Benarkah Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan? Begini Kata Ahli

Minggu, 15 Januari 2023 | 05:00
freepik.com

Ilustrasi bahagia

GridHype.ID -Siapa sih yang tak membutuhkan uang di era seperti ini?

Hampir semua orang pasti menjawab bahwa kita butuh uang ya.

Apalagi uang penting untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.

Seperti misalnya membeli makanan, pakaian, menyewa tempat tinggal, dan sebagainya.

Namun, tidak semua hal bisa didapatkan dengan uang.

Banyak orang yang mengatakan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan.

Benarkah demikian?

Untuk mengetahui jawabannya secara ilmiah, sebuah penelitian yang dilakukan di University of Bath, Inggris, telah menganalisis hubungan antara uang dan kebahagiaan.

Benarkah uang tidak bisa membeli kebahagiaan?

Melansir BBC Science Focus Magazine, pada tingkat yang paling mendasar, hal-hal yang membuat kita bahagia atau setidaknya yang memicu respons positif dan penghargaan di otak kita adalah hal-hal yang memenuhi kebutuhan biologis dasar kita.

Dalam hal ini, manusia sebagai makhluk hidup memiliki banyak kebutuhan untuk memastikan kelangsungan hidupnya, seperti makanan, air, udara, tidur, dan keamanan.

Baca Juga: Siapa Bilang Uang Tak Bisa Beli Kebahagiaan? Sains Ungkap Fakta Menarik Dibaliknya

Otak kita mengenali hal-hal tersebut sebagai 'signifikan secara biologis' sehingga jika kita mendapatkannya, kita merasa bahagia.

Karena otak manusia dapat membuat lompatan intuitif dan abstrak, ia dapat dengan mudah mengenali bahwa menerima uang berarti dapat lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan.

Meski demikian, tidak berarti bahwa lebih banyak uang secara otomatis berarti lebih bahagia.

Uang mungkin dikenali oleh otak kita sebagai hal yang signifikan secara biologis, tetapi ada batas untuk manfaat hal-hal yang signifikan secara biologis tersebut.

Misalnya, makan makanan yang disukai selalu menyenangkan, tetapi pada titik tertentu kita akan merasa kenyang dan makan lebih banyak menyebabkan perut tidak nyaman.

Ini juga berlaku untuk hal-hal seperti tempat berlindung dan keamanan.

Misalnya, membangun terlalu banyak "perlindungan" di sekitar diri kita bisa membuat kita merasa terisolasi dan tertindas.

Kemudian, ada fenomena pembiasaan, yaitu ketika bagian dasar otak kita belajar untuk tidak bereaksi terhadap hal-hal yang terjadi secara terprediksi dan dapat diandalkan.

Hal ini dibuktikan dalam studi tahun 2011 yang dilakukan oleh Dr. Ruth Krebbs di Ghent University, Belgia.

Studi tersebut menjelaskan alasan mengapa hal-hal yang baru, yang yang mengejutkan dan tidak terduga, seringkali lebih menyenangkan daripada hal-hal yang sudah biasa dikenal.

Dalam banyak kasus, hal yang sama juga berlaku untuk uang.

Baca Juga: Betah Menjanda, Celine Evangelista Pernah Tolak Uang Bulanan Rp2 Miliar dari Sosok Ini hingga Dijadikan Istri Kesekian

Menerima gaji rutin setiap bulan memang menyenangkan, tetapi menerima uang tak terduga, meskipun jumlahnya lebih sedikit, seringkali membuat kita lebih bahagia.

Selain itu, ketika kita secara aktif dan nyata membutuhkan uang untuk kelangsungan hidup kita, mendapatkan uang menjadi hal yang sangat membahagiakan.

Tetapi, menurut penelitian San Francisco State University, ketika kita melampaui titik itu, yakni saat kita sudah aman secara finansial, uang masih bisa bermanfaat, tetapi kekuatannya untuk membuat kita bahagia berkurang secara signifikan.

Rangsangan berbasis pengalaman yang lebih psikologis, seperti bepergian, menjalin hubungan baru, membantu orang lain, dan sebagainya, bisa membuat kita lebih bahagia.

Di dunia modern, kita mungkin membutuhkan uang untuk melakukan hal-hal tersebut, tetapi hubungan uang dengan kebahagiaan lebih tidak langsung, yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan langsung memberi imbalan dengan sendirinya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sains Buktikan Uang Bisa Membeli Kebahagiaan, tapi Ada Batasnya"

Baca Juga: Digadang Bakal Dapat Keberuntungan, Inilah Sederet Arti Mimpi tentang Uang

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya