Tamu Undangan Resepsi Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono Dilarang Kenakan Batik Parang Lereng, Kenapa?

Rabu, 07 Desember 2022 | 09:00
Instagram/erinagudono

Tamu undangan pernikahan Kaesang-Erina dilarang pakai batik parang lereng.

GridHype.ID -Ada sejumlah larangan yang perlu diketahui para tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahan Kaesang dan Erina.

Seperti diketahui, resepsi pernikahan Kaesang dan Erina ini akan berlangsung di Pura Mangkunegaran, Solo pada Minggu (11/12/2022).

Terkait hal tersebut, para tamu undanganresepsi pernikahan Kaesang dan Erina diminta tidak mengenakan batik parang lereng.

Bukan tanpa sebab, hal inisesuai dengan aturan yang memang sudah diberlakukan sejak lama di kompleks bersejarah di Surakarta itu.

Mengenalbatik parang lereng

Mengutip Kompas.com, batik parang lereng adalah salah satu motif tradisional khas Jawa yang paling terkenal, baik dari Solo maupun Yogyakarta.

Ciri khas motif batik parang ini adalah bentuk diagonal yang tegas sehingga membentuk keindahan tersendiri.

Sekilas, susunan motif batik parang menyerupai huruf S, atau ombak laut yang saling berkaitan tidak terputus.

Konon katanya motif ini diciptakan oleh Panembahan Senapati yang terinspirasi gerakan ombak di Laut Selatan.

Makna yang tersirat dari pola garis melengkung pada motif parang yaitu ombak lautan dengan tenaga alam.

Secara filosofis motif batik parang memiliki arti untuk tidak pernah menyerah sedangkan kontinuitasnya bermakna sebuah perjuangan yang tidak pernah putus.

Baca Juga: Ada yang Belum Kantongi Undangan Pernikahan Kaesang dan Erina, Gibran: Undangan Itu Bertahap...

Selain itu, garis yang miring di motif ini merupakan lambang kekuasaan, kebesaran, kewibawaan, dan kecepatan gerak.

Terlepas keindahan desain dan kekayaan maknanya, tidak semua orang diperbolehkan mengenakannya karena motif ini hanya boleh dipakai oleh kalangan bangsawan.

Pada tahun 1785, bahkan muncul larangan secara resmi bagi rakyat jelata memakainya, bertepatan dengan era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Yogyakarta.

Motif parang menjadi salah satu batik larangan bersama dengan kawung, udan liris, dan beberapa desain lainnya.

Hal tersebut juga sempat dijelaskan olehSekretaris Umum Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad, Murdijati Gardjito.

"Parang barong hanya boleh dikenakan oleh raja, atau sering disebut dengan 'pengageman ndalem'."

"Motifnya bentuk dasarnya letter S yang jarak masing-masing diatas 12 cm," ujar Murdijati.

Grid.id

Motif batik parang lereng.

Sementara motif batik parang lainnya seperti parang rusak Gendreh boleh dipakai oleh para keturunan raja atau sultan, istri para pangeran dan patih.

Sedangkan motif batik parang rusak klithik dipakai untuk istri dan selir para putra mahkota.

Oleh sebab itu, batik dengan motif parang sebaiknya memang tidak dipakai di area Kraton Solo maupun Yogyakarta.

Baca Juga: Bakal Jadi Pernikahan Termegah Tahun Ini, Tamu Undangan Resepsi Kaesang dan Erina Disebut Capai 6000 Orang

Andong dan becak jadi transportasi tamu undangan

Keberangkatan tamu undangan pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono dari lokasi parkir Stadion Manahan dan Benteng Vastenburg, rencananya menggunakan andong dan becak.

Dua mode transportasi ini dipilih untuk melengkapi 202 bus yang disediakan untuk tamu undangan, oleh Panitia penikahan.

Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Agus Suryo Nugroho mengatakan, jarak antara Benteng Vastenburg menuju Pura Mangkunegaran sekitar 1,2 kilometer.

"Waktu 8 menit perjalanan berangkat menggunakan becak. Kemudian untuk waktu pulangnya sekitar 12 menit," kata Agus, pada Selasa (6/10/2022).

Sedangkan jarak tempuh dari Stadion Manahan menuju Pura Mangkunegaran, yakni 3,2 kilometer.

Waktu tempuh saat berangkat membutuhkan sekitar 17 menit.

"Kemudian, padal (perwira pengendali) di lapangan jalur andong harus bijak."

"Kami lakukan pengamanan secara optimal, karena jalur andong ini melintas di rel, tadi kami coba kebetulan ada dua kali kereta melintas," ujar dia.

Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama, Kaesang Pangarep Beberkan Ajak Nikah Erina Gudono Usai 2 Bulan Berpacaran

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya