Follow Us

Kasus Covid-19 di Indonesia Kian Melonjak, Ini Dia Perbedaan dari Gejala Umum Virus Corona dengan Gejala Covid Varian Delta yang Wajib Kamu Waspadai

Helna Estalansa - Kamis, 15 Juli 2021 | 13:15
Ilustrasi penyebaran COVID-19 varian Delta.
Pixabay

Ilustrasi penyebaran COVID-19 varian Delta.

GridHype.ID - Pandemi Covid-19 hingga kini masih menjadi momok mengerikan bagi semua orang di seluruh dunia.

Selain menimbulkan dampak yang mengerikan, virus corona atau Covid-19 juga bisa mengancam nyawa penderitanya.

Bahkan belum lama ini, pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia menembus angka baru.

Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin AstraZeneca Diklaim Efektif hingga 92 Persen Lawan Virus Corona Varian Delta

Melansir dari Kompas.com, melihat data milik pemerintah hingga Rabu (14/7/2021) pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 54.517 orang yang terjangkit Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Dan di hari tersebut pula, pandemi Covid-19 sudah melanda Indonesia tepat pada 500 hari.

Angka itu pun menjadi rekor tertinggi penambahan pasien Covid-19 dalam sehari selama pandemi.

Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 kini berjumlah 2.670.046 orang terhitung dari diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Baca Juga: Virus Covid-19 Varian Delta Mulai Menggila, ini Alasan Dianjurkan Pakai Dua Masker di Saat Genting Seperti Sekarang

Informasi tersebut disampaikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kepada wartawan, Rabu sore.

Data tersebut juga bisa diakses melalui laman covid19.go.id yang diperbarui setiap sore.

Sementara itu, peningkatan lonjakan kasus Covid-19 kemungkinan juga disebabkan karena munculnya varian delta.

Seperti yang diketahui, Varian Delta pertama kali diidentifikasi muncul di India, memiliki sifat sangat mudah menular dan lebih berbahaya.

Baca Juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Covid-19 Varian Delta Juga Infeksi Anak-anak, Kenali Gejalanya Mulai dari Pernapasan Hingga Ruam-ruam di Kulit

Dikutip dari forbes.com, varian delta dikenal juga sebagai B.1.617.2, menjadi jenis baru dari Covid-19.

Risiko yang ditimbulkan dari varian delta tampaknya lebih mengerikan dari virus corona pada umumnya.

Varian Delta menyumbang sekitar 25 persen kasus, meningkat setiap harinya di Kansas.

Lalu apa bedanya gejala umum virus corona dengan varian delta?

Baca Juga: Harap Dicatat! Ini Dia Gejala Covid-19 Varian Delta pada Anak-anak yang Perlu Kamu Waspadai

Dikutip dari who.int via Tribunnews.com, berikut ini adalah gejala virus corona yang paling umum hingga yang parah:

- Demam

- Batuk kering

- Kelelahan

- Kehilangan rasa atau bau

- Hidung tersumbat

- Konjungtivitis (juga dikenal sebagai mata merah)

- Sakit tenggorokan

- Sakit kepala

- Nyeri otot atau sendi

- Berbagai jenis ruam kulit

- Mual atau muntah

- Diare

- Menggigil atau pusing

- Sesak napas

- Kehilangan selera makan

- Kebingungan

- Nyeri atau tekanan terus-menerus di dada

- Suhu tinggi (di atas 38 °C)

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Naik, Studi Terbaru Lewat Alat Deteksi Kekebalan Virus Corona Sebut Tidak Semua Orang Terinfeksi dan Tergantung Imunitas Seseorang

Gejala Virus Corona Varian Delta:

- Sakit perut

- Hilangnya selera makan

- Muntah

- Mual

- Nyeri sendi

- Gangguan pendengaran

- Sakit kepala

- Sakit tenggorokan

- Pilek Demam

Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Disebut Mampu Menular Hanya karena Berpapasan, Begini Jawaban Kemenkes

Jika kamu mengalami gejala-gejala COVID-19, sebaiknya segera lakukan isolasi mandiri.

Dalam Instagram resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dituliskan, isolasi mandiri dilakukan selama 10 hari sejak dinyatakan terjangkit COVID-19.

Jika tidak berkurang, tambahkan waktu isolasi selama 3 hari hingga kamu terbebas dari gejala demam dan gangguan pernapasan.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Diklaim Efektif hingga 94 Persen Cegah Resiko Rawat Inap Varian Delta

Dikutip dari Instagram @kemenkes_ri, selain virus corona jenis baru varian delta, masyarakat juga perlu mewaspadai varian B.1.1.7 atau varian Inggris dan varian B.1.3.5.1.

Tingkat penularan dari varian baru di Indonesia mencapai 36 hingga 75 persen.

Maka Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat mengurangi mobilitas dengan tetap berada di rumah dan mematuh aturan protokol kesehatan yang berlaku.

(*)

Source : Kompas.com, Tribunnews.com

Editor : Helna Estalansa

Baca Lainnya

Latest