NGERI! Ilmuwan Temukan Virus Zombie yang Telah Beku Ribuan Tahun, Singgung Bahayanya Jika Dicairkan

Sabtu, 03 Desember 2022 | 20:00

Virus zombie berusia lebih dari 48.500 tahun ditemukan ilmuan di danau beku. Jika pemansan global terus terjadi dengan cepat, es mencair ini yang terjadi.

GridHype.ID - Saat dunia masih berkutat dengan virus corona, para ilmuwan kembali menemukan virus berbahaya.

Bukan virus baru, rupanya para ilmuwan ini menemukan sejumlah virus yang telah membeku sejak ribuan tahun lalu.

Ya, sejumlah virus yang ditemukan di bawah danau di wilayah Siberia, Rusia ini ditemukan telah membeku selama lebih dari 48.500 tahun.

Usut punya usut, belasan virus yang ditemukan membeku selama ribuan tahun ini dinamakan sebagai virus zombie.

Proses pencairan 'virus zombie'

Melansir Kompas.comdari Fortune, Rabu (30/11/2022), peneliti tidak sengaja menemukan kembali virus-virus purba melalui proses pencairan permafrost kuno.

Permafrost adalah tanah yang membeku yang biasa ditemukan di Kutub Utara, dan umumnya bekuan es itu berusia ribuan tahun.

Pencairan permafrost kuno yang terjadi karena perubahan iklim dinilai dapat menimbulkan ancaman baru bagi manusia.

Hal tersebut diungkap para peneliti yang menghidupkan kembali hampir dua lusin virus, termasuk salah satu virus zombie itu.

Adapun peneliti Eropa memeriksa sampel kuno yang dikumpulkan dari permafrost di wilayah Siberia, Rusia.

Mereka menghidupkan kembali dan mengkarakterisasi 13 patogen baru, yang mereka sebut 'virus zombie'.

Baca Juga: Virus Corona Makin Berkembang, Gejala Umum Covid-19 Berubah-ubah

Para penelitimenemukan bahwa 'virus zombie' tersebut tetap menular meskipun sudah ribuan tahun terperangkap di tanah beku.

Risiko menghidupkan virus

Tim peneliti dari Rusia, Jerman, dan Perancis mengatakan, risiko biologis menghidupkan kembali virus yang mereka pelajari sama sekali tidak berarti.

Ini karena strain yang mereka targetkan mampu menginfeksi mikroba amoeba.

Potensi kebangkitan virus yang dapat menginfeksi hewan atau manusia jauh lebih bermasalah.

Kemudian, mereka memperingatkan bahwa pekerjaan mereka dapat diekstrapolasi untuk menunjukkan bahwa bahaya itu nyata.

“Ada kemungkinan permafrost kuno akan melepaskan virus yang tidak diketahui saat ini saat pencairan,” tulis mereka dalam sebuah artikel yang diposting ke bioRxiv repositori pracetak yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Berbagai macam virus purba

Tak hanya itu, para ilmuwan juga mengatakan mengenai daya hidup virus saat terpapar udara luar.

Menurut mereka, 'virus-virus zombie' yang ditemukan ini tetap dapat menular.

“Berapa lama virus ini dapat tetap menular setelah terpapar kondisi luar ruangan, dan seberapa besar kemungkinan mereka akan bertemu dan menginfeksi inang yang sesuai dalam interval tersebut, masih belum dapat diperkirakan,” bunyi penjelasan tersebut.

Baca Juga: WASPADA Omicron XBB, Kemenkes Singgung Soal Prokes dan Vaksin Booster

Meski begitu, para ilmuwan juga memperingatkan bahwa kemungkinan risikonya akan meningkat dalam konteks pemanasan global.

Artinya, ketika tindakan pencairan permafrost akan terus meningkat, maka akan lebih banyak orang yang akan menghuni Kutub Utara.

Dilansir dari First Post, virus tertua dari daftar virus ini telah diidentifikasi sebagai Pandoravirus yedoma.

Yakni virus beku yang diidentifikasi mampu kembali ke keadaan menginfeksi organisme lain.

Sedangkan virus bernama Cedratviruses diekstraksi dari Sungai Lena Rusia, semenanjung Kamchatka, dan dari lumpur yang mengalir ke Sungai Kolyma.

Selain itu, ada pula satu sampel Pithovirus yang dikumpulkan dari sejumlah besar wol mammoth.

Varian lain dari Pacmanvirus, yang dikaitkan dengan beberapa kasus demam babi di Afrika, dilaporkan ada di sisa-sisa usus beku serigala Siberia yang berusia 27.000 tahun.

Dalam studi yang ada, peneliti menyebutkan bahwa setiap kenaikan suhu satu derajat Celsius, terdapat sekitar 1,5 juta mil persegi permafrost yang bisa mencair.

Juga melepaskan gas berbahaya, seperti karbon dioksida dan metana ke udara, dari tumbuhan dan hewan yang sudah membeku dan terperangkap ribuan tahun di bekuan es.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir! Simak 10 Gejala Varian Baru Virus Omicron XBB yang Terdeteksi Masuk Indonesia

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com