254 Kasus Omicron Masuk Indonesia, Simak Perbedaan Karakteristik Varian Virus Corona Asal Afrika Selatan ini dengan Varian Lain

Rabu, 05 Januari 2022 | 14:00
Pexels

Kasus positif varian Omicron mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri yang datang ke Indonesia.

GridHype.ID - Pandemi Covid-19 hingga kini masih menjadi momok yang mengerikan.

Angka kasus Covid-19 meningkat dalam beberapa waktu belakangan.

Sudah tercatat, Indonesia sudah dimasuki varian baru asal Afrika Selatan ini.

Dikutip dari Kompas.com, hingga Selasa (4/1/2022), Indonesia mencatatkan penambahan 92 kasus baru Covid-19 akibat penularan varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron.

Sehingga, total kasus Covid-19 dari penularan varian Omicron menjadi 254, terhitung sejak diumumkan pertama kali oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari jumlah tersebut, 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal.

"Mayoritas (penularan) masih didominasi dari pelaku perjalanan dari luar negeri," kata Nadia dalam keterangan tertulis dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Selasa.

Sebelumnya, Menkes Budi menyebutkan, kasus varian Omicron di Indonesia didominasi dari pelaku perjalanan dari luar negeri asal Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terutama kelima negara tersebut.

Lebih lanjut varian Omicron ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda.

Baca Juga: Varian Baru Omicron Sudah Masuk dan Masih Jadi Momok Mengerikan Dunia, Indonesia Patut Bersyukur dengan Banyaknya Mendapat Paparan Sinar UV

Dikutip dari TribunWow.com, Pakar Epidemiolog Universitas Airlangga Laura Navika Yaman memberikan penjelasan soal Covid-19 varian B.1.1.529 atau Omicron.

Laura Navika Yamani mengungkapkan, terdapat empat karakteristik virus Covid-19 varian Omicron yang membedakan dengan varian lainnya.

1. Penularan Lebih Cepat dari Delta

Laura mengungkapkan, sejak varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dalam kurun waktu satu pekan, angka kasus Covid-19 di negara tersebut meningkat dua hingga tiga kali lipat.

Hal itu bisa menjadi dasar bahwa varian Omicron perlu diwaspadai.

Sebab, penularan varian Omicron lima kali lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya, yakni Delta.

Ia menyebut, varian Delta memiliki daya tular tujuh kali lebih cepat bila dibandingkan dengan virus yang pertama kali muncul di Wuhan.

"Nah, sedangkan Omicron ini lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian Delta. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian Omicron ini," kata Laura, di Surabaya, Senin (3/1/2022).

2. Keparahan Omicron Lebih Rendah dari Delta

Laura juga mengungkapkan bahwa varian Omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.

Akan tetapi, lanjut Laura, ketika varian Omicron dengan daya tularnya yang lebih cepat tidak diantisipasi dengan baik, maka risiko penularan akan lebih meluas.

Baca Juga: Ahli Duga Omicron Sudah Masuk ke Indonesia, Terungkap Ternyata Gejala Varian Baru Asal Afrika Mirip dengan Penyakit Musiman ini

Ketika tidak ada langkah antisipasi lebih awal, dimungkinkan akan banyak orang yang terinfeksi varian baru tersebut dan menyebabkan fasilitas kesehatan overload.

"Ketika fasilitas kesehatan penuh, maka penanganan pasien bisa terlambat. Sehingga keparahan penyakit pasien meningkat atau bahkan bisa menyebabkan kematian," ungkap Laura.

3. Efektivitas Vaksin Menurun 50 Persen

Menurut dia, ketika muncul varian baru dari virus Covid-19, terdapat kekhawatiran bahwa varian tersebut dapat melarikan diri dari antibodi yang telah terbentuk dari vaksin.

Ia menjelaskan, maksud dari melarikan diri tersebut dapat diartikan bahwa antibodi yang ada di dalam tubuh tidak bisa mengenali virus Covid-19 yang masuk.

Kenyataannya, vaksin Covid-19 yang diberikan masih bisa melawan varian Omicron.

Namun, dari hasil investigasi ditemukan bahwa terdapat penurunan efektivitas vaksin Covid-19.

"Pada varian virus Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, vaksin Covid-19 memiliki efektivitas hingga 95 persen. Namun untuk melawan varian Omicron ini efektivitas vaksin Covid-19 menurun dan hanya sebesar 50 persen. Saat ini peneliti masih terus melakukan investigas terkait hal ini," kata dia.

4. Pengecekan Varian Omicron Gunakan Metode PCR-SGTF

Jika ingin mengetahui sejumlah varian Covid-19 yang menjangkiti pasien, ia menyebut perlu dilakukan tes dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).

Namun, jika ingin mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron, maka harus menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan metode S Gene Target Failure (SGTF).

Baca Juga: Waspadai Masuknya Varian Virus Corona Omicorn ke Indonesia, Pemerintah Ambil Tindakan Tegas Lakukan Kebijakan ini

"Jadi memang pemerintah telah menyiapkan metode tes terbaru, yakni menggunakan PCR-SGTF agar deteksi kasus Covid-19 varian Omicron bisa dilaksanakan dengan cepat," tutur dia.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan 3M dengan ketat.

Menurutnya, salah satu upaya untuk melawan varian apa pun dari virus Covid-19, yakni dengan konsisten menerapkan 3M tersebut.

Selain itu, masyarakat juga diminta melakukan vaksinasi dosis lengkap.

"Karena hingga saat ini, vaksin Covid-19 masih efektif untuk melawan virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh. Kalau tidak divaksin, maka varian apa pun bisa lebih cepat masuk ke tubuh dan berpotensi menyebabkan kematian," tutur dia.

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Tribunwow.com