GridHype.ID - Indonesia sempat mengalami lonjakan tajam di bulan Juli 2021.
Pemerintah langsung menerapkan berbagai kebijakan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 ini.
Hasilnya kini, kasus Covid-19 di Tanah Air mulai menurun dan mendekati tren positif.
Angka kasus Covid-19 di Indonesia sendiri menurut jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito terkendali.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengatakan situasi pandemi virus corona di Indonesia terus menunjukkan perbaikan.
Dikutip dari Kompas.com, Menurut Jokowi, kini rumah sakit tak lagi disesaki pasien Covid-19. Pusat isolasi pasien di berbagai kota pun mulai melonggar.
"Satu setengah tahun dalam selubung pandemi Covid-19 kondisi Indonesia beranjak membaik dalam beberapa pekan belakangan ini," kata Jokowi, melalui akun Instagram miliknya, @jokowi, Senin (27/9/2021).
Status level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di berbagai daerah juga turun, bahkan tidak ada lagi wilayah di Jawa-Bali yang berstatus level 4.
Pusat perbelanjaan, rumah ibadah, tempat wisata juga sudah mulai dibuka. Sekolah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Tentu ini berkat penerapan PPKM, vaksinasi massal, serta kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan," ujar Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi mengatakan, virus corona tidak akan hilang sepenuhnya dari muka bumi dalam waktu yang lama. Pandemi diprediksi bakal menjadi endemi.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat bersiap hidup berdampingan bersama Covid-19 dengan tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan ketat, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Tetaplah waspada dan jangan pernah lengah, Covid-19 tetap mengintai di sekitar kita," kata Jokowi.
Justru kondisi bertolak belakang dengan negara tetangga Indonesia, yakni Singapura.
Dilansir dari Intisari Onlinemenurut Chanel News Asia Minggu (26/9/21), Singapura mencatatkan jumlah infeksi baru tertinggi sejak epidemi Covid-19 muncul tahun lalu.
Sebanyak lebih tinggi dari 1.650 infeksi yang tercatat pada 24 September.
Dari 1.939 infeksi baru, 1.934 berada di komunitas, termasuk 398 di asrama. Jumlah kasus terinfeksi Covid-19 di atas 60 tahun pada 26 September sebanyak 417 kasus.
Kementerian Kesehatan Singapura juga mengumumkan dua kematian lagi akibat Covid-19, sehingga jumlah total kematian akibat penyakit tersebut di Singapura menjadi 78.
Pada September saja, Singapura mencatat 23 kematian, level tertinggi dalam sebulan.
Dua kematian baru di Singapura adalah orang berusia di atas 60 tahun dan memiliki kondisi medis yang mendasarinya, tidak pernah menerima vaksin Covid-19.
Hingga 26 September, Singapura mencatat total 87.892 kasus Covid-19.
Singapura sebanyak 1.203 pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit, termasuk 172 kasus parah dan 30 kasus membutuhkan oksigen kritis membutuhkan perawatan agresif (ICU).
Ada 168 kasus parah terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun.
Dalam 28 hari terakhir, 98% infeksi komunitas di Singapura tidak menunjukkan gejala atau ringan. Tingkat orang yang divaksinasi lengkap dengan vaksin dan dipastikan terinfeksi Covid-19 adalah 51,6%.
Wabah terbesar yang tercatat pada 26 September di Singapura terjadi di pusat grosir Panjang, dengan 64 kasus.
Pusat tersebut akan ditutup selama 3 hari untuk disinfeksi, yang untuk sementara mempengaruhi perdagangan buah dan sayuran di Singapura.
Pada 24 September (waktu setempat), Singapura menyatakan telah memutuskan untuk memperketat pembatasan untuk mencegah epidemi Covid-19 dalam konteks jumlah kasus masuk harian yang meningkat pesat.
Reuters mengatakan bahwa meskipun Singapura adalah negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, jumlah kasus baru Covid-19 di sini telah melampaui 1.000 kasus dalam beberapa hari terakhir.
Puncaknya pada 23 September, Singapura mencatat rekor tertinggi kasus positif SARS-CoV-2 dalam sehari dengan 1.504 orang.
Dalam sebuah pernyataan pada 24 September, Kementerian Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, "Banyak orang dengan Covid-19 dengan gejala ringan masih pergi ke rumah sakit untuk perawatan, tetapi kami melihat ini tidak terlalu diperlukan."
Diketahui sekitar 82% penduduk Singapura telah divaksinasi lengkap dengan 2 dosis vaksin.
Akibatnya, 98% kasus baru Covid-19 yang tercatat di negara tersebut tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan.
Namun, pejabat Singapura mengatakan bahwa lonjakan kasus baru dalam beberapa hari terakhir menjadi tantangan bagi sistem kesehatan di negara ini.
Oleh karena itu, Singapura telah memutuskan untuk memperketat peraturan tentang pencegahan Covid-19.
Secara khusus, orang hanya akan diizinkan untuk berkumpul tidak lebih dari 2 orang di tempat umum, bukan 5 orang seperti saat ini.
Para lansia dihimbau untuk tetap berada di rumah. Kantor pindah ke kerja jarak jauh. Siswa sekolah dasar terus belajar online hingga 7 Oktober.
Taman kanak-kanak masih buka, tetapi orang tua didorong untuk menjaga anak-anak mereka di rumah. Peraturan ini akan berlaku mulai 27 September hingga 24 Oktober.
(*)