Gridhype.id- Kondisi kesehatan Ruben Onsu kini tengah menjadi sorotan publik.
Presenter kenamaan ini tengah mengalami penyakit yang cukup serius.
Bahkan, saat ini suami Sarwendah itu terlihat lebih kurus dan lesu dibandingkan dengan sebelumnya.
Siapa sangka, Ruben Onsu ternyata menderita penyakit Empty Sella Syndrome.
Sebelumnya, dirinya sempat menjelaskan bahwa pemeriksaan menunjukkan adanya bintik-bintik hitam di otaknya.
Hal tersebut lantas membuat dirinya membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan orang normal lainnya.
Lantas, apa sebenarnya Empty Sella Syndrome itu?
Dilansir dari laman Kompas.com, penyakit ini terjadi karena adanya penyusutan dari kelenjar pituitary atau hipofisis.
Adapun kelenjar ini merupakan bagian depan dari dasar tengkorak.
Kelenjar tersebut memiliki ukuran sebesar kacang polong yang letaknya ada di bawa otak.
Kelenjar pituitary atau hipofisis ini berperan penting untuk menghasilkan banyak hormone bagi metabolisme tubuh.
Beberapa hormone yang diproduksi oleh kelenjar ini adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormone pertumbuhan.
Tiga dari hormone tersebut bertugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya.
Bukan hanya itu, hormone tersebut juga penting untuk merangsang produksi hormone lain.
Berkaitan dengan fungsi tersebut, masalah yang terjadi pada area itu memang bisa memunculkan masalah luar biasa bagi kesehatan.
Kelenjar hipofisis yang terganggu seperti mengalami penyusutan akan menyebabkan produksi hormone ikut terganggu.
Kondisi ini tentunya menyebabkan kerugian dan menimbulkan terjadinya kelainan.
Lebih lanjut, Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr. Viola Maharano Sp.S menjelaskan bahwa penyakit yang diderita Ruben Onsu bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
“Yang primer itu jika tidak ada penyebab lain yang mendasari,” jelasnya.
Adapun penyebab sekunder bisa terjadi jika seseorang berada pada kondisi pasca trauma kepala, infeksi, tumor, atau bahkan intracranical hypertension.
Meskipun terbilang cukup mengerikan, penyakit yang satu ini nyatanya masih memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan.
Pada primary empty sella syndrome yang tidak menimbulkan gejala apa-apa, maka tidak perlu dilakukan terapi.
Namun, bagi penderita yang bergejala dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang berkaitan dengan penyebab dasar penyakit tersebut.
(*)