500 Ribu Dosis Telah Mendarat di Tanah Air, Vaksin Covid-19 Jenis Ini akan Diberikan Hanya untuk Sekali Suntikan

Kamis, 16 September 2021 | 16:00
Pixabay.com/ geralt

Ilustrasi vaksin covid-19

GridHype.ID -Pemerintah hingga kini masih gencar memberikan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di seluruh Indonesia.

Dengan adanya program vaksinasi Covid-19, diharapkan Indonesia bisa menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).

Hal ini tentunya bisa menekan angka kasus Covid-19 yang terus merajalela.

Nah, kabar gembira dari vaksin Covid-19 adalah vaksin Johnson & Jonhson dikabarkan telah mendarat di Indonesia.

Melansir dari GridStar.ID, vaksin Covid-19, Johnson & Johnson atau Janssen sebanyak 500.000 dosis telah tiba di Tanah Air.

Vaksin tersebut tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (11/09/2021).

Vaksin Janssen ini merupakan kerjasama dengan Belanda.

Dikabarkan vaksin ini akan diberikan hanya untuk sekali suntikan.

Baca Juga: Padahal Efikasinya Cuma 67 Persen, Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Cukup Diberikan Satu Kali Suntikan Saja, Ternyata Ini Alasannya

Lalu, untuk siapa vaksin ini akan diberikan?

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Johnson & Johnson akan diperuntukkan bagi masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas.

"Iya. Ditujukan untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas," kata Nadia.

Berbeda dengan vaksin Covid-19 lain yang harus diberikan melalui dua kali penyuntikan, vaksin Janssen merupakan vaksin tunggal atau hanya butuh sekali suntikan saja.

Dosis tunggal sebanyak 0,5 ml vaksin Janssen diberikan melalui suntikan intramuscular.

Sementara itu, menambahkan dari Tribunnews.com, Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono, menyatakan vaksin hanya diberikan kepada wilayah aglomerasi di Pulau Jawa yang masih rendah vaksinasinya.

Namun menurut Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, Hamid Abidin, penggunaan vaksin sekali suntik dari Johnson & Johnson ini diberikan pada masyarakat yang berada di luar Jawa.

Karena akan membuat vaksinasi lebih efisien.

Karena tak perlu dua kali penyelenggaraan vaksinasi.

Dari pengalaman selama ini, menggelar vaksinasi di luar Jawa bukan hal mudah.

Berbagai faktor menjadi hambatan di antaranya jarak, kondisi jalan, hingga sarana transportasi.

Baca Juga: Jangan Langsung Panik Jika Sertifikat Vaksin Covid-19 Belum Muncul di PeduliLindungi, Coba Lakukan Cara Berikut Ini

Hal ini tentu bisa menyurutkan minat warga untuk mengikuti program vaksin.

"Efisiensi ini bermanfaat bagi pemerintah dan penerima vaksin," ungkap Hamid dalam keterangan resmi, Rabu (15/9/2021).

Selain itu, Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Rukka Sombolinggi menyebut vaksi ini lebih cocok digunakan di daerah yang warganya tinggal jauh dari kota.

Misalnya masyarakat adat, di mana akses angkutan kendaraan minim.

Contohnya saja seperti Meratus, Kalimantan Selatan, orang harus berjalan kaki dua hari demi menempuh jarak ke tempat vaksin.

“Jika mereka hanya perlu sekali vaksin, akan sangat membantu,” kata Rukka.

Contoh lain adalah di Jambi. Warga di Desa Lubuk Mandarsah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo. Warga harus menempuh perjalanan 4 jam hanya untuk ke pusat kota kecamatan.

Belum lagi jika cuaca sedang turun hujan, maka jalanan berubah jadi lumpur yang susah dilewati.

Lalu di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Banyak warga yang sudah susah payah menuju lokasi vaksinasi, gagal divaksin karena mabuk akibat perjalanan jauh dengan mobil bak terbuka.

Baca Juga: Disebut Sebagai Vaksin Paling Ampuh, Moderna Justru Kombinasikan Vaksin Covid-19 dengan Vaksin Flu, Kenapa?

Hanya satu kali suntikan

Vaksin Johnson & Johnson dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies.

Vaksin ini menggunakan platform non-replicating viral vector atau menggunakan vektor adenovirus.

Dokter patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto, memberikan penjelasan tentang alasan vaksin Janssen hanya perlu satu kali suntikan.

Penjelasan itu ia unggah di laman Facebook pribadinya pada Jumat (10/9/2021).

Kompas.com telah mendapatkan izin dari Tonang pada Minggu (12/9/2021) untuk mengutip unggahan tersebut.

Tonang menjelaskan, vaksin Janssen menggunakan metode viral vector.

Metode itu sama dengan yang digunakan pada vaksin Cansino, AstraZeneca, dan Sputnik.

Seperti diketahui, vaksin AstraZeneca dan Sputnik diberikan lewat dua kali penyuntikan.

Namun, vaksin Janssen dan Cansino hanya butuh satu kali penyuntikan saja

Ia mengatakan, lebih spesifik lagi, keempat vaksin tersebut termasuk dalam viral vector dengan tipe non replicating. Maka seharusnya tidak cukup bila hanya satu kali pemberian.

"Virus vectornya sendiri, sudah dihilangkan kemampuan replikasinya, sehingga sekali dimasukkan, segera ditangkap sel imun bawaan tanpa ada aktivitas lagi," jelas Tonang.

"Virus vector tersebut tidak bisa berkembang biak dalam tubuh manusia penerima vaksin. Maka pemberiannya minimal 2 kali, bisa lebih," ujar dia.

Baca Juga: Kabar Baik bagi Para Penumpang KRL, STRP Kini BIsa Diganti dengan Sertifikat Vaksin Covid-19

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Tribunnews.com, GridStar.ID

Baca Lainnya