Follow Us

Kisah Mery Bell, Psikopat Muda yang Lakukan Pembunuhan Berantai Saat Usia 11 Tahun Demi Kesenangannya

None - Senin, 29 Juni 2020 | 12:15
Marry Bell
chroniclelive.co.uk

Marry Bell

Gridhype.id – Psikopat merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang bisa membuat suatu individu melakukan kekerasan hingga pembunuhan demi memuaskan kesenangannya.

Kisah psikopat bukan hanya ada dalam film atau novel, tapi juga banyak ditemukan kasusnya di dunia nyata.

Salah satunya ada kisah psikopat muda yang menjadi seorang pembunuh berantai saat usianya masih 11 tahun.

Baca Juga: Masa Kecilnya Terlihat Lucu dan Menggemaskan, Namun 12 Anak ini Justru Tumbuh Menjadi 'Monster' Kejam Sepanjang Sejarah

Ia adalah Mary Bell, psikopat asal Inggris yang terbukti bersalah atas pembunuhan dua balita pada tahun 1968 lalu.

Pada pertengahan musim panas tahun 1968 di Scotswood, London, Inggris dikejutkan dengan penemuan mayat bocah laki-laki.

Diketahui anak laki-laki tersebut bernama Martin Brown yang berusai 4 tahun.

Ia ditemukan terbujur kaku dan tak bernyawa di sebuah rumah kosong dengan darah dan air liur yang menetes di pipinya.

Baca Juga: Libatkan 10 Dokter Kejiwaan, Polisi Masih Belum Berhasil Ungkap Motif Pembunuhan Bocah 5 Tahun yang Dilakukan Remaja 16 Tahun di Sawah Besar

Karena tak ditemukan tanda tanda kekerasan, polisi menyimpulkan jika kematian Martin hanya karena kecelakaan yang tak disengaja.

Namun, beberapa minggu kemudian, polisi kembali dikagetkan dengan kematian Brian Howe yang baru berusia 3 tahun.

Brian ditemukan tewas di tempat dimana anak-anak biasa bermain di kawasan Scotswood.

Brian ditemukan dengan berbagai luka aneh.

Ada bekas tusukan di pahanya, alat kelaminnya sebagian dimutilasi, dan rambutnya dipotong.

Baca Juga: 9 Jenis Pekerjaan ini Bisanya Dilakoni Oleh Psikopat, Salah Satunya Jurnalis dan Marketing

Beberapa hari setelah penemuan mayatnya, polisi baru menyedari jika di perutnya terukir huruf "M" yang dibuat menggunakan benda tajam seperti gunting atau silet.

Warga pun panik melihat kematian dua anak dalam selang waktu tak terlalu lama.

Polisi pun mulai curiga dengan anak-anak di sekitar daerah tersebut.

Mereka mulai mengawasi perilaku anak-anak di sana.

Saat mengawasi, polisi curiga dengan gerak-gerik dua anak perempuan yang selalu terlihat aneh saat bermain bersama anak-anak lain.

Akhirya polisi mencoba mengintrogasi anak-anak yang sering bermain di taman itu.

Baca Juga: Putuskan Menikah dengan Polisi, Pedangdut Uut Permatasari Curi Perhatian dengan Penampilan Sederhananya Saat Pergi ke Pasar

Batapa terkejutnya polisi saat mengintrogasi dua anak yang mereka curigai.

Norma Bell yang baru berusia 13 tahun terlihat semangat saat ditanyai tentang pembunuhan tersebut.

Selama introgasi bahkan Norma selalu tersenyum seolah pembunuhan ini adalah lelucon dan hal yang menyenangkan.

Tak hanya Norma, polisi juga mengintrogasi Mary Bell, yang berusia 11 tahun.

Mary Bell psikopat cilik
Rebel Circus

Mary Bell psikopat cilik

Baca Juga: Waspada, 7 Makanan ini Bisa Menurunkan Gairah Seksual Pada Pria, Salah Satunya Olahan Susu

Berbeda dengan Norma, Mary lebih tertutup dan menghindar saat ditanya.

Anehnya saat ditanya tentang pembunuhan, Mary mengaku melihat Brian bersama seorang anak laki-laki sebelum kematiannya.

Namun setelah diselidiki anak laki-laki yang dimaksud Mary ternyata sedang berada di bandara saat pembunuhan terjadi.

Selain itu Mary juga menyebutkan ia melihat gunting sebelum kematian Brian.

Padahal gunting adalah barang bukti rahasia dalam kematian Brian.

Seorang polisi bahkan melihat Mary yang bahagia menyaksikan peti Brian di bawa dari rumahnya.

Baca Juga: Satu Sendok 'Tanaman Ajaib' ini Setara dengan Sporsi Sayuran, Jadi Solusi Buat Kamu yang Nggak Suka Makan Sayur Nih

Mary terlihat tertawa dan menggosok kedua tangannya.

Namun anehnya Mary malah menuduh Norma melakukan pembunuhan ini.

Norma yang kaget akhirnya menceritakan yang sebenarnya.

Ternyata Norma ada saat Mary Membunuh Brian.

Dan dengan bantuan Norma akhirnya polisi berhasil menangkap Mary.

Anehnya saat persidangan, Mary mengaku membunuh karena semata-mata untuk kesenangannya.

Baca Juga: Dengan Modal Rp50 Juta, Kamu Sudah Bisa Membangun Rumah Idamanmu dengan Metode ini, Tertarik?

Mendengar pengakuan Mary, hakim menyatakan bahwa dia adalah orang yang berbahaya dan merupakan ancaman serius bagi anak-anak lain.

Mary pun dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.

Mary Bell bebas pada tahun 1980, saat usianya 23 tahun.

Ia dibebaskan dengan syarat diawasi segala tingkah lakunya di masyarakat.

Selain itu, Mary Bell diberi identitas baru untuk memberinya kesempatan hidup baru dan melindunginya dari perhatian media.

Ia terpaksa pindah beberapa kali untuk menghindari hantaman dan pencarian media.

Sampai akhirnya pada 1984 ia dan keluarganya ditemukan oleh awak media.

Semua orang mengepung rumahnya dan ingin ia dihukum lagi.

Namun, ternyata ia dilindungi oleh pemerintah karena masa tahanannya telah berakhir dan ia memiliki hak untuk hidup terlepas dari masa lalunya yang kelam. (*)

Artikel ini telah tayang di Nova dengan judul “Berusia 10 Tahun, Inilah Pembunuh Berantai Paling Sadis Tahun 1968”

Source : Nova

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Baca Lainnya

Latest