Buat Para Perempuan Bertanya-tanya, Benarkah Usia Awal Haid Tentukan Masa Menopause Seseorang, Ini Kata Dokter Boyke

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 17:45
Shutterstock

Ilustrasi nyeri haid, menstruasi, nyeri panggul, waspada endometriosis.

GridHype.ID - Haid jadi salah satu hal yang lumrah dialami oleh para perempuan.

Melansir dari Sonora.ID, haid atau juga biasa dikenal menstruasi adalah waktu ketika terjadi pematangan sel telur dalam tubuh perempuan yang tidak dibuahi oleh sel sperma sehingga meluruh dan keluar dari tubuh perempuan.

Dalam siklusnya biasanya haid dialami oleh perempuan selama satu bulan sekali.

Biasanya, perempuan mengalami haid pertama kali pada usia remaja,

namun tak sedikit juga yang sudah haid saat masih duduk di bangku SD dan ada juga yang baru haid saat di bangku SMA bahkan kuliah.

Banyak teori yang menyatakan bahwa usia pertama kali haid ini akan menentukan usia menopause perempuan tersebut, apakah benar demikian?

Dalam program Sex In The City di Radio Sonora FM, dokter sekaligus seksolog, dr. Boyke Dian Nugaraha menegaskan bahwa teori tersebut benar adanya.

Ternyata memang usia pertama kali haid bisa menentukan atau berpengaruh pada usia menopause seseorang.

Baca Juga: Dijamin Bikin Kaum Hawa Kegirangan, Ternyata Begini Cara Mudah Hilangkan Noda Bekas Darah Haid yang Menempel di Kasur

“Betul. Orang yang awal haidnya, di akan lambat menopausenya.

Misalnya anak 9 tahun sudah haid, biasanya menopausenya 50an, karena berarti estrogen sudah cukup tuh dari awal,” tegas dr. Boyke memaparkan.

Sebaliknya, orang yang telat haidnya maka menopausenya cenderung akan lebih cepat, yaitu sekitar usia awal 40 hingga akhir 40an.

“Tapi orang yang late menstruasi pertamanya, biasanya dia lebih cepat menopausenya, ada yang 43, 44 sudah menopause karena dia haidnya umur 14 misalnya,” sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Boyke menyatakan bahwa perempuan yang mengalami menopause dalam usia yang cenderung lebih lama, berpotensi atau mudah terserang penyakit kanker payudara.

Mengapa demikian?

Pasalnya, ternyata kanker payudara dipengaruhi oleh jumlah estrogen di dalam tubuh perempuan, kadar estrogen yang tinggi lebih bisa memicu terjadinya kanker tersebut.

“Karena dia tinggi dari 9 tahun sampai 50an, maka risiko terkena kanker payudaranya menjadi lebih tinggi,” tegas dr. Boyke.

Di sisi lain, dr. Boyke memberikan tips untuk perempuan yang tergolong memiliki estrogen tinggi, untuk memberikan ASI atau menyusui bayinya paling tidak selama 6 bulan, untuk mengurangi potensi kanker payudara.

“Kita selalu menganjurkan para wanita untuk menyusui bayinya paling tidak 6 bulan ASI eksklusif,” sambungnya.

(*)

Baca Juga: Ajaib! Noda Bekas Darah Haid yang Nempel di Kasur Langsung Hilang dalam Sekejap, Kuncinya Cuma Modal Baking Soda Saja

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Sonora.ID

Baca Lainnya