GridHype.ID - Belakangan ini memang tengah heboh spirit doll yang dimiliki para selebriti Tanah Air, termasuk Ivan Gunawan.
Diketahui, Ivan Gunawan sempat mengadopsi dua spirit doll yang diberi namaMiracle dan Marvelous.
Ivan Gunawan pun memperlakukan spirit doll tersebut layaknya bayi manusia.
Akibatnya, Ivan Gunawan dan duaboneka miliknya itu terus-terusan menjadi perhatian publik.
Merasa telah membuat kehebohan, Ivan Gunawan memilih untuk memberikan dua bonekanya itu pada orang lain.
Melansir Kompas.com, Ivan memastikan, boneka itu sudah tidak lagi bersama dirinya.
"Sudah enggak ada," kata Ivan singkat, seperti dikutip dari YouTube Insert Story.
Bahkan sambil berseloroh, Ivan mengatakan memilih untuk memelihara orang dibandingkan boneka.
"Saya sudah enggak piara boneka lagi. Sekarang saya mau miara orang aja," ujar Ivan.
Mengenai keberadaan dua boneka miliknya itu, Ivan mengaku sudah memberikannya kepada orang lain.
"Saya kasih orang," ucap Ivan singkat.
Ivan juga menjelaskan alasannya tak lagi memiliki boneka-boneka tersebut tak lain karena kehebohan yang ditimbulkan.
"Karena alasannya membuat onar," kata Ivan.
"Kalian semuanya heboh. Jadi saya memilih untuk tidak memelihara lagi," lanjutnya.
Tren spirit doll jadi perhatian psikolog
Fenomena yang tengah jadi tren di kalangan selebiriti Tanah Air ini juga menjadi perhatian psikolog Intan Erlita.
Mengutip Suar.ID dariTribun Style, seorang psikolog bernama Intan Erlita menanggapi tren merawat boneka seperti yang dilakukan Ivan Gunawan.
Menurut Intan Erlita, dirinya jauh lebih khawatir kepada efek domino dari audiens yang menyaksikan para public figure yang melakukan hal tersebut.
"Kalau saya lebih khawatirnya impact, efek dari ini semua kepada masyarakat luas," ujarnya sebagaimana dikutip dari kanal YouTube SCTV via Tribun Style.
Intan mengaku khawatir efek yang ditimbulkan oleh para selebriti tersebut ke masyarakat luas.
"Kenapa, karena ini kan yang memulai selebritis, gitu ya," sambungnya.
Sang psikolog menjelaskan bahwa selebritis cenderung memiliki banyak pengikut, hingga dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif nantinya.
"Kalau selebritis itu kan cenderung lebih banyak follower, tentunya kita tahu kalau punya banyak follower ini punya tanggung jawab tersendiri kepada para follower," jelasnya.
Salah satu kekhawatiran lainnya adalah ketika si artis tahu akan batasannya, efek yang dirasakan follower tidak ada yang tahu.
"Khawatirnya si artisnya ini tahu batas, tahu berhenti, tapi kan kita nggak tahu follower di sana," ujarnya.
Intan menyebut bahwa ada kemungkinan hal tersebut bisa juga menjadi pemicu buat sebagian orang yang telah memiliki bibit sejak awal.
"Dia bisa berhenti atau tidak, atau bahkan mungkin memicu mereka yang memang memiliki prilaku yang memang sudah ada bibitnya," ucapnya.
(*)