Rumah Jenderal Ahmad Yani Jadi Saksi Bisu Pembantaian G30S, Kini Dijadikan Museum dengan Salah Satu Ruangan yang Tak Boleh Difoto, Ini Alasannya

Rabu, 29 September 2021 | 16:15
Tribunnews

Jenderal Ahmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi G30S PKI.

GridHype.id- Peristiwa gerakan 30 September merupakan momen yang sulit dilupakan oleh bangsa Indonesia.

Sejarah yang kini dikenal sebagai G30S PKI ini menewaskan 7 perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lain.

Salah satu perwira tinggi militer yang gugur dalam peristiwa tersebut adalah jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani.

Perjuangan yang dilakukannya kini dikenal dengan berbagai cara oleh masyarakat Indonesia.

Mulai dari menjadikannya nama jalan, hingga menjadikan rumahnya sebagai museum.

Dilansir dari intisari.id, jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu pahlawan revolusi yang menjadi korban pada peristiwa mencekam tersebut.

Saat peristiwa tersebut terjadi, jenderal Ahmad Yani sedang berada di rumahnya.

Iya kemudian dibunuh dan ditemukan meninggal di sumur Lubang Buaya.

Kediaman Sang jenderal tersebut berada di jalan Lembang blok D-58 Menteng, Jakarta Pusat.

Rumah tersebut menjadi saksi bisu peristiwa kelam bagi bangsa Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM/Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM/Fransiskus Adhiyuda

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani

Baca Juga: Tak Duduk Terdiam, 5 Sosok Pahlawan Wanita ini Ikut Berjuang Hingga Terjun Langsung ke Medan Perang, Bangga!

Sylvana Toemon
Sylvana Toemon

Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman di Yogyakarta.

Bahkan saat ini tempat tersebut dijadikan museum.

Museum itu kini dikenal dengan nama museum Sasmitaloka Ahmad Yani.

Di dalam rumah bersejarah itu, terdapat beberapa koleksi unik.

Mulai dari barang pribadi milik jenderal Ahmad Yani, hingga bedak dan lipstik milik Istri jenderal Ahmad Yani, Yayu Rulia Sutowiryo.

Sejumlah foto-foto rekonstruksi peristiwa G30S juga terpasang rapi.

Di kamar Sang jenderal, terdapat sisa peluru milik personel Tjakrabirawa.

Senjata tersebut disimpan di satu bufet kaca.

Bersamaan dengan itu, ada pula pakaian milik jenderal Ahmad Yani yaitu kemeja putih dan piyama.

Semua barang-barang tersebut tersimpan rapi di dalam kamar sang jendral.

Saat memasukinya, suasana tempo dulu akan langsung dirasakan.

Meski demikian, pengunjung dilarang keras untuk memotret di dalamkamar tersebut.

Bukan tanpa alasan, privasi menjadi salah satu hal yang dijunjung tinggi di tempat itu.

Baca Juga: Kisah Menarik di Balik Kemerdekaan, Ini 4 Fakta Sate yang Jadi Santapan Pertama Soekarno

(*)

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber intisari.id