Diperiksa Imbas Kasusnya, Pesulap Merah Tegaskan Hanya Ingin Mengedukasi Masyarakat Soal Kebohongan Para Dukun

Minggu, 25 Desember 2022 | 12:00
Grid.ID/Ragillita Desyaningrum 

Pesulap Merah alias Marcel Radhival ketika ditemui di Polres Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).

Gridhype.id-Eksistensi Marcel Radhival atau yang lebih dikenal denganPesulap Merahmemang melejit imbas kontroversinya dengan dunia perdukunan.

Namun siapa sangka dibalik hal tersebut,Pesulap Merahmengatakan bahwa ia hanya ingin mengedukasi masyarakat Indonesia.

Pesulap Merahmenilai bahwa hingga saat ini masih banyak orang Indonesia yang percaya dengan hal-hal gaib.

Melalui kuasa hukumnya, Pesulap Merahmenyebut bahwa hal tersebut terdaftar sebagai PT.

"Apa yang Bang Marcel sampaikan adalah edukasi. Dia ini terdaftar, dia punya PT," ujar Agustinus Naka selaku kuasa hukumPesulap Merah.

Ia lantas membandingkan hal tersebut dengan praktik perdukunan yang ada di Indonesia.

"Sekarang, mana ada LSM dukun yang mewakili seluruh dukun Indonesia? Mana surat kuasanya?" lanjutnya seperti dilansir darikompas.com.

Terlibat kisruh dengan Persatuan Dukun Indonesia,Pesulap Merahnyatanya menemukan hal positif dari hal itu.

Marchel menyebut bahwa niatnya untuk mengedukasi masyarakat luas kini dapat terwujud.

"YaAlhamdulillah, edukasi saya jadi tersebar ke banyak orang," kata Marcel.

"Yang tadinya enggak kenal saya, jadi penasaran nih. 'Memang apa sih yang diedukasi?'. Ya memang ternyata banyak dukun yang menggunakan trik," sambung Marcel.

Bukan main,Pesulap Merahbahkan seolah tak takut dengan perseteruannya tersebut.

Baca Juga: Tak Ada Angin dan Hujan, Pesulap Merah Mendadak Datangi Polres Jaksel Jalani Pemeriksaan Dicecar 43 Pertanyaan

Jika dirinya terbukti salah dalam mengedukasi, maka ia rela jika Persatuan Dukun Indonesia melakukan hal gaib kepada dirinya.

"Simplekalau sama saya sebenarnya. Ayolah, dukun-dukun siapa pun di Indonesia, kalau memang laki, pembuktian ilmunya kepada saya," tegas Marcel.

Marchel lantas memberikan penjelasan lebih lanjut soal penafsiran dukun yang ia maksud.

Tegas, ia menilai bahwa dukun merupakan sosok penipu yang berlindung dibalik agama dan budaya.

"Saya menjelaskan, dukun itu tukang tipu dan tukang cabul yang berkedok agama atau budaya yang biasanya menggunakan keajaiban untuk penipuan," jelasnya.

"Itukan definisi dukun yang saya maksud,” kata Marcel lebih lanjut.

Grid.ID/Ragillita Desyaningrum
Grid.ID/Ragillita Desyaningrum

Pesulap Merah sambangi Polres Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).

“Yang saya maksud itu sebenarnya. Yang menggunakan alat-alat atau trik untuk mengelabui pasiennya,” tutur Marcel.

Untuk diketahui,Pesulap Merahbaru saja menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat (23/12/2022) lalu.

Pemeriksaan yang dilakukan selama 4 jam tersebut merupakan imbas dari sebuah laporan atas dugaan ujaran kebencian.

Sayangnya,Pesulap Merahmengaku tidak mengenal sosok pelapor itu.

"Tadi sih namanya Agustiar bin Ismail, saya juga enggak kenal tuh," ujar Pesulap Merah dilansir dariTribun Gorontalo.

Ia menduga bahwa pelapor bernama Agustiar tersebut adalah murid dari dukun berinisial R.

Baca Juga: Kerap Jalani Ritual Mistis, Roro Fitria Justru Tuding Suaminya Lakukan Praktik Syirik hingga Minta Pesulap Merah untuk Lakukan Ini

"Penyebaran kebencian katanya, tuduhannya. Jadi laporan yang ini, dari yang dukun tua itu," sebut pesulap bernama asli Haris Setianto itu.

"Dukun tua yang inisial R yang koar-koar terus tapi sayangnya dia enggak berani pakai nama pribadi buat ngelaporin saya," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan soal risiko yang bakal dialami oleh pelapor jika ia mempermasalahkannya.

"Karena kalau dia pakai nama pribadi, ketika saya permasalahkan kan dia yang kena, akhirnya dia pakai muridnya. Jadi parahnya dia adalah mengorbankan muridnya untuk ngelaporin saya," ungkapnya.

Pada pemeriksaan tersebut,Pesulap Merahdicecar 43 pertanyaan oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: Serang Balik Tudingan Mantan Suami Main Dukun, Roro Fitria Siap Gandeng Pesulap Merah Buktikan Andre Irawan Lakukan Praktik Syirik

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Kompas.com, Tribun Gorontalo

Baca Lainnya