Bakal Terjadi 8 November Mendatang, Inilah Mitos Gerhana Bulan yang Masih Diyakini Masyarakat Dunia hingga Saat Ini

Jumat, 04 November 2022 | 12:00
freepik.com

Gerhana Bulan

Gridhype.id-Fenomena gerhana bulan tentunya menjadi momen unik yang mencuri perhatian masyarakat luas.

Tahun ini, fenomena unik gerhana bulan diketahui bakal terjadi pada 8 November 2022 yang akan datang.

Gerhana bulan selama ini kerap dikaitkan dengan cerita atau mitos yang beredar di masyarakat.

Sejumlah daerah memiliki cerita dan mitos masing-masing terkait gerhana bulan dan gerhana matahari.

Pada dasarnya, gerhana bulan merupakan fenomena di mana bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis yang lurus.

Akibat posisi tersebut, tidak ada sinar matahari yang bisa dipantulkan ke permukaan bumi.

Dari berbagai macam jenis gerhana bulan, salah satu yang cukup mencuri perhatian adalah gerhana bulan total.

Gerhana bulan total juga kerap disebut dengan istilah blood moon karena warnanya yang akan tampak kemerahan.

Warna kemerahan tersebut disebabkan oleh pembiasan sinar matahari yang secara selektif oleh atmosfer bumi.

Menjadi salah satu fenomena langka, adakah bahaya dari gerhana bulan total bagi manusia?

Siapa sangka, bahaya gerhana bulan total kerap dikaitkan dengan mitos yang ada di masyarakat.

Masyarakat zaman dahulu menganggap bahwa gerhana bulan total dapat membahayakan ibu hamil.

Baca Juga: Gerhana Bulan Akan Terjadi 19 November 2021, Digadang Jadi Terlama Sepanjang Abad Ini, Catat Lokasinya!

Meskipun demikian, tanggapan tersebut ternyata hanya mitos semata.

Dilansir dari laman intisari.id, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara gerhana bulan total dengan ibu hamil.

Pasalnya, tidak ada bukti ilmiah yang ditemukan sejauh ini berkaitan dengan dua hal itu.

Pada pula anggapan yang menyebut bahwa gerhana bulan dapat membahayakan penglihatan.

Namun pada kenyataannya, menyaksikan gerhana bulan juga tidak akan berdampak pada mata, tidak seperti menonton gerhana matahari.

Secara ilmiah, gerhana bulan memang mempengaruhi kondisi bumi.

BMKG menjelaskan bahwa gerhana bulan total memberikan dampak pada kondisi permukaan laut.

Posisi bulan sangat berpengaruh terhadap pasang surut air laut dan permukaan bumi.

Kondisi tersebut lantas dikenal dengan istilah spring tide atau pasang surut purnama.

Mitos Gerhana Bulan

Beragam mitos mengenai gerhana bulan banyak diyakini oleh masyarakat Indonesia.

Salah satu mitos yang hingga saat ini masih diyakini adalah membuat suara gaduh agar gerhana bulan tersebut cepat berlalu.

Baca Juga: Jangan sampai Terlewat, Inilah Waktu dan Cara Melihat Gerhana Matahari Sebagian Terlama Abad Ini, Yuk Simak Ulasannya!

Konon katanya, masyarakat bisa menciptakan suara gaduh tersebut dengan cara memukul gendang, besi, dan sebagainya.

Dilansir dari Banjarmasin Post, kisah mitologi kuno mengatakan bahwa gerhana terjadi karena matahari hilang dimakan oleh serigala.

Agar serigala ketakutan dan memuntahkan kembali sang bulan, maka orang-orang harus membuat suara berisik dan memukul benda-benda yang ada di dalam rumah.

Masyarakat Tiongkok juga percaya bahwa gerhana bulan terjadi lantaran seekor naga yang marah dan memakan bulan.

Oleh sebab itu, masyarakat Tiongkok akan membunyikan petasan agar naga ketakutan dan mengembalikan bulan yang telah dimakan.

Baca Juga: Masih Banyak Dipercaya, Video Ibu Hamil Ngumpet di Kolong Kasur Saat Gerhana Bulan Viral, Takut Sang Bayi Terlahir Seperti ini

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber intisari, Banjarmasin Post