GridHype.ID - Doa Iftitah jadi salah satu bacaan sunnah yang ada dalam rangkaian ibadah salat.
Doa Iftitah sendiri dibaca setelah Takbiratul Ihram dan sebelum Surah Al-Fatihah.
Diketahui, ada beberapa jenis doa Iftitah, umat muslim diperbolehkan memilih yang mana saja untuk dibaca.
Sementara itu,Buya Yahya menjelaskan doa Iftitah yang benar berdasarkan riwayat hadist.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah mengungkapkan bacaan yang benar dari yang selama ini diperdebatkan dalam membaca doa Iftitah.
Buya Yahya menjelaskan dalam mazhab Imam Syafii membaca doa Iftitah adalah sunnah.
Doa Iftitah 1
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu akbar Kabiroo Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”
Doa Iftitah 2
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna khothooyay kamaa baa'adta baiynal masyriqi wal maghribi, Allahumma naqqinii minal khothooya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad dannasi, Allahummaghsil khothooyaya bilmaa i wats tsalji wal barodi.
Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98).
Pada doa Iftitah 1 terjadi perbedaan pendapat mengenai kata Innii yang dibaca atau dihilangkan.
"Masalah 'innii' adalah khilaf memang kebanyakan riwayat hadist mengatakan tidak ada 'innii', tapi ada riwayat lemah mengatakan ada 'innii'."
"Permasalahannya jika ada seperti itu tidak perlu kita mendebatkan. Kalau Anda langsung pakai 'wajjahtu wajhiya' sah, kalau pakai tambahan 'innii' tidak ada yang mengatakan batal," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Buya Yahya.
Selama ini hadist yang dianggap shahih memang menjelaskan tidak menggunakan kata 'innii'.
Namun Buya Yahya mengingatkan tidak perlu untuk mempertentangkan karena ada riwayatnya meski derajatnya lemah namun bisa dipakai dan tidak membatalkan.
Secara makna dan fikih, doa iftitah yang menggunakan 'innii' sah-sah saja.
"Intinya kita hindari perselisihan seperti ini, sebab tidak membaca doa Iftitah saja tidak apa-apa dan tetap sah shalatnya karena hukumnya sunnah," pungkas Buya Yahya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dua Macam Bacaan Doa Iftitah yang Berbeda, Buya Yahya Jelaskan Hukumnya yang Benar
(*)