Pantas Rela Terbang ke Amerika, Ternyata Pengobatan Marshanda Masih Ilegal di Indonesia, Apa Efek Samping Terapi Ketamin yang Dijalani Sang Artis?

Senin, 04 Oktober 2021 | 19:30
Instagram | @marshanda99

Potret Marshanda di Amerika.

GridHype.ID - Sosok artis Marshanda tentu sudah tidak asing lagi di telinga publik.

Seperti yang diketahui, Marshanda sudah mengidap Bipolar Personality Disorder (BPD) sejak remaja.

Selama ini tak pernah lepas dari obat anti depresan dan obat tidur, Marshanda akhirnya memilih untuk menjalani sebuah terapi yang disebut terapi ketamin.

Untuk menjalani terapi ini, Marshanda sampai rela terbang ke Amerika Serikat.

Melansir Kompas.com daritayangan vlog Never This Naked - Episode 3, Marshanda mengungkapkan alasannya memilih terapi di US.

"Jadi ketamin itu di Indonesia emang enggak ada, maksudnya ketamin itu enggak legal di Indonesia," kata Marshanda, dikutip Kompas.com dari video di kanal YouTube MARSHED, Minggu (3/10/2021).

"Jadi dengan kata lain, ketamin itu dianggap ilegal di Indonesia," lanjut Marshanda.

Artis yang akrab dipanggil Caca ini mengatakan, terapi ketamin yang dijalaninya dilakukan oleh dokter.

"Jadi ada psikiater yang mengawasi dan memastikan prosesnya terapinya berjalan lancar," ujarnya.

Caca mengatakan, proses terapinya adalah dengan cara menginfus cairan ketamin yang dicampur dengan saline solution.

"Dengan dosis yang cukup dan enggak berlebihan, tujuannya untuk meredakan depresi," paparnya.

Terapi tersebut nantinya bakal membantu Marshanda mengenali dirinya sendiri lebih baik lagi.

Baca Juga: Demi Sembuhkan Penyakit Bipolar Disorder yang Diidapnya Sejak Remaja, Marshanda Lakukan Pengobatan Hingga Amerika Serikat

"Jadi gue bekerja dengan dia psikiater, satu dari Indonesia, satu dari US. Psikiter di US rekomendasiin gue untuk ketamin therapy," ujarnya.

Setelah melakukan riset, Caca menemukan fakta bahwa terapi ketamin banyak dilakukan orang-orang yang memiliki treatment resistant depression.

Caca mengatakan, dalam bipolar disorder, depresi memang termasuk ke dalamnya dan iapun mengaku pernah merasakannya.

Oleh karena itu, terapi ketamin diambil Marshanda untuk membantu mengatasi kondisinya.

Sebagai informasi,mengutip NationaGeographic.co.id,satu dosis ketamin dikatakan bisa mencegah pemikiran bunuh diri pada penderita depresi berat.

Menurut penelitian terbaru, ia dianggap lebih efektif dibanding obat penenang tradisional yang selama ini digunakan.

Beberapa studi sebelumnya memang menunjukkan bahwa ketamin yang merupakan obat anestesi ini efektif sebagai antidepresan.

Meskipun terlalu dini untuk mengatakan bahwa ketamin sangat sempurna sebagai solusi pencegahan bunuh diri, namun ia benar-benar menjanjikan bagi penderita depresi yang belum sembuh dan masih bertahan dengan pengobatan lama.

“Studi ini menunjukkan bahwa ketamin bisa bertindak dengan cepat untuk mengurangi pemikiran bunuh diri pada pasien depresi,” kata Michael Grunebaum, psikiater sekaligus pemimpin penelitian ini.

“Penelitian lanjutan untuk mengevaluasi ketamin dan efek ‘anti bunuh diri’-nya dapat membuka jalan bagi pengembangan obat anti depresan baru yang bertindak lebih cepat. Ini bisa membantu orang-orang yang belum sembuh dengan pengobatan yang ada saat ini,” paparnya.

Dikembangkan sebagai obat bius pertama, ketamin pernah digunakan untuk merawat para tentara di medan perang.

Meskipun begitu, ia juga dikenal sebagai obat terlarang karena memberikan euforia dan halusinasi nyata.

Baca Juga: Nia Ramadhani Tersandung Kasus Narkoba, Marshanda Beri Dukungan Sang Sahabat: Aku Juga Punya Plus dan Minus

Pada beberapa kasus ekstrem, ketamin bahkan bisa menyebabkan koma hingga kematian.

Seiring berjalannya waktu, para dokter mulai mengeksplor bagaimana obat ini bisa mengatasi depresi jika digunakan dalam dosis rendah.

Sebuah studi di tahun lalu, menemukan fakta bahwa ketamin memperbaiki mood ¾ pasien.

Untuk penelitian baru ini, ketamin dengan dosis rendah dibandingkan dengan obat penenang midazolam, pada 80 partisipan yang memikirkan untuk bunuh diri.

Setelah 24 jam, ketamin ternyata signifikan untuk mengontrol pemikiran tersebut.

Bahkan, efek positif mencegah bunuh dirinya masih ada hingga enam minggu setelah pemberian dosis pertama. Tentunya dengan bantuan perawatan psikiater di waktu yang bersamaan.

“Antidepresan yang ada saat ini sebenarnya juga efektif untuk mencegah pemikiran bunuh diri, tapi efeknya baru terasa beberapa minggu kemudian. Sementara, pasien depresi yang memiliki pemikiran tersebut harus dicegah dengan cepat agar tidak membahayakan dirinya sendiri,” tambah Grunebaum.

Lalu, apakah dokter sudah boleh memberi resep ketamin bagi mereka yang memiliki keinginan bunuh diri? Ini belum diputuskan. Sebab, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Pertama, ketamin diketahui bisa meningkatkan tekanan darah dan membuat seseorang merasa linglung. Oleh sebab itu, penggunaannya perlu dimonitor lagi.

Kedua, jika diaplikasikan sendiri, tanpa tambahan perawatan lainnya, efek antidepresan ketamin diperkirakan akan berlangsung sekitar seminggu. Ini akan menyulitkan perawatan rutin melalui jarum atau kateter.

Ketiga, penggunaan ketamin sebagai antidepresan belum secara resmi diizinkan oleh pemerintah. Masih menunggu persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.

Namun, bagaimana pun juga, penelitian yang dipublikasikan pada American Journal of Psychiatry ini menunjukkan bahwa ketamin akan membantu pengidap depresi yang belum sembuh dari pengobatan yang dilakukan selama ini.

Baca Juga: Nagita Slavina Hamil Muda, Raffi Ahmad Kepergok Goda Aktris Cantik Ini, Marshanda Beri Wejangan: Harus Jadi Suami yang Baik

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, nationalgeographic.co.id

Baca Lainnya