GridHype.ID - Belum lama ini publik mempertanyakan alasan hilangnya sosok Deddy Corbuzier dari media sosial termasuk YouTube.
Ya, seperti yang dilansir dari Kompas.com, Deddy Corbuzier sempat pamit dari media sosial miliknya.
Dalam unggahan akun Instagram @mastercorbuzier beberapa waktu lalu, Deddy Corbuzier mengatakan dirinya tidak aktif di setiap media sosial, bahkan termasuk WhatsApp.
Namun, Deddy tak menjelaskan alasannya untuk sementara tidak aktif di media sosial.
Iajuga menutup kolom komentar dari unggahannya tersebut.
Selang dua minggu, akhirnya terungkap alasan sang YouTuber absen dari dunia maya.
Rupanya, Deddy sempat mengalami badai sitokin hingga kritis dan nyaris meninggal dunia.
Ironisnya, kondisi itu dialaminya dalam keadaan sudah dikonfirmasi sembuh dan negatif Covid-19.
Kesehatannya mengalami pemburukan hingga fungsi paru-parunya turun 60 persen dalam waktu dua hari saja.
"Saya sakit. Kritis, hampir meninggal karena badai sitokin, lucunya dengan keadaan sudah negatif. Yes it's covid.
Tanpa gejala apapun tiba tiba saya masuk ke dalam badaisitokin dengan keadaan paru paru rusak 60% dalam dua hari," ujarnya.
Kondisi yang mengancam nyawanya itu bisa dilewati berkat sejumlah dokter yang dikatakannya membantu seoptimal mungkin untuk menstabilkan kondisinya dan keluar dari masa kritis.
"Yes it's a life and death situation. Hebat nya Oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yg parah," jelasnya lagi.
Untuk berbagi pengalaman yang dialaminya, Deddy kemudian mengunggah konten podcast berjudul SAYA SAKIT, KRITIS DAN HAMPIR MENINGGAL. WHY I STOP.
Dalam pengakuannya, Deddy Corbuzier menceritakan ia awalnya menjadi pasien Covid-19 tanpa gejala.
Namun, pada dua pekan setelahnya, ia mengalami demam cukup tinggi hingga 40 derajat dan vertigo meskipun hasil tesnya sudah negatif.
Curiga ada yang salah dengan kondisinya, ia kemudian melakukan pemeriksaan CT Toraks.
Meski sempat dirawat di rumah, ia kemudian harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, termasuk akhirnya mengalami badai sitokin.
"Setahu saya badai sitokin ini membuat orang meninggal, kondisinya pada saat itu panas demam, badan sakit semua, kecewa sekali," tuturnya.
Kekecewaan itu dirasakan karena selama ini ia merasa sudah menjalani pola hidup sehat.
Termasuk rutin berolahraga setiap hari dan memastikan kadar vitamin D dan Zinc di tubuhnya tinggi untuk menjaga imunitas.
Beberapa waktu lalu, suami artis Joanna Alexandra, Raditya Oloan meninggal dunia setelah mengalami badai sitokin hebat.
Pria yang berprofesi sebagai pendeta itu mengalami hyper-inflamasi di seluruh tubuhnya yang merenggut nyawanya.
Sebagai informasi, mengutip Tribunnews.com dari verywellhealth.com, sitokin adalah salah satu protein yang bertugas dalam sistem kekebalan.
Pada keadaan normal sitokin membantu sistem kekebalan untuk menangani zat menular seperti virus atau bakteri.
Namun jika diproduksi secara berlebih sitokin dapat meradang.
Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Deddy Corbuzier Tetiba Putuskan Pamit dari Podcast dan Media Sosial
Badai sitokin ini terjadi ketika tubuh melepaskan sitokin yang berlebihan ke darah.
Sitokin berlebih ini akan mengakibatkan terjadinya peradangan dan pembekuan darah.
Pada penderita Covid-19, sitokin bergerak menuju jaringan paru-paru untuk melindunginya dari serangan SARS-CoV-2.
Paru-paru pun bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus.
Peradangan pada paru-paru itu sayangnya bisa terus terjadi meski infeksi sudah selesai.
Selama peradangan, sistem imun juga melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.
Tanpa penanganan yang tepat, fungsi paru-paru pasien dapat menurun hingga membuat pasien sulit bernapas.
Kondisi inilah yang kemudian bisa membuat pasien Covid-19 akhirnya meninggal dunia atau tak bisa bertahan.
(*)