GridHype.ID - Belakangan ini ramai kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal di sejumlah perusahaan startup.
Misalnya sajaperusahaan startup teknologi edukasi Zenius, hingga perusahaan rintisan teknologi LinkAja.
Tak sampai di situ, perusahaan startup telekomunikasi asal Korea Selatan, LINE juga tengah ramai jadi perbincangan.
Usut punya usut, perusahaan startup tersebut mengambil langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 80 karyawannya.
Kabar ini juga dibarengi dengan beredarnya informasi bahwa layanan pengepul berita milik Line Indonesia, yakni Line Today, juga akan ditutup.
Juga beredar isu bahwa keputusan PHK ini sudah disampaikan kepada puluhan karyawan terdampak sejak dua minggu lalu.
Menanggapi kabar ini, Country Manager Line Indonesia, Fanny Verona akhirnya buka suara.
Melansir Parapuan dari Kompas.com, Fenny Verona tak menyanggah namun juga tak mengonfirmasi kebenaran isu tersebut.
Fanny mengungkapkan saat ini pihak Line Indonesia akan menetapkan sumber daya sesuai arah dan fokus bisnis teknologi keuangan di Indonesia.
"Tentu saja, kami masih berkomitmen untuk pasar Indonesia, dan kami tetap akan menyediakan layanan messenger LINE kepada pengguna kami sama seperti sebelumnya."
"Sejalan dengan arah bisnis strategis kami, kami akan menetapkan sumber daya perusahaan kami."
"Dan adapun kami mengonfirmasi jika jumlah 80 orang yang tersiar tidak benar," ujarnya dalam pernyataan resmi.
Sementara itu untuk layanan LINE Today, ia juga menetapkan bahwa layanan tersebut masih terus tersedia dan bisa dinikmati oleh para pengguna.
"Hingga saat ini pengguna LINE TODAY masih dapat mengakses serta menikmati berbagai konten berita maupun cerita secara menyeluruh," pungkasnya.
Ramai-ramai PHK di Startup
Seperti diberitakan sebelumnya, keputusan Pemutusan Hubungan Kerja di beberapa perusahaan startup memang tampak sedang masif terjadi beberapa pekan terakhir.
Sebelum Zenius dan LinkAja, ada beberapa perusahaan startup di Indonesia yang sempat melakukan PHK besar-besaran, yakni TaniHub, OYO, Gojek, hingga Traveloka.
Lantas, apa yang menjadi penyebab perampingan jumlah sumber daya manusia di perusahaan rintisan ini?
Baca Juga: Tak Hanya Facebook Berubah Jadi Meta, Mark Zukenberg Ganti Jabatan
Tak dimungkiri, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir mempengaruhi banyak sektor, termasuk juga perusahaan rintisan.
Pasalnya perusahaan rintisan yang baru berjalan, membutuhkan pendanaan cukup besar agar 'dapur' startup tetap 'berasap'.
Direktur Celios Bhima Yudhistira menyebut salah satu penyebab PHK di startup adalah karena adanya kesulitan pendanaan setelah rencana bisnis terpengaruh oleh pandemi dan penurunan user secara signifikan.
Di samping itu, persaingan dalam dunia bisnis juga bisa menjadi penyebab kondisi PHK pada perusahaan rintisan.
"Kalau e-commerce ada top 3 pemain, maka jangan harap pemain kecil bisa bersaing."
"Begitu juga terjadi di edutech, banyak yang tidak bersaing karena kurang pendanaan akhirnya tersisih dari pasar," terang Bhima.
Namun faktor promosi produk dan bakar uang, sangat efektif mengurangi jumlah persaingan secara signifikan.
(*)