GridHype.ID - Belakangan ini, pedangdut Ayu Ting Ting tengah ramai menjadi perbincangan publik.
Terlebih lagi beberapa waktu lalu muncul petisi pemboikotan Ayu Ting Ting.
Melansir Tribunnews.com, petisi untukpelantun Sambalado itu berjudul 'Blacklist Ayu Ting Ting Dari Dunia Pertelevisian'.
Alasan pembuat petisi itu mendesak Ayu Ting Ting agar mundur dari dunia televisi karena sikap arogansi sang biduan saat tampil di layar kaca.
Orang yang menanda tangani petisi blacklist Ayu Ting Ting pun terus bertambah.
Pada Jumat (6/8/2021) siang, jumlah orang yang ikut tanda tangan sudah mencapai 60.907 orang dari target 75.000 orang di Change.org.
Jika mencapai target, maka petisi ini menjadi sebuah petisi yang mendapatkan respons terbanyak di situs change.org.
Sementara mengutip TribunJambi.com, sebenarnya bukan cuma Ayu Ting Ting yang kena petisi pemboikotan.
Artis lain juga sempat kena petisi pemboikotan, termasuk Nagita Slavina.
Nagita Slavina kena petisi lantaran dirinya terpilih menjadi Ikon Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Pemilihan Nagita Slavina sebagai ikon PON XX itu dinilai akan menimbulkan apropriasi budaya.
Reaksi kekecewaan ini lah yang memunculkan sebuah petisi untuk istri Raffi Ahmad itu.
Tercatat sudah sebanyak ribuan orang telah mendatangani petisi tersebut.
Adapun petisi itu bertujuan untuk memohon dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, agar bisa memperjuangkan identitas dan eksistensi Budaya dan Manusia Papua.
"Kami merasa sebaiknya duta atau ikon PON Papua juga harus berasal dari Papua. Penunjukkan saudari kami Nagita Slavina kami rasa sangat jauh dan tidak merepresentasikan eksistensi perempuan Papua sama sekali. Dan hal ini pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation," tulis narasi petisi dari laman resmi change.org.
Meskimasyarakat memahami kehadiran Nagita Slavina ditujukan untuk mendorong sosialisasi PON Papua, tetapi mereka berpendapatbahwa sebaiknya identitas dan kehadiran Perempuan Papua tetap menjadi prioritas utama.
Sehingga perempuan Papua juga bisa menunjukkan eksistensi dan menjadi representasi budaya bangsa Indonesia yang beragam.
"Kami yakin ada banyak sekali tokoh perempuan Papua yang mempunyai kapabilitas untuk berdiri sebagai Duta atau pun Ikon PON XX Papua."
"Rakyat Indonesia, bantu kami membuktikan bahwa bangsa kita menghargai keberagaman," isi tulisnya.
(*)