Kenali Waktu yang Tepat Periksa ke Dokter Saat Sakit Kepala, Waspadai Risikonya

Selasa, 24 Januari 2023 | 08:00
Freepik

Sakit kepala

Gridhype.id-Sakit kepala menjadi salah satu keluhan yang kerap dirasakan banyak orang.

Penyebab sakit kepala pada dasarnya sangat beragam, demikian pula cara mengatasinya.

Kerap dianggap enteng, sakit kepala bisa membawa masalah besar jika tidak segera diatasi.

Sakit kepalaadalah salah satu keluhan kesehatan yang paling kerap dikeluhkan. Bahkan, bisa dikatakan semua orang pernah mengalami hal ini.

Mulai dari flu hingga tumor otak memiliki gejalasakit kepala. Hal ini tentu menjadi pertanyaan, kapankah sakit kepala perlu kita periksakan?

"Ketika saya melakukan pemeriksaan fisik, saya akan bertanya tentang sakit kepala," kata Michael Munger, seorangdoketrlayanan primer di Overland Park, A.S dikutip dariWashington Post, Sabtu (27/01/2018).

Munger juga menyebut bahwa ia selalu terkejut bahwa banyak pasien yang mengalami sakit kepala namun tidak memeriksakannya.

"Beberapa orang hanya membiarkannya," sambungnya.

Mulai dari Ringan hingga Berat

Beberapa sakit kepala yang umum dirasakan adalah sakit kepala tegang, sakit kepala sinus, dan migrain.

Sakit kepala tegang dirasakan sekitar 30 hingga 70 persen populasi, kata Nauman Tariq, direktur PusatSakit Kepaladi John Hopkins Medicine, Baltimore.

Sakit kepala jenis ini biasanya ringan dan dapat diredakan dengan penghilang rasa sakit yang tanpa resep dokter.

Baca Juga: Padahal Rasakan Sakit Kepala di Level 10, Indra Bekti Masih Sempat Lontarkan Candaan pada Sang Istri, Aldila Jelita: Astaghfirullahaladzim

Sedangkan migrain dirasakan 12 hingga 27 persen populasi, ujar Tariq. Kisaran tersebut memiliki tingkat keparahan dan frekuensi, "dari dua kali migrain selama setahun menjadi sakit kepala yang dirasakan setiap hari," katanya.

Obat yang biasa dibeli di toko atau warung dan obat yang diresepkan dokter, sama-sama termasuk dalam kelompok obat triptan, yaitu Imitrex, Zomig, dan Maxalt.

Sedangkan sakit kepala sinus biasanya adalah hasil dari kelebihan lendir di saluran hidung yang berhubungan dengan alergi, pilek, atau flu. Sakit kepala jenis ini bisa dikurangi dengan Antihistamin atau dekongestan.

Munger, yang juga merupakan presiden American Academy of Family Physicians menyebut bahwa sakit kepala seringkali tidak berbahaya.

Tapi dia juga mengingatkan bahwa hal ini bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius deperti tumor otak atau aneurisma.

"Anda tidak ingin orang bereaksi berlebihan, tapi Anda juga tidak ingin mereka untuk tidak peduli," kata Munger.

Jadi, kapankah Anda harus memeriksakan sakit kepala Anda?

Tentu saja hal ini tergantung pada frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala. Terutama seberapa besar sakit kepala ini mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

sakit kepala

Kapan Perlu Memeriksakan Diri?

Penggunaan obat warung mungkin bisa meredakan sakit kepala Anda. Tapi obat ini punya risikonya sendiri.

"Obat warung tampaknya aman, tapi tidak begitu saat dikonsumsi," kata Tariq.

"Penggunaan jangka panjang atau sering dapat menimbulkan akibat yang lebih berbahaya dari sakit kepala itu sendiri," imbuhnya.

Baca Juga: Bukan Jatuh di Kamar Mandi, Indra Bekti Tengah Lakukan Hal Ini saat Ditemukan Pingsan di Toilet

Misalnya saja, aspirin atau ibuprofen dapat menyebabkan pendarahan gastrointestinal (usus atau lambung), tukak lambung, dan masalah ginjal jika digunakan dalam jangka panjang.

Selain itu, obat tylenol juga dapat menyebabkan kerusakan hati jika digunakan dalam dosis tinggi.

Untuk itu, Anda perlu mengenali ciri sakit kepala yang harus diperiksakan ke dokter.

"Lebih dari dua sakit kepala dalam seminggu atau sakit kepala yang berlangsung selama lebih dari dua minggu," ungkap Munger saat ditanya kapankah waktu yang tepat untuk memeriksakan sakit kepala

Meski menetapkan aturan tersebut, Munger menyebut bahwa gejala di atas tidak berarti keadaan darurat. Tapi keadaan tersebut berarti bahwa seseorang harus diperiksa.

Memeriksakan diri ke dokter mungkin bisa membuat seseorang mengetahui pemicunya.

"Tujuannya adalah untuk menghindari pemicu," kata Tariq.

Cara Membedakan Sakit Kepala Biasa dan Berbahaya

Tariq menyebut bahwa pemicu sakit kepala yang umum adalah makanan tertentu, dehidrasi, alkohol, kurang tidur, perubahan cuaca, siklus menstruasi, pekerjaan, dan stres.

Selain itu, saat melakukan pemeriksaan dapat ditemukan jenis sakit kepala yang kita rasakan.

Dokterjuga akan mencari gejala lain, seperti mati rasa atau kesemutan, mual, gangguan bicara, atau masalah ingatan.

Gejala-gejala tersebut biasanya mengindikasikan kondisi yang lebih serius.

Baca Juga: Aneka Tips Kesehatan, Biasa Bikin Sakit Kepala, Simak Cara Atasi Hidung Mampet Ketika Tidur, Posisi Bantal Ketika Berbaring Jadi Kunci

"50 persen orang dengan sakit kepala kronis juga memiliki gangguan gelisah dan depresi," kata Tariq.

"Mengatasi masalah tersebut, dengan psikoterapi dan pengobatan, dapat membantu mengatasi sakit kepala," imbuhnya.

Cara Mengatasi Sakit Kepala

Saat melakukan pemeriksaan, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan. Tapi untuk menyembuhkan sakit kepala, obat bukanlah satu-satunya solusi.

Untuk sakit kepala tegang, Munger menyarankan pijatan leher dan bahu untuk meringankan rasa sakitnya.

Dia juga menyebut mengubah posisi di meja kerja dapat membantu meredakan jenis sakit kepala ini.

Pelepasan stres juga berperan, kata Munger.

"Jika Anda berada di bawah tekanan yang berlebihan, cobalah teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi," tutupnya.

Artikel ini telah tayang dikompas.comdengan judulKapan Sakit Kepala Harus Diperiksakan ke Dokter?

Baca Juga: Tips Kesehatan, Ampuh Obati Diabetes, Begini Cara Bikin Jamu Temulawak Brotowali yang Enak dan Mudah Dimasak di Rumah

(*)

Tag

Editor : Puspita Rahayu

Sumber Kompas.com