FBI Sampai Kebakaran Jenggot, Hacker Asal Indonesia Gondol Bansos Covid-19 Sebesar 873 Miliar, Salah Satu Pelakunya Lulusan SMK

Selasa, 14 September 2021 | 12:30
Wikimedia

Ilustrasi hacker

GridHype.ID - Di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini memang sekali kanal bantuan yang diberikan.

Namun apa jadinya jika hal ini justru dimanfaatkan pihak tidak bertanggungjawab.

Hal ini pun terjadi ketika situs bansos Covid-19 pemerintah Amerika Serikat dibajak.

Pelakunya adalah 2 hacker asal Indonesia, yang salah satunya adalah lulusan SMK.

Aksi hacker ini dianggap sebagai kriminal.

Berapa banyak situs dan sistem keamanan website yang dibobol oleh para hacker, kemudian ia mendapatkan keuntungan dari tindakannya itu.

Dua hacker ini dikutip dari Kompas.com, melakukan penipuan dengan cara membuat situs bantuan Covid-19 palsu.

Situs ini juga digunakan untuk mencuri data pribadi warga negara Amerika Serikat.

Kedua pelaku bernisial SFR dan MZMSBP bersekongkol membuat situs web palsu atau scampage yang meniru sitsu web resmi bantuan sosial Covid-19 milik pemerintah AS.

Baca Juga: Bisa Dicek Sendiri, Begini Cara Mengetahui Akun Medsos Gampang Dihack atau Tidak, Mudah kok!

Pelaku memanfaatkan program Pandemic Unemployment Assistance (PUA), yaitu bantuan ekonomi dari pemerintah AS bagi warga yang menganggur karena pandemi.

Kombes Farman, Direktur Reskrimsus Polda Jawa Timur mengatakan bahwa kedua tersangka sudah beroperasi sejak Mei 2020.

Barulah di tanggal 1 Maret 2021, petugas Siber Distreskrimsus Polda Jatim memergoki aksi pelaku di Surabaya.

Polda Jatim menemukan skrip scampage di dalam laptop MZMSBP.

Diketahui, MZMSBP merupakan pembuat situs web palsu dan SFR bertindak sebagai penyebar yang menggunakan software untuk mengirimkan SMS blast ke warga negara 20 juta warga negara AS.

Di SMS tersebut, terlampir tautan yang mengarah ke situs bantuan sosial Covid-19 palsu yang telah dibuat MZMSBP.

Diketahui, MZMSBP merupakan pembuat situs web palsu dan SFR bertindak sebagai penyebar yang menggunakan software untuk mengirimkan SMS blast ke warga negara 20 juta warga negara AS.

Di SMS tersebut, terlampir tautan yang mengarah ke situs bantuan sosial Covid-19 palsu yang telah dibuat MZMSBP.

Baca Juga: Nggak Perlu Panik! Ini 5 Tanda Jika Aplikasi WhatsApp Kena Sadap Hacker, Begini Solusi Mudahnya

Dari 20 juta SMS yang dikirim, sebanyak 30.000 warga negara AS merespons dengan mengisi formulir yang telah disediakan pelaku.

Mereka juga melampirkan data diri mereka yang kemudian dikumpulkan oleh SFR.

Data tersebut kemudian diserahkan SFR ke pelaku lain berinisial S yang saat ini masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).

Sementara itu, dikutip dari Kompas TV, diperkirakan, meraup dana hingga 60 juta dollar Amerika Serikat atau setara dengan 873 miliar rupiah dari bantuan pemerintah Amerika Serikat yang salah sasaran dan masuk ke rekening pelaku.

"Diperkirakan ada 60 juta dollar AS (sekitar Rp 875 miliar) yang sudah didapat. Uang dari pemerintah AS itu masuk ke terduga pelaku yang saat ini masih DPO," jelas Kombes Farman dalam wawancara di KompasTV.

"Untuk dua orang yang sudah ditangkap, mendapatkan 30.000 dollar AS (sekitar Rp 437 juta) per bulan," imbuh Farman.

Pengungkapan kasus ini adalah hasil kerja sama Polda Jawa Timur dan Biro Investigasi Federal, FBI, Amerika Serikat.

Berdasarkan penyelidikan Polda Jawa Timur dan FBI diketahui situs palsu yang dibuat dua tersangka ini, menyerupai laman resmi pemerintah AS.

Baca Juga: Jangan Sembarangan! 7 Hal Ini Haram di Unggah di Media Sosial, Rawan Kena Hack

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Kompas.com, GridHits.ID

Baca Lainnya