GridHype.ID - Kasus Covid-19 di Indonesia belakangan waktu terakhir memang mengalami penurunan.
Dilansir dari Tribunnews.com, selama tiga hari berturut-turut Indonesia menempati posisi ke-30 dengan 68.942 kasus aktif dari total 4.185.144 kasus.
Berbeda dengan empat negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand, yang masuk 20 besar negara dengan kasus aktif tertinggi.
Tentu saja ini bisa membuat kita bisa bernapas lega.
Kendati demikian, seperti yang dikutip dari TribunStyle.com, Indonesia akan waspadai gelombang ketiga Covid-19 yang disebut terjadi di Desember 2021, Amerika Serikat sudah rasakan akibatnya.
Indonesia masih mewaspadai gerak-gerik virus Corona Covid-19 di Indonesia.
Hingga kini Covid-19 masih menjadi pandemi di Indonesia, dengan masih adanya ribuan kasus yang terjadi setiap harinya.
Tentu penurunan kasus telah terjadi di berbagai daerah, bahkan pelonggaran PPKM juga telah dilakukan.
Namun ternyata masih ada kekhawatiran akan adanya gelombang besar baru kasus Covid-19 dari masyarakat dan para peneliti.
Seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 2021 ini yang mengakibatkan angka kasus dan kematian yang meningkat tajam.
Kapan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia?
Menurut Juru Bicara Satgas Penanggulangan Covid-19, Wiku Adisasmito, Indonesia harus tetap waspada datangnya gelombang ketiga Covid-19.
Ia mencontohkan sejumlah negara di dunia telah mengalami gelombang ketiga Covid-19.
Prof Wiku juga menjelaskan bahwa gelombang pandemi di dunia sudah terjadi sebanyak tiga kali.
Gelombang ketiga ini telah terjadi di Amerika Serikat, India, dan berbagai negara di Eropa.
Namun Indonesia merasakan hal yang berbeda.
"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (14/9/2021).
Puncak gelombang pertama terjadi pada Januari 2021, puncak kedua pada April 2021, dan Agustus-September sebagai puncak gelombang ketiga.
"Lonjakan kedua di Indonesia pada Juli lalu tidak diikuti dengan lonjakan kasus dunia," kata Wiku.
"Tugas besar kita adalah memperbaiki kurva yang melandai ini," sambung dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga dan munculnya varian baru covid-19, semua pihak diminta untuk waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan, serta melakukan percepatan vaksinasi, sehingga terbentuk kekebalan komunitas.
Pakar epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman juga memperkirakan gelombang ketiga kasus Covid-19 di RI kemungkinan bisa terjadi pada Desember 2021 mendatang.
Waspada gelombang ketiga di Indonesia
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan agar jangan sampai terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
Airlangga meminta masyarakat tidak mengendorkan disiplin protokol kesehatan.
"Tentu kita mendorong agar level asesmen ini kita turunkan ke level 2," ujar Airlangga sebagaimana dilansir dari siaran pers di laman resmi Kemenko Perekonomian, Jumat (17/9/2021).
"Dengan kedisiplinan masyarakat, kita yakin kita bisa bersama-sama menurunkan kasus Covid-19, tetapi kita juga harus jaga jangan sampai ada wave (gelombang) ketiga,” lanjutnya.
Airlangga menuturkan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dari waktu ke waktu terus menunjukkan perbaikan.
Indikator Recovery Rate (RR) secara nasional pada 14 September 2021 tercatat sebesar 94,45 persen.
Kondisi ini lebih baik dari recovery rate global yang sebesar 89,68 persen.
Sementara itu, indikator Bed Occupancy Ratio (BOR) secara nasional juga berada pada tingkat yang rendah yakni 13,32 persen.
"Di mana BOR Isolasi sebesar 12,51 persen dan BOR Intensif sebesar 20,83 persen," ungkap Airlangga.
Meski demikian, angka case fatality rate nasional Indonesia masih sebesar 3,34 persen. Angka ini masih lebih tinggi dari gobal yang tercatat sebesar 2,06 persen.
(*)