Aneka Tips Kesehatan, Meski Kaya akan Kandungan yang Baik Bunuh Sel Kanker, Konsumsi Jengkol Berlebihan Risikonya Idap Penyakit Mematikan ini

Minggu, 21 Agustus 2022 | 07:45
SHUTTERSTOCK/KETUT MAHENDRI

Ilustrasi jengkol balado.

GridHype.ID - Jengkol menjadi salah satu masakan yang tidak lagi asing.

Pasalnya makanan ini sudah menjadi favorit tersendiri orang Indonesia.

Tak hanya itu, jengkol biasa tersaji di warung-warung.

Meski aroma jengkol sangat khas, siapa sangkajengkol mempunyai khasiat bagi tubuh.

Mengutip dari Sajian Sedap, Lembaga kesehatan Swedia, Institute of Health Sciences, memang menyatakan jika jengkol memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik.

Tak hanya mengandung protein, kalsium, fosfor dan zat besi, jengkol juga mengandung banyak vitamin.

Seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.

Senyawa yang terdapat dalam jengkol inilah yang bisa memberi manfaat pada tubuh termasuk membunuh sel kanker.

Pernyataan ini pun lantas diperkuat dengan hasil penelitian dari Universitas Sains Malaysia.

Dilansir dari GridHealth.ID,senyawa yang terdapat dalam jengkol inilah yang disebut bisa memberi manfaat pada tubuh termasuk menangkal radikal bebas dan membunuh sel kanker.

Tak heran jengkol menjadi salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat meskipun memiliki bau yang kurang sedap.

Tapi terlepas dari manfaatnya itu, tahukah ternyata jengkol juga bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan.

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Lagi Konsumsi Jengkol Berlebihan Jika Tak Mau Risiko Penyakit Mematikan ini Ancam Tubuhmu

Dikutip dari Kompas.com, Menurut Ahmad Sulaeman, PhD., Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, mengonsumsi jengkol berlebihan dapat menyebabkan jengkoulen.

Jengkoulen atau jengkolan merupakan salah satu efek negatif makan jengkol terlalu banyak yang ditandai dengan sulit buang air kecil.

"Bisa dari urin (tandanya), kalau di Jawa Barat namanya jengkoulen. Kadang kalau parah bisa berdarah tetapi itu kan temporer juga," kata Sulaeman kepada Kompas.com, Rabu (15/9/2021).

Sulaeman menuturkan, efek jengkoulen disebabkan oleh kandungan asam oksalat atau asam jengkolat dalam jengkol.

Asam jengkolat merupakan jenis asam yang mengandung sulfur sehingga tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Bukan hanya jengkoulen, Sulaeman menuturkan, asam jengkolat juga bisa menyebabkan penyakit batu oksalat atau batu ginjal.

"Jadilah misalnya ada orang mengalami susah buang air kecil, urinnya berdarah karena terbentuk kristal kan, kristal bisa dari asam jengkolat itu terbentuk kristal, mungkin terbentuk batu oksalat dan sebagainya," jelas Sulaeman.

Tak berhenti sampai di sana, menurut dr Okki Ramadian SpPD, ahli penyakit dalam dari RS Mitra Keluarga, kristal yang menumpuk di saluran ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.

"Jadi, jengkol itu prinsipnya bagus. Dia masuk dalam golongan sayuran, dia juga anti radikal bebas," tutut Okki Ramadian dalam berita Kompas.com yang tayang pada Rabu (24/10/2018).

"Namun konsumsi jengkol yang berlebihan bisa membuat gagal ginjal juga," tutur Okki.

Menurut Sulaeman, adanya beberapa efek negatif makan jengkol bukan berarti jengkol tidak boleh dikonsumsi.

Baca Juga: Tips Kesehatan, Jangan Pernah Pandang Usia, Siapa Sangka Ternyata Gejala Stroke ini Bisa Diidap Kawula Muda dan Kerap Diabaikan Banyak Orang

Ia mengatakan bahwa jengkol dengan kandungan asam oksalatnya boleh dikomsumsi. Hanya saja, tidak boleh berlebihan.

Sayangnya, belum ada batas maksimum yang pasti untuk konsumsi jengkol, demi menghindari efek negatif tersebut.

"Toksivitas juga ada penelitiannya tetapi berapa jumlahnya itu belum ada batasan karena ada keragaman kan," tutur Sulaeman.

Sementara menurut Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD.,KGH, Bagian Ginjal dan Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam, FKUI dalam berita Kompas.com yang tayang pada Sabtu (10/6/2017), batas maksimum jengkol bisa tergantung pada kondisi tubuh seseeorang.

Jika pH darah seseorang normal, asam jengkolat bisa dikatakan aman.

Namun, jika cenderung asam atau nilai pH kurang dari tujuh, asam jengkolat dapat membentuk kristal tidak larut.

Cara menghindari beragam efek negatif makan jengkol, Okki menyarankan sebaiknya perbanyak minum air putih dibandingkan dengan minuman lain.

"Tidak boleh minum yang mengandung diuretik atau yang bikin gampang buang air kecil, seperti teh, kopi dan soda. Jadi, harus air putih supaya bisa disekresikan dengan baik," ujar Okki.

Baca Juga: Penyakit Kambuh, Ferry Irawan Harus Dilarikan ke Rumah Sakit Meski Ogah Tempuh Jalur Operasi Gara-gara Takut Jarum Suntik

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Sajian Sedap