2. Bertindaklah sebagai teman curhat
Seorang pasien kanker metastatis menghadapi banyak tantangan terlebih satu tahun pertama setelah terdiagnosa, termasuk tantangan ekonomi maupun psikososial.
“Sebagai seorang teman, bersikaplah sabar dan penuh empati bagi pasien dalam kesehariannya, sehingga dapat menjadi tempat curhat pasien,” ujar Nurlina.
Baca Juga: Wanita Harus Tahu, Ini Ciri Kanker Payudara yang Harus Diwaspadai
3. Pilih dan sajikan informasi yang baik dan benar
“Banyak informasi beredar yang bisa menyesatkan seperti pengobatan alternatif, sehingga caregiver harus kompak dengan keluarga dalam mendukung pasien dengan memfilter informasi, dan selalu bisa berkomunikasi mengenai kondisi pasien dan apabila dibutuhkan pendampingan.
Keluarga dan pendamping harus bersatu padu dalam mensupport pasien, disini keluarga merasakan manfaat dengan kehadiran pendamping,” kata Nurlina.
Tentang informasi di media sosial, dokter Cosphiadi menjelaskan bahwa semua sudah memahami potensi hoaks, namun dalam kondisi tertekan atau depresi, seringkali pasien atau keluarga ingin mencari tahu untuk mendapatkan asupan yang lebih.
Seperti suplemen, obat-obatan alternatif, dan lain sebagainya, meski tanpa adanya data-data ilmiah.
Oleh sebab itu, seorang caregiver harus bisa mengikuti informasi terkini dan mampu memberikan informasi yang benar kepada pasiennya.
Dokter Cosphiadi juga menekankan bahwa komunikasi antara dokter, perawat dan dengan caregiver sangatlah penting agar dapat memahami cara merawat yang efektif, dan menyampaikan informasi kepada pasien untuk terus berkonsultasi dengan dokter tentang opsi-opsi perawatan dan terapi inovatif kanker yang tersedia guna meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Dorong pasien untuk bersosialisasi dengan kelompok support penyintas dan pasien kanker