GridHype.ID - Tragedi Halloween Itaewon, Korea Selatan menyisakan duka mendalam.
Tragedi ini terjadi ketika ratusan orang memadati salah satu distrik terkenal di Seoul ini.
Sebanyak 155 orang tewas akibat tragedi berdarah.
Mengutip dari Kompas.com, Hingga Minggu (30/10/2022) pukul 10.00 malam waktu setempat, polisi mengonfirmasi jumlah korban meninggal dunia akibat tragedi pesta Itaewon berjumlah 154 orang.
Sebanyak 26 di antara korban yang tewas itu merupakan warga negara asing, yaitu 14 dari negara termasuk Iran, Cina, Uzbekistan, Rusia, Amerika Serikat, Prancis, Vietnam, Norwegia, Kazakhstan, Sri Lanka, Thailand dan Austria.
Lebih dari 80 persen korban tewas berusia 20-an dan 30-an, tetapi setidaknya empat di antaranya adalah remaja.
Sementara itu, sebanyak 133 orang yang dilaporkan terluka, 15 di antaranya adalah warga negara asing.
Sehari setelah insiden tragis itu terjadi, kawasan Itaewon dipadati oleh beberapa warga, pejalan kaki, dan korban yang masih ada sejak malam sebelumnya.
Orang-orang yang kecewa berkumpul di belakang garis polisi di seberang jalan sambil menunggu kabar terbaru.
Di tengah tragedi Halloween Itaewon ini, justru terdapat pihak yang memanfaatkan hal ini.
Seorang perawat justru membuat konten di tengah tragedi Halloween Itaewon.
Dilansir Tribunnewsmaker.com, perawat ini adalah karyawan pria dari dari Seoul National University.
Ia pun tunjukkan kegiatannya di rumah sakit kala tragedi pesta Hallowwn di Itaewon ini terjadi.
Video ini pun sontak langsung mendapatkan kecaman dari publik.
Pasalnya, video ini dianggap tak berempati pada kejadian ini.
Perawat ini pun dikritik habis-habsian gegara tak bekerja namun malah sibuk sendiri membuat vlog.
Warganet pun sampai ramai-ramai lakukan downvote di video dan tuliskan kalimat kritikan di kolom komentar.
Usai mendapatkan kritikan ini, perawat tersebut bukannya intropeksi diri.
Ia pun malah tak terima dengan kritikan yang diberikan netizen.
Sang perawat pun akui kalau dirinya tunjukkan pengalamannya kala bantu korban tragedi Halloween di Itaewon.
Perawat ini pun mengatakan kalau sebenarnya saat itu bukanlah shift-nya bekerja.
Namun, ia pun rela datang dan tak mendapatkan bayaran.
"Saya benar-benar kesal melihat banyak komentar negatif di video ini,
Saya dihubungi oleh rekan kerja dan dibantu di sana selama 3 jam tanpa dibayar,
Saya mengedit video ketika saya sudah pulang kerja,
Ada yang komentar 'Kamu harusnya menyelamatkan pasien daripada syuting', padahal aku hanya merekam ketika tidak ada pasien,
Ada juga orang yang meninggalkan komentar kebencian untuk para dokter, tapi saya seorang perawat,
Video ini murni buatan saya, tidak ada hubungannya dengan perawat lain di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul,
Ada yang bilang aku harus bahagia karena videoku banyak yang dilihat,
Aku memfilmkan ini untuk menunjukkan kepada kalian bahwa aku melakukan yang terbaik dalam melakukan pekerjaan saya sebagai petugas kesehatan,
Saya minta maaf karena menyebabkan ketidaknyamanan bagi banyak orang," tulisnya.
Tulisan ini pun kembali dikecam karena hal ini dianggap tak miliki rasa simpati pada korban.
Netizen pun bahkan menulis kritik di website resmi rumah sakit.
Beberapa saat kemudian, postingan video ini pun langsung dihapus.
Kini nasib sang perawat sendiri pun belum diketahui.
Namun, netizen pun berharap agar perawat tersebut dipecat.
Akibat tragedi berdarah ini, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan masa berkabung nasional selama satu minggu penuh.
(*)