Namun rambut kemaluan dan ketiak cenderung lebih terlihat dan kasar.
Baca Juga: Menguak Misteri Wanita Bahu Laweyan dari Tanah Jawa, Sang 'Pemangsa' Pasangannya Sendiri
Untuk diketahui, diyakini bahwa jumbai rambut di sekitar alat kelamin, serta di bawah lengan, melepaskan feromon, yang dapat bertindak sebagai alat bantu erotis.
Feromon terperangkap di kemaluan ketika kelenjar apokrin melepaskan sekresi yang tidak berbau pada permukaan kulit yang bergabung dengan bakteri yang diuraikan oleh sekresi kelenjar sebaceous.
Aroma yang dihasilkan berbeda untuk individu karena kompleks genetik yang disebut Major Histocompatability Complex (MHC).
Studi menunjukkan bahwa wanita tertarik pada pria dengan Major Histocompatability Complex yang sangat berbeda dari mereka.
Studi pun menunjukan, hal tersebut secara genetik mampu melawan penyakit.
Dengan bahasalain, Major Histocompatability Complex, bisa menjaga kesehatan manusia, khususnya disekitar organ intim. Terlebih organ intim wanita yang rentan terkena infeksi.
Selain itu, bagi sebagian orang, aroma dari area ini “terlihat” dan secara sadar meningkatkan gairah seksual.
Bagi yang lain, feromon mungkin tidak jelas tetapi dapat dideteksi secara tidak sadar.
Teori Zaman Prasejarah