Namun, kedoknya mulai terbongkar setelah beragam kejanggalan terus-menerus terjadi.
Pertama, pada saat itu situasi ekonomi sedang memburuk karena krisis pasca Perang Dunia.
Namun dia terus melakukan kebaikan, dengan mengabaikan situasi ekonominya.
Kedua, Denke saat itu sangat miskin, dia tidak mampu membeli apapun karena hiper-inflasi.
Ketiga, hiper-inflasi menyebabkan semua barang menjadi mahal dan menyebabkan uang tidak berharga.
Tetapi bagaimana bisa Denke masih menjual daging acar dengan harga murah?
Namun, situasi ini dibiarkan karena kegagalan pertanian dan kekurangan makanan menyebabkan orang-orang memilih membeli daging Denke daripada kelaparan.
Awalnya tidak ada yang menaruh curiga pada Denke, hingga akhirnya 21 Desember 1924 seorang pria bernama Vincenz Oliver dengan berdarah-darah keluar dari rumah Denke sambil berteriak minta tolong.
Setelah seorang dokter merawat luka-luka Olivier, korban mengatakan bahwa Denke menyerangnya dengan kapak.
Pihak berwenang menangkap Denke dan menginterogasinya.