Anaknya juga pendiam dan terkadang main hadroh,” kata Kepala Desa Banjarsari Kulon, Bambang Hermawan dilansir dari Kompas.com.
Dalam uraiannya, Bambang Hermawan memastikan bahwa pemuda yang ditangkap polisi itu adalah warganya.
Namun, ia belum bisa memastikan alasan penangkapan MAH.
“Itu memang warga kita. Cuma kami belum bisa konfimasi dalam arti masalahnya apa belum tahu.
Karena belum ada pemberitahuan dari kepolisian,” ujar Bambang Hermawan.
Ibu dari MAH yang bernama Prihatin (48) membeberkan soal kondisi anaknya.
Dia tak percaya jika anaknya seorang peretas.
Ia kaget saat anak kedua dari 3 bersaudara itu dijemput 4 orang polisi.
Menurut Prihatin, anaknya hanya menamatkan pendidikan hingga Madrasah Aliyah, tidak sempat kuliah karena keterbatasan dana.
Sang ayah yaitu Jumanto (54), sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.