Tren Medsos Ancam Kemanan Pribadi, Ahli Beberkan Sebab Pengguna Mudah Terjebak dan Tak Pikir Panjang

Sabtu, 27 November 2021 | 07:00
pixabay

Aman Bermain Media Sosial

GridHype.id- Baru-baru ini penggunaan media sosial diramaikan dengan salah satu tren kekinian.

Tren tersebut ternyata berisiko pada kerahasiaan data pribadi pengguna.

Berawal dari tren berbagai variasi nama panggilan, muncul sebuah pengakuan netizen yang menjadi korban penipuan akibat tren yang diikutinya.

Netizen tersebut awalnya tidak menyadari bahwa dirinya ditipu.

Sang penipu memanggil dirinya menggunakan nama panggilan akrab, sehingga dirinya dengan mudah percaya.

Tren yang sama juga sempat ramai bahas mengenai tanggal lahir hingga tampilan rumah.

Hal tersebut ternyata bisa menjadi sumber bahaya bagi pengguna media sosial.

Dilansir dari kompas.com, Pakar Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI), Dr. Firman Kurniawan mengharapkan agar masyarakat seharusnya mereka dan waspada akan berbagai tindakan dalam menggunakan media sosial.

Meski demikian, kebanyakan pengguna media sosial menganggap bahwa dunia maya hanyalah sebuah candaan.

Segala tren yang muncul dari media sosial dianggap sebagai pengisi waktu luang.

Hal tersebut ternyata menjadi peluang bagi orang-orang yang licik.

Para penipu menggunakan data yang dibagikan tersebut untuk melakukan kejahatan.

Baca Juga: Makin Kece, Instagram Uji Coba Fitur 'Rehat' untuk Menekan Dampak Negatif Kecanduan Sosmed

Peluang manipulasi secara massal untuk mengungkap data pribadi juga terbuka lebih luas kepada masyarakat yang terlena mengikuti tren.

Kebanyakan pengguna media sosial tidak menyadari bahwa tren tersebut justru mendatangkan bahaya bagi mereka.

Beragam jenis media sosial memang kini digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

Bukan hanya sebagai hiburan, media sosial kerap digunakan sebagai sarana berbagi informasi dan aktualisasi diri.

Apalagi di zaman yang semakin maju seperti saat ini, para penipu akan sangat mudah mendapatkan data pribadi melalui media sosial.

Firman menjelaskan bahwa setidaknya ada 2 hal yang menjadi penyebab masyarakat tidak menyadari hal tersebut.

Pertama, masyarakat belum sadar sepenuhnya mengenai makna data pribadi dan rentetan akibatnya jika diungkap ke publik.

Kedua, belum adanya peralihan pola pikir dari masyarakat bahwa relasi dengan media digital selalu diikuti dengan produksi data pribadi.

Dua hal tersebut sama-sama membutuhkan pemahaman dan kewaspadaan yang tinggi.

Data pribadi sangat mudah diperoleh dan diolah oleh pihak lain melalui teknologi digital.

Ada baiknya mulai sekarang menghindari tren yang tidak diperlukan.

Baca Juga: Media Sosial Digandrungi Sejuta Umat, Siapa Sangka Dampak Fatal Bisa Menimpa Mental

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya