GridHype.ID -Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi di jaringan payudara.
Kanker jenis ini paling ditakuti wanita di seluruh dunia.
Pasalnya, kanker payudara lebih banyak diidap oleh wanita dibandingkan dengan pria.
Bahkan dari data kesehatan menyebut hingga tahun 2020 terdapat 2,3 juta wanita didiagnosis mengidap kanker payudara.
Penyakit ini menjadi penyebab kematian paling umum pada wanita dengan jumlah kasus mencapai 685.000 kematian.
Pengembangan terhadap pengobatan kanker payudara pun terus dilakukan.
Termasuk produk obat-obatan berasal dari biota laut yang memiliki potensi tinggi mengatasi penyakit ini.
Ubur-ubur sebagai penghambat kanker payudara
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian terhadap ubur-ubur sebagai alternatif penghambat kanker payudara.
Para mahasiswa UGM yang terlibat dalam penelitian ini yakni Aden Arrafif Bahtiarsyah, Muhamad Rafli, Sylvia, dan Khintan Maulin serta Rachmat Febriansyah.
Mereka secara khusus melakukan pengamatan terhadap potensi protein venom ubur-ubur yang dihubungkan dengan permasalahan penyakit kanker.
Terutama kanker payudara yang banyak diderita kaum wanita.
"Kami berinovasi dalam pemanfaatan ubur-ubur pada bagian protein venom-nya untuk dianalisis dan dilakukan pengujian prediksi secara komputer (in silico) dalam penghambatan kanker payudara," terang Ketua Tim Aden Arrafit Bahtiarsyah seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (1/12/2021).
Kandungan utama ubur-ubur
Menurut Aden, ubur-ubur memiliki kandungan utama seperti protein, vitamin, dan mineral melimpah.
Selain itu, dalam ubur-ubur juga mengandung zat penting lain yaitu protein venom dari sel nematosista yang berpotensi untuk pengobatan.
Aden mengungkapkan, venom ubur-ubur terdiri dari berbagai peptida, enzim, neurotoksin, sitolisin, dan hemolisin.
Selain itu venom ubur-ubur terbukti mengandung senyawa antimikroba, anti oksidatif, antikoagulan, antitumor, dan sitotoksik.
"Rincian kandungan umum berupa crude venom, phospholipase A2, dan metalloprotease yang berfungsi baik dalam pertahanan untuk mengurangi migrasi sel kanker payudara," papar Aden.
Dia menambahkan, salah satu reseptor yang berperan terhadap permasalahan penyakit kanker payudara ini adalah reseptor Estrogen alfa (ER-α).
Jumlah ubur-ubur melimpah dan mudah ditemukan
Anggota tim lain Sylvia menjelaskan, reseptor perlu dihambat dengan pengujian secara komputer.
Dalam penelitian ini, protein venom dari ubur-ubur ditambatkan bersama ER-α dan dilihat interaksinya secara in silico.
"Bioaktivitas dari protein venom ubur-ubur ini bermanfaat sebagai imunostimulator, antikoagulan, pereda nyeri, dan antihipertensi.
Tetapi juga bermanfaat juga secara fungsional dalam pengendalian kanker," ungkapnya.
Ubur-ubur (Class: Schypozoa) merupakan salah satu makhluk hidup (animalia) dengan jumlah melimpah dan tersebar hampir seluruh di perairan Indonesia.
Ubur-ubur memiliki bentuk sederhana seperti payung dan tentakel.
Khintan Maulin menyampaikan, keunikan dan jumlah yang melimpah ubur-ubur menjadi daya tarik bagi peneliti di bidang biologi kelautan.
Ubur-Ubur memiliki nilai bioprospeksi cukup tinggi dalam penggalian informasi untuk dimanfaatkan di berbagai bidang seperti industri, pangan, dan terpentingnya di bidang kesehatan.
"Bagian unik seperti filamen marginal diyakini oleh beberapa kutipan penelitian sebelumnya memiliki kandungan yang baik dalam penghambatan migrasi kanker, dimana terdapat protein venom yang berkhasiat dan bermanfaat," tutur Sylvia.
Protein venom ubur-ubur berpotensi hambat kanker payudara
Muhammad Rafli menambahkan, melalui riset ini dilakukan untuk menghasilkan nilai yang representatif dalam penghambatan ER-α secara molecular docking.
Dimana didapatkan nilai penambatan HADDOCK score dari protein venom Gamma-glutamyl Hydrolase sebesar -16,1, sedangkan untuk nilai RMSD sebesar 1,1 Angstrom.
Hasil lain dari riset ini yaitu didapat kadar protein venom rerata sebesar 4,98 ppm.
Hasil tersebut sangat berpotensi dalam penghambatan kanker payudara khususnya reseptor ER-α.
"Dengan hasil ini harapan kedepannya dari hasil tersebut agar pemanfaatan dan eksplorasi biota laut dapat diteliti kembali sehingga dapat mengatasi penyakit kanker payudara," pungkas Rafli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa UGM Teliti Ubur-ubur sebagai Penghambat Kanker Payudara"
(*)