Gridhype.id- Diabetes menjadi salah satu penyakit yang cukup membahayakan karena berisiko tinggi.
Penderita diabetes harus memperhatikan gaya hidup agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Menjelang bulan suci Ramadan, Ada banyak hal yang harus dipersiapkan terutama bagi penderita diabetes.
Penderita diabetes memang masih diperbolehkan menjalani ibadah puasa asalkan memperhatikan kesehatannya.
Sangat penting bagi penderita diabetes untuk mewaspadai terjadinya gula darah yang terlalu rendah.
Jika hal tersebut terjadi, menjalani ibadah puasa mesti akan lebih sulit untuk dilakoni.
Lantas apa saja ciri-ciri ketika gula darah anjlok?
Dilansir dari alodokter.com, penderita diabetes yang mengalami gula darah rendah biasanya akan merasa gemetar dan pusing.
Keluhan tersebut juga biasanya dibarengi dengan keluarnya keringat dingin.
Apabila hal tersebut terjadi, penderita diabetes dianjurkan untuk segera menghentikan puasa.
Baca Juga: Kerap Jadi Menu Praktis Saat Sahur, Roti Tawar Putih Justru Pantang Dikonsumsi Penderita Diabetes
Pasalnya, ciri-ciri tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuh mengalami hipoglikemia.
Hipoglikemia yang dibiarkan bisa membawa wa efek yang sangat mengerikan seperti kerusakan otak.
Apabila ingin tetap menjalani ibadah puasa, maka penderita diabetes harus jauh-jauh hari mempersiapkan kondisi tubuhnya.
Menjelang bulan suci Ramadan, marilah untuk memperbaiki gaya hidup dan pola makan sebagai bekal berpuasa nanti.
Ketika hipoglikemia melanda, Anda bisa mengonsumsi makanan dan minuman yang manis yang mampu meningkatkan kadar gula darah.
Contohnya adalah permen, teh manis, atau jus buah.
Penting bagi penderita diabetes untuk selalu memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosis obat diabetes yang digunakan ketika menjalani ibadah puasa.
Perlu dipahami bahwa kadar gula darah yang kurang dari 70 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl merupakan tanda bahwa tubuh anda tidak baik-baik saja.
Untuk mengetahui kadar gula darah dalam tubuh, maka penting bagi penderita diabetes untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan konsultasi ke dokter.
Cara tersebut bisa dilakukan setidaknya 1-2 bulan sebelum menjalani ibadah puasa.
(*)