10 Tanaman yang Sering Disepelekan Ini Ternyata Ampuh Sembuhkan Pasien Demam Berdarah dalam Waktu Singkat

Senin, 09 Agustus 2021 | 10:00
Pixabay.com

Demam berdarah disebabkan oleh nyamuk

GridHype.ID -Tak melulu dengan obat, tanaman yang kerap dianggap gulma ini ternyata ampuh mengatasi penyakit demam berdarah.

Bahkan beberapa tanaman yang sering kamu abaikan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa.

Penasaran tanaman apa saja? Mari kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Melansir dari Kompas.com, perlu diketahui, demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus dengue.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, virus dengue dapat menular dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk DBD terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah yang ketinggiannya di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Virus dengue dapat menginfeksi nyamuk Aedes betina ketika nyamuk tersebut menghisap darah penderita DBD.

Setelah itu, penderita DBD akan berada di fase demam akut.

Demam ini timbul pada dua hari sebelum sampai lima hari setelah panas tinggi.

Nyamuk dapat menimbulkan infeksi selang 8 sampai 12 hari sesudah mengisap darah penderita DBD di fase demam akut.

Setelah melalui periode tersebut, kelenjar ludah nyamuk sudah terinfeksi virus dengue dan virus dapat menular ketika nyamuk mengigit orang lain.

Selepas masa inkubasi di tubuh manusia, gejala demam berdarah rata-rata mulai muncul dalam empat sampai enam hari.

Ada beberapa gejala khas yang muncul saat seseorang terserang penyakit menular ini.

Berikut ini beberapa ciri-ciri DBD yang spesifik, antara lain:

  • Demam tinggi mendadak dengan suhu di atas 38 derajat Celcius
  • Timbul bintik-bintik merah di kulit
  • Sakit kepala
  • Nyeri saat menggerakan bola mata
  • Nyeri punggung
  • Badan terasa lemah dan lesu
  • Mudah gelisah
  • Ujung tangan dan kaki berkeringat
  • Muntah
  • Ulu hati terasa nyeri
  • Terkadang disertai mimisan dan buang air besar bercampur darah
  • Kadar trombosit turun hingga 100.000/mm3
Baca Juga: Hasilnya Bikin Syok, Golongan Darah Ini Disebut Paling Rentan Terkena Penyakit Diabetes

Sementara itu, hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengobati penyakit menular tersebut.

Melansir dari GridFame.ID, selama ini, pasien demam berdarah diberi obat untuk mengatasi efek yang ditimbulkan saja.

Efek-efek ini meliputi rasa pegal dan nyeri pada bagian tubuh.

Sisanya mereka akan difokuskan untuk mengatasi kebocoran plasma dan pendarahan yang mengakibatkan pasien kehilangan cairan.

Untuk itu, pasien juga dianjurkan untuk banyak mengonsumsi cairan karena rentan terjadi dehidrasi.

Selain hal itu, pasien demam berdarah juga bisa mengonsumsi herbal dari bahan alami untuk mempercepat pemulihan.

Sebab seperti dilansir dari Kompas.com (6/7/2020), ternyata ada beberapa jenis tanaman yang mujarab untuk mengobati pasien demam berdarah.

Uniknya, tanaman-tanaman ini telah lama diketahui sebagai bahan jamu dan mudah ditemui di sekitar kita.

Dalam sebuah penelitian di Malaysia, setidaknya ada 10 tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk membantu mempercepat kesembuhan pasien demam berdarah.

1. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Siapa sangka daun sambiloto bisa diolah sebagai obat demam berdarah.

"Ekstrak metanol A.paniculata menunjukkan efek penghambatan antivirus tertinggi pada DENV-1 (salah satu serotipe virus dengue) oleh uji antivirus berdasarkan efek sitopatik," tulis para peneliti.

2. Daun pepaya (Carica papaya)

Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa bagian tanaman pepaya yang dimanfaatkan sebagai obat demam berdarah adalah daunnya.

"Daun (pepaya) telah diselidiki potensinya terhadap obat demam berdarah. Ekstrak berair daun tanaman ini menunjukkan aktivitas potensial terhadap DBD dengan meningkatkan jumlah trombosit (PLT), sel darah putih (WBC) dan neutrofil (NEUT) dalam sampel darah pasien berusia 45 tahun yang digigit nyamuk pembawa," tulis para peneliti.

Hasil penelitian itu menunjukkan, setelah 5 hari pemberian oral 25 mL ekstrak daun pepaya kepada pasien dua kali sehari, jumlah trombosit, sel darah putih, dan neutrofil meningkat.

"Peningkatan trombosit dapat menyebabkan berkurangnya perdarahan, sehingga menghindari perkembangan menjadi penyakit demam berdarah yang parah," tegas mereka.

Baca Juga: Bagikan Kondisi Terkini Setelah Dirawat di Rumah Sakit, Hotman Paris Akui Sudah Siap Bertemu Musuh: Kita Siap Bertarung Lagi

3. Bakau (Rhizophora apiculata)

Jika biasanya pohon bakau dikenal dengan manfaatnya bagi wilayah pesisir pantai, siapa sangka tanaman ini juga punya khasiat sebagai obat demam berdarah.

"Sifat antidemam berdarah dari ekstrak etanol Rhizophora apiculata di DENV-2 dalam sel Vero telah diketahui," tulis peneliti.

"R. apiculata menunjukkan aktivitas penghambatan dan aktivitas partikel virus yang tidak aktif sebesar 56,14 % dan 41,5 % masing-masing pada konsentrasi 12,5 dan 100 μg mL − 1," imbuh mereka.

4. Pare (Momordica charantia)

Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, tanaman ini juga bisa menjadi obat demam berdarah.

"Ekstrak metanol dari M. charantia menunjukkan efek penghambatan pada DENV-1 oleh uji antivirus berdasarkan efek sitopatik," tulis peneliti.

5. Patikan kebo (Euphorbia hirta)

Patikan kebo sering dianggap gulma di kebun, jalan setapak dan tanah terlantar dan ditemukan di seluruh Jawa, Sunda, Sumatra, Semenanjung Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Di Filipina, air rebusan daun dari Euphorbia hirta dikenal sebagai obat tradisional sebagai obat demam berdarah.

"Pendarahan internal akan berhenti dan demam berdarah akan sembuh setelah 24 jam. Namun, mekanisme aksi masih belum diketahui dan sifat antivirus dan kemampuannya untuk meningkatkan trombosit darah saat ini masih diselidiki," jelas peneliti.

6. Petai China (Leucaena leucocephala)

Petai china ternyata juga punya khasiat untuk mengobati demam berdarah.

"Galaktomanan yang diekstraksi dari biji petai china telah menunjukkan aktivitas melawan virus demam kuning (YFV) dan DENV-1 secara in vitro dan in vivo," tulis peneliti.

Galaktomanan adalah polisakarida yang terdiri dari tulang belakang mannose dengan gugus samping galaktosa, lebih khusus strukturnya terdiri dari rantai utama (1 → 4) -terkait unit β-d-mannopyranosyl yang disubstitusi oleh unit α-d-galactopyranosyl.

Baca Juga: Dikonfirmasi Positif Virus Corona, Begini Kondisi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh

7. Ruku-ruku (Ocimum sanctum)

Bagi warga Minangkabau, daun ruku-ruku biasanya digunakan sebagai "bumbu" dalam masakan gulai Minangkabau karena mempunyai wangi yang khas.

Selain sebagai bumbu, penelitian membuktikan air rebusan daun ruku-ruku bisa bertindak sebagai obat pencegahan demam berdarah.

"Ekstrak metanol dari O. sanctum menunjukkan sedikit efek penghambatan pada DENV-1 berdasarkan efek sitopatik," tulis para peneliti.

8. Cabai Jawa (Piper retrofractum)

"Ekstrak etanol cabai jawa menunjukkan aktivitas partikel virus yang tidak aktif atau 84,93 % pada konsentrasi 100 μg mL − 1," tulis peneliti.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak air cabai Jawa memberikan tingkat aktivitas tertinggi terhadap larva nyamuk," sambung mereka.

9. Amis-amisan (Houttuynia cordata)

Amis-amisan rupanya termasuk tanaman yang mempunyai khasiat untuk mengobati demam berdarah.

"Ekstrak etanol dari Houttuynia cordata mengungkapkan aktivitas anti-dengue dengan 35,99 % penghambatan terhadap DENV-2 dalam sel Vero pada konsentrasi 1,56 μg mL − 1," tulis peneliti.

"Ekstrak berair dari H. cordata menunjukkan tindakan penghambatan yang efektif terhadap DENV-2 melalui inaktivasi langsung partikel virus sebelum infeksi sel," imbuh mereka.

Senyawa yang berkontribusi besar dalam pengobatan DBD adalah hyperoside.

10. Temu kunci (Boesenbergia rotunda)

Untuk penelitian obat demam berdarah ini, peneliti menggunakan ekstrak rimpang temu kunci.

"Aktivitas beberapa senyawa yang diekstraksi dari ekstrak rimpang untuk menghambat protease virus dengue telah diuji pada DENV-2," tulis peneliti.

Hasilnya, ekstrak rimpang temu kunci menunjukkan penghambatan virus dengue pada tubuh.

Baca Juga: Benarkah Jus Jambu Biji Efektif Sembuhkan Demam Berdarah? Berikut Penjelasan Dokter

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Kompas.com, GridFame.ID

Baca Lainnya