Gridhype.id- Ratu Elizabeth II menjadi wanita pemimpin Inggris dengan masa kekuasaan terlama.
Semenjak ditetapkan menjadi seorang Ratu diusianya yang masih sangat muda, Ratu Elizabeth II memimpin negaranya dengan penuh kasih.
Semenjak dimahkotai pada 68 tahun yang lalu, tapatnya 6 Februari 2952, Ratu Elizabeth juga didampingi oleh Pangeran Philip yang menjadi pasangannya.
Pernikahan Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip bahkan tercatat sebagai pernikahan terlama yang bertahan dalam sejarah kekuasaan negara Inggris.
73 Tahun sudah tepatnya pada 20 November 1947 Pangeran Philip mendampingi sang Ratu.
Saat menikahi Letnan Philip Mountbatten di Westminster Abbey pada 20 November 1947, usia sang Ratu saat itu masih 21 tahun.
Hubungan pernikahan keduanya juga merupakan yang terlama dari penguasa Inggris mana pun.
Pangeran Philip telah mendampingi sang Ratu melalui masa-masa baik dan buruk.
Pangeran Philip yang saat ini berusia 98 tahun telah pensiun dari kehidupan publik dan lebih banyak tinggal di rumah keluarga di real Sandringham di Norfolk.
Sementara sang Ratu (94) masih bekerja keras.
Selama lebih dari tujuh dekade Pangeran Philip telah berada di sisi Ratu Elizabeth.
Pasangan ini telah bertahan melalui ujian dalam pernikahan mereka, sementara pasangan kerajaan lainnya telah gagal.
Namun, sebuah film dokumenter baru mengungkap jalan berliku pasangan tersebut menuju ke altar pernikahan.
Dilansir dari Express, sebelum Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth menikah di Westminster Abbey pada 20 November 1947, ada penentangan sengit di lingkungan kerajaan untuk persatuan dan keraguan besar di antara keluarga dekat ratu.
Philip dari Yunani dianggap oleh banyak orang istana tidak cocok menjadi pasangan Putri yang saat itu berusia 21 tahun.
Philip dinilai sombong dan berasal dari latar belakang yang tidak sesuai untuk Putri.
Dengan wajahnya yang tampan, ada juga yang takut bahwa Philip tidak akan setia.
Baca Juga: Mengungkap Kebengisan Raja Dubai, Istri Keenamnya Sampai Kabur ke Inggris Lantaran Takut Dibunuh
Paman Philip yang ambisius dan licik, Lord Louis Mountbatten, bertekad bahwa tidak ada yang akan menghalangi keponakannya menikahi Elizabeth.
Penelitian tentang Pangeran Philip: The Plot to Make a King telah menemukan dokumen yang sebelumnya tidak dipublikasikan, mengungkapkan perebutan kekuasaan.
Mereka juga mewawancarai beberapa teman dekat Philip untuk penelitian itu.
Kisah cinta Elizabeth dan Philip dimulai pada tahun 1939.
Selama kunjungan rutin Kerajaan ke Dartmouth Naval College di mana Philip sebagai seorang calon perwira, Mountbatten mengatur keponakannya untuk mendampingi Putri Elizabeth dan Margaret.
Bagi Elizabeth, hari suramnya berubah oleh pemuda gagah itu dan Mountbatten memastikan Philip selalu berada di sisi Elizabeth.
Elizabeth tergila-gila pada Philip, keduanya sibuk saling surat-menyurat dan diklaim Elizabeth tidak pernah melirik Pria lain selain Philip.
Philip melayani Inggris dengan segala perbedaannya selama perang, dan dia tetap berhubungan dengan Elizabeth.
Kepada seorang petugas pencatat percakapan Philip mengaku bahwa pamannya punya ide untuk Philip menikahi Elizabeth dan Philip sendiri sangat menyukai Elizabeth.
Di Istana Buckingham dan para politisi ada kekhawatiran tentang romansa mereka akan berkembang.
Sejarawan Piers Brendon mengatakan, "Mereka pikir Philip bukan seorang gentlemen. Mereka mengira dia kasar, tidak sopan dan arogan."
Mereka menduga Philip mungkin tidak setia pada Elizabeth.
Pernikahan orangtua Philip sendiri berakhir setelah ibunya menderita masalah mental.
Namun, batu sandungan terbesar adalah perkawinan tiga saudara perempuan Philip dengan anggota Nazi.
Pada tahun 1937, Philip difoto di Jerman pada pemakaman salah seorang saudari bersama dengan barisan prajurit yang memberi hormat kepada Nazi.
Mountbatten masih membantu memperjuangkan Philip dan mendorong pernikahan Elizabeth dan Philip, namun Philip meminta pamannya untuk tidak terlalu ikut campur.
Sejarawan kerajaan Christoper Wilson mengatakan, "Mereka tidak suka Philip dan mereka kejam kepadanya."
Pada kunjungan ke Skotlandia tahun 1946, Philip mengumpulkan keberanian untuk melamar Elizabeth.
Elizabeth sangat senang dan langsung menerimanya, tetapi sang Raja masih tidak yakin.
Dia bersikeras menunda setahun dan memberi putrinya waktu untuk mempertimbangkannya.
Baca Juga: Mengungkap Kebengisan Raja Dubai, Istri Keenamnya Sampai Kabur ke Inggris Lantaran Takut Dibunuh
Elizabeth tak goyah dengan keinginannya menikahi Philip dan Mountbatten melobi para jurnalis dan politisi untuk mendukung mereka.
Pada tahun 1947, Philip diberikan kewarganegaraan Inggris yang memungkinkan Istana Buckingham menganggapnya sebagai seorang pria Inggris.
Setelah itu, Philip dari Yunani berubah menjadi Philip Mountbatten.
Pertunangan diumumkan pada bulan Juli.
Namun, ada serangan dari menit-menit terakhir sebelum pernikahan, bukan karena pilihan mempelai wanita, namun karena tekanan yang dia tahu akan datang karena menikahi keluarga Kerajaan Inggris.
Philip tidak pernah menyesali pernikahannya, tetapi dia dikatakan bertanya pada kerabat di pagi hari upacara, "Apakah saya sangat berani atau sangat bodoh?"
Meskipun ada keluarga kerajaan yang lebih suka jika pernikahan keduanya tdak terjadi, namun banyak pula kegembiraan yang muncul karena pernikahan itu.
Setelah Elizabeth dinobatkan sebagai ratu, Philip dipaksa meningalkan karier angkatan laut tercintanya.
Dia kemudian menghabiskan waktu untuk berjalan setia mendukung istrinya sebagai ratu. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul,"Usia Pernikahannya Sudah 72 Tahun, Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip Ternyata Hampir Batal Menikah Karena Banyak Hal Ini, 'Apakah Saya Sangat Berani atau Sangat Bodoh?'"