Akhir Hidup Pria Paling Kesepian di Dunia, Ditemukan Meninggal Setelah 40-50 Hari Kematiannya

Kamis, 20 Oktober 2022 | 17:30
dok. via Kompas.com

Kisah Pria Paling Kesepian di Dunia: Sembunyi di Dalam Lubang dan Meninggal di Atas Hammock

GridHype.ID - Banyak orang tak mengetahui bagaimana kisah hidup pria yang dijuluki sebagai pria paling kesepian di dunia.

Imbas pengasingan dan isolasi total selama beberapa tahun lamanya, kehidupan pria paling kesepian di dunia ini tidak pernah terekspos.

Hingga akhir hidupnya, pria paling kesepian ini pun diketahui meninggal dunia di kawasan tempat tinggalnya.

Mengutip Kompas.com, pria yang dijuluki sebagai pria paling kesepian di dunia, diketahui meninggal pada 23 Agustus 2022.

Dilansir dari Times of India (30/8/2022), pria tersebut ditemukan tewas di wilayah adat Tanaru di negara bagian Rondônia, Brasil.

Pada tanggal 23 Agustus 2022 saat patroli rutin, seorang agen Funai (Badan Urusan Adat) Altair José Algayer menemukan pria tersebut.

Ia ditemukan terbaring di tempat tidur gantung di luar gubuk yang terbuat dari jerami.

Algayer mengatakan bahwa kematian itu alami alias tak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan di tubuhnya.

Diperkirakan, pria paling kesepian di dunia itu meninggal di usia 60 tahun.

Bagaimana kisah hidupnya hingga bisa dijuluki pria paling kesepian di dunia?

Simak kisah lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Innalillahi, Clerence Cynthia Meninggal Dunia akibat Kanker Langka, Sempat Minta Hal Ini Pada Rio Alief

Man of the hole atau manusia lubang

Tak ada sumber yang bisa menyebutkan siapa nama pria tersebut.

Namun beberapa sumber mengatakan bahwa pria tersebut adalah generasi terakhir yang tersisa dari suku asli Amazon yang tidak tersentuh di Brasil.

Laki-laki tersebut hidup dalam pengasingan dan isolasi total selama 26 tahun terakhir hidupnya, dalam sebuah gubuk sederhana.

Pria yang hidup seorang diri ini juga dijuluki dengan sebutan "Man of the Hole" lantaran iasering menggali lubang yang dalam untuk beberapa alasan.

Pertama, adalah untuk berburu dan menjebak binatang untuk kemudian dimakan. Kedua, ia menggali lubang untuk tempat persembunyian.

Selama berpuluh-puluh tahun, laki-laki ini hidup dalam ketakutan sehingga ia sering membuat lubang untuk bersembunyi.

Masih dari sumber yang sama, Times of India, trauma tersebut ada lantaran diyakini bahwa lebih dari setengah penduduk sukunya dibunuh pada tahun 1970-an oleh para peternak.

Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 1995, enam anggota sukunya terbunuh dalam serangan oleh penambang ilegal, dan dia ditinggalkan sendirian.

Pada tahun 1996, Badan Urusan Adat Brasil mengetahui keberadaan laki-laki tersebut dan mulai melakukan pengawasan dan penjagaan meski dari kejauhan.

Menunggu kematian datang

Baca Juga: Idap Kanker Langka, Rio Alief Ungkap Kronologi Clerence Chyntia Meninggal Dunia

Menurut Marcelo dos Santos, seorang ahli adat, pria itu sepertinya tahu bahwa dia akan mati sehingga dia menutupi tubuhnya dengan bulu burung macaw.

Jadi ketika ditemukan, laki-laki paling kesepian di dunia ini terbaring di hammock dengan bulu-bulu burung menutup tubuhnya, dilansir dari Peoples Gazzete.

"Ia nampak menunggu kematian, namun tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhnya," ujar Santos kepada media.

Selepas dicek oleh ahli medis, dipastikan pria tersebut sudah meninggal 40 hingga 50 hari sebelum akhirnya ditemukan oleh petugas.

Ketika petugas patroli mendekat, nampak gubuknya masih sangat utuh, tak ada tanda orang lain masuk ke dalamnya.

Hal ini memastikan satu hal, bahwa laki-laki paling kesepian di dunia tersebut hidup dan menyongsong maut dalam kesendirian.

Suku asli pria tersebut tak banyak diketahui masyarakat Brasil, lantaran suku itu terkenal selalu mengisolasi kehidupannya sehingga tak tersentuh masyarakat lain.

Bahkan, bahasa komunikasi mereka pun berbeda. Namun tak ada yang tahu pasti, bahasa apa yang mereka gunakan.

Menurut Fiona Watson dari Survival International, pria itu melambangkan kekerasan dan kekejaman mengerikan yang menimpa masyarakat adat.

Wilayah dekat perbatasan Brasil dengan Bolivia sendiri sering disebut sebagai Wild West Brasil, di mana konflik tanah sering diselesaikan dengan kekerasan.

Baca Juga: Innalillahi, Mama Coco di Kehidupan Nyata Meninggal Dunia, Penggemar Ikut Berduka

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya