GridHype.ID - Kisah asmara putra bungsu Presiden Jokowi masih menjadi sorotan publik.
Telah menjalin kasih dengan Felicia Tissue selama 5 tahun hingga pernah diajak pulang ke Solo untuk hadiri pernikahan sang kakak, kini harus kandas di tengah jalan.
Kaesang Pangarep sempat mengumbar janji untuk naik pelaminan dengan Felicia Tissue ini justru muncul dengan kekasih barunya, Nadya Arifta.
Mengaku sudah memutuskan hubungannya dengan sang mantan sejak Januari lalu,kisah asmara Kaesang menjadi heboh lantaran pernyataan dari ibunda Felicia, Meilia Lau.
Meilia menyebut Kaesang menghilang tanpa kabar usai berjanji akan menikahi putrinya di akhir 2021.
Hal inilah yang membuat istilah ghosting menjadi ramai diperbincangkan publik.
Bahkan, tak sedikit netizen yang menyebut Kaesang dengan sebutan tukang ghosting.
Lantas, apa arti sebenarnya dari ghosting?
Melalui video yang diunggah kanal Youtube Indosiar pada Jumat (12/3/2021), psikolog Kasandra Putranto menjelaskan maksud dari istilah ghosting.
"Saya ingin menyampaikan ghosting itu sebenarnya adalah perilaku yang paling banyak muncul di perilaku berhutang lalu kemudian menghilang," jelasnya.
Namun, Kasandra juga tak menyangkal ghosting juga ada dalam kehidupan asmara.
"Di dalam hubungan, baik pacaran maupun menikah, ghosting di pernikahan juga ada walau jumlahnya kecil," sambungKasandra.
Tak hanya itu, Kasandra pun turur menyampaikan tanggapannya terkait kabar yang tengah ramai di kalangan publik.
"Jadi kalau kita bicara kontennya, yang bersangkutan sudah menjawab bahwa harusnya itu menjadi konsumsi pribadi lalu kemudian jangan menjadi konsumsi publik," ujarnya.
Kasandra juga tak memungkiri jika hubungan asmara yang putus di tengah jalan merupakan kejadian yang menyakitkan.
"Bahwa yang memang dalam hubungan percintaan tidak jadi, tidak naik sampai ke pelaminan itu kan memang sakit, dan yang jelas pasti akan memberikan luka pada masing-masing, bisa laki-laki bisa perempuan," terangnya.
Ia jugamenegaskan bahwa kedua belah pihak baik yang ditinggalkan maupun meninggalkan sama-sama bisa merasa terluka.
"Yang meninggalkan tentu akan dianggap lebih enak, lebih nyaman karena dia kan yang meninggalkan," ujarnya.
"Padahal yang sebenarnya, kalau dari sisi psikologis tidak demikian. Bisa jadi dua-duanya sama-sama terluka," pungkas Kasandra.
(*)