Gridhype.id- Menonton gajah sirkus selalu menjadi hal yang menyenangkan bagi banyak orang.
Namun siapa sangka, ada sebuah kisah pilu di balik kehidupan gajah sirkus yang justru tidak banyak diketahui orang.
Salah satu gajah sirkus bernama Topsy merupakan gajah yang penurut meskipun dirinya banyak mendapat siksaan.
Seolah tak tahan dengan siksaan tersebut, Topsy yang berusaha melawan justru mendapat perlakuan semakin tidak menyenangkan.
Bagaimana tidak, dirinya justru dijatuhi hukuman mati dengan cara disetrum pada 4 Januari 1993.
Dilansir dari intisari.id, Topsy diperkirakan lahir pada tahun 1875.
Sayangnya, ia tidak bisa menikmati hidup di alam liar seperti kebanyakan gajah yang lain.
Pasalnya, ia ditangkap oleh pemburu sejak masih bayi kemudian dikelola untuk dijadikan hewan sirkus.
Diijemput oleh raja sirkus bernama Adam Forepaugh, Topsy akhirnya sampai di tempat barunya.
Sayangnya, Forepaugh justru membual telah menemukan gajah kelahiran Amerika pertama.
Selama bertahun-tahun lamanya, Topsy mematuhi aturan yang dibuat oleh tuannya.
Namun, ia justru mendadak dianggap sebagai gajah jahat lantaran membunuh salah satu pekerja sirkus bernama J. Fielding Blound.
Baca Juga: Seekor Gajah di Thailand Sengaja Merusak Tembok Dapur Warga untuk Merampas Makanan, Begini Kisahnya
Diketahui bahwa kala itu Blound telah memasuki kandang gajah di pagi hari dan melakukan hal yang tak diketahui jelas hingga saat ini.
Topsy yang merasa ketakutan lantas mencoba melindungi diri meraih Blound dengan belalainya dan menghempaskannya ke tanah.
Sejak saat itu, predikat gajah nakal lantas melekat di belakang nama Topsy.
Gajah sirkus ini lantas berpindah tangan ke Luna Park di Coney Island.
Namun sayangnya, di tempat tersebut Topsy mendapat tekanan dari pelatih bernama William Whitney.
Whitney diketahui pernah menusuk Topsy dengan garpu rumput sehingga darah mengalir di wajah dan panggulnya.
Meski Whitney ditangkap dalam kasus tersebut, insiden itu tetap menyebut bahwa Topsy menjadi alasan di baliknya.
Kejadian tersebut akhirnya membuat Whitney dipecat dan Topsy tak memiliki pelatih dan pengasuh.
Alhasil, pengelola memutuskan untuk membunuh Topsy.
Awalnya, mereka berencana untuk menggantung Topsy di hadapan penonton.
Keputusan tersebut tentunya menuai kemarahan kelompok hak asasi hewan.
Siapa sangka, hidup Topsy ternyata benar-benar berakhir dengan cara disetrum.
Tanggal 4 Januari 1993, para petugas membawa Topsy ke prosesi kematiannya.
Dalam perjalan Topsy tetiba berhenti dan tidak bisa digerakkan oleh apapun.
Hal tersebut membuat para petugas harus menyeret semua kabel ke sisi tubuh Topsy untuk dieksekusi.
Bukan hanya itu, petugas juga terlebih dahulu memberi Topsy makan berupa wortel bersianida guna memastikan kematiannya.
Setelah semua wortel tertelan oleh Topsy, tetiba listrik beraliran 6.600 volt dialirkan ke tubuhnya dan membuatnya bergetar hebat.
Lagi-lagi para petugas harus memastikan kematikan Topsy dengan cara lain.
Mereka akhirnya melilitkan tali di lehernya dan memegangnya erat-erat selama sepuluh menit.
(*)