Deteksi Kanker Payudara dengan SADARI Bisa Dilakukan Setiap 7-10 Hari Setelah Menstruasi, Lalu Kapan Waktu yang Tepat untuk yang Sudah Menopause?

Rabu, 02 Maret 2022 | 20:15
Freepik

Kanker payudara

GridHype.ID -Kanker payudara umumnya memang terjadi pada wanita, dibandingkanlaki-laki.

Meski demikian, baik wanita maupun laki-laki harus tetap waspada terhadap kanker payudara ya.

Pasalnya, kanker jenis ini bisa merenggut nyawa penderitanya, tanpa mengenal gender.

Nah di sisi lain, sebenarnya kanker payudara bisa dideteksi secara dini secara mandiri, dibandingkan dengan jenis kanker lain loh.

Melansir dari Wartakotalive.com, bila dideteksi secara dini, pasien kanker payudara akan meningkat angka harapan hidup dan mengurangi tingkat kematian.

Namun sayangnya, kanker payudara masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia terutama perempuan Indonesia.

Menurut data The Global Cancer Observatory tahun 2020, kanker payudara di Indonesia merupakan kanker paling banyak ditemukan pada perempuan dengan proporsi 30,8 persen dari total kasus kanker lainnya, yakni terdapat 65.858 kasus baru.

Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker dengan persentase sebesar 9,6 persen.

Salah satu penyebab tingginya angka kasus kejadian dan kematian akibat kanker payudara adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini dan pemeriksaan kanker payudara secara klinis.

Baca Juga: Innalillahi, Sempat Merasa Sudah Sembuh Total hingga Tak Pernah Jalani Pemeriksaan Lagi, Bintang Sinetron Ini Akhirnya Meninggal Dunia Usai Divonis Kanker Payudara

Riset Kemenkes di tahun 2016, tingkat penetrasi Sadari (periksa payudara sendiri) adalah 46,3 persen, dan Sadanis (periksa payudara klinis), yang dilakukan tenaga kesehatan, 4,4 persen.

Dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk, sebagai Ahli Bedah Onkologi dan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) menjelaskan bahwa masih sekitar 70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut.

Padahal jika kanker payudara terdeteksi lebih awal, akan ada lebih banyak pilihan perawatan dan kesempatan untuk bertahan hidup juga akan lebih besar.

Selain itu angkat bertahan hidup bisa mencapai 95 persen apabila terdeteksi pada stadium pertama.

Dengan begitu secara tidak langsung juga akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan meminimalkan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia.

Oleh karena itu melakukan Sadari penting dilakukan oleh setiap perempuan Indonesia agar bisa mengetahui sejak dini apabila terjadi perubahan pada payudaranya.

Pemeriksaan payudara sendiri Sadari dilakukan dengan meraba, dan melihat kondisi payudara.

Bila ada benjolan atau perubahan pada payudara, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat sampai terbukti apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.

Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Bisa jadi tumor jinak, kista, lemak, dan lainnya.

Dokter Walta mengatakan Sadari ini sendiri bisa dilakukan secara teratur setiap bulannya.

"Dilakukan pada hari ke 7-10 setelah hari pertama menstruasi, atau tanggal tertentu untuk yang sudah menopause,” katanya di acara edukasi Perempuan Indonesia Melalui Kemasan Charm Extra Maxi Pink Ribbon belum lama ini.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul "Deteksi Kanker Payudara dengan Sadari dilakukan Rutin Tiap Selesai Haid, kapan yang Menopause?"

Baca Juga: Benarkah Makanan dan Minuman yang Mengandung Pengawet Bisa Picu Seseorang Terkena Kanker Payudara? Begini Kata Ahli

(*)

Tag

Editor : Helna Estalansa

Sumber Wartakotalive.com