GridHype.ID - Manfaat jahe untuk kesehatan sudah menjadi rahasia umum.
Manfaat jahe paling populer adalah membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Tak heran jikajahe menjadi salah satu rempah yang banyak diburu orang.
Melansir HelloSehat.com, jahe terkenal sebagai pengobatan alternatif di China.
Karena aromanya yang khas, jahe juga kerap dijadikan bahan masakan berbagai hidangan.
Diketahui kandungan gingerol yang baik bagi kesehatan banyak terdapat pada manfaat jahe segar.
Sementara mengutip Kompas.com dariMedicineNet, jahe mengandung vitamin C dan B6, magnesium, dan sedikit zat besi serta kalsium.
Minum teh jahe dapat membantu mengatasi batuk, pilek, infeksi tenggorokan, mengi, dan masalah pernapasan lainnya.
Jahe juga melancarkan pencernaan dan meningkatkan kesehatan usus.
Tak hanya itu, karena gingerol memiliki sifat relaksasi otot, jahe juga bermanfaat bagi orang yang menderita refluks asam, gangguan pencernaan, atau ketidaknyamanan perut.
Tanaman herbal ini juga memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat.
Itulah mengapa minum jahe sering dilakukan untuk meredakan nyeri ringan, nyeri, dan kram, serta peradangan umum.
Selain terhadap fisik, manfaat jahe mampu memberi efek menenangkan yang mengurangi stres psikologis.
Minum jahe juga dapat untuk memperbaiki suasana hati seseorang dan mengurangi tekanan darah.
Dengan manfaat jahe yang berlimpah, tak heran jika sebagian orang senang minum jahe secara rutin.
Namun, bolehkah minum jahe setiap hari? Berikut ulasannya.
Dampak minum jahe setiap hari
Jahe segar banyak digunakan dalam berbagai jenis minuman, makanan, dan makanan penutup.
Banyak orang dari waktu ke waktu meyakini manfaat kesehatan yang didapatkan dari minum jahe.
Jadi, bolehkah minum jahe setiap hari?
Secara umum, minum jahe aman dilakukan.
Namun, efek samping minum jahe sebetulnya bisa berbeda pada setiap orang.
Medical News Today menyebutkan, idealnya kita membatasi konsumsinya maksimal 5 gram per hari.
Meski ada banyak sekali manfaat minum jahe, mengonsumsinya terlalu banyak bisa memberikan efek samping seperti:
- Peningkatan kecenderungan perdarahan
- Ketidaknyamanan perut
- Aritmia jantung (jika konsumsinya berlebihan)
- Depresi sistem saraf pusat (jika konsumsinya berlebihan)
- Dermatitis (penggunaan topikal)
- Diare
- Mual
- Maag
- Iritasi mulut atau tenggorokan
Komponen akar jahe dapat mengiritasi selaput lendir saluran pencernaan.
Untuk itu, minum jahe tidak dianjurkan untuk orang yang memiliki lesi gastrointestinal erosif-ulseratif atau inflamasi.
Menurut Pusat Nasional untuk Kesehatan Komplementer dan Integratif AS (NCCIH), orang-orang dengan penyakit batu empedu juga harus berhati-hati saat minum jahe.
Sebab, minuman jahe disebut dapat meningkatkan aliran empedu.
Sementara bagi penderita diabetes dan sudah minum obat, jahe berpotensi mengganggu pengobatan.
Bagi ibu hamil, meskipun minum jahe dapat membantu mengatasi mual di pagi hari, penting untuk berbicara dengan dokter sebelum mengonsumsinya setiap hari karena setiap kehamilan berbeda.
Namun, sebuah studi di 2013 yang melibatkan 1.020 ibu hamil menemukan bahwa minum jahe selama kehamilan tidak meningkatkan risiko sejumlah kondisi kesehatan.
Kondisi kesehatan yang dimaksud antara lain kelahiran mati, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, serta skor Apgar rendah.
Apgar merupakan tes untuk memeriksa detak jantung, tonus otot, dan tanda-tanda lainnya pada bayi baru lahir.
Meski begitu, ibu hamil tetap harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum minum jahe secara rutin.
(*)