Sering Dilakukan Banyak Orang karena Rasanya Jadi Enak, Siapa Sangka 2 Bahan Ini Ternyata Tak Boleh Dicampur saat Membuat Sambal

Sabtu, 31 Juli 2021 | 21:15
freepik

Ilustrasi sambal

GridHype.ID -Tentu kata sambal sudahtak asing lagi di telinga kamu semua ya.

Apalagi, sambal sudah sangat melekat sebagai pendamping di beberapa makanan khas Indonesia.

Sampai-sampai, rasanyaada yang kurang ya apabilaberbagai makanantidak memakai sambal.

Melansir dari Wikipedia, sambal sendiri adalah istilah besar yang dalam kuliner Indonesia merujuk pada saus pedas.

Secara garis besar, sambal berbahan utama cabai yang dilumatkan sehingga keluar kandungan sari cabai dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam dan terasi.

Sambal merupakan salah satu unsur khas hidangan Indonesia.

Maka dari itu, tak heran jika orang Indonesia adalah pencinta sambal sejati.

Rasanya, hampir semua makanan jadi lebih enak kalau ditemani sambal.

Hal itu terbukti dengan maraknya penjual makanan serba pedas beberapa tahun belakangan.

Namun, tahukah kamu kalau kandungan dalam sambal bisa jadi berbahaya kalau kita salah membuat campurannya?

Sebab, sambal ternyata tak boleh dicampur dengan 2 bahan ini.

Efeknya bisa mengerikan banget kalau masih juga ngeyel.

Melansir dari SajianSedap.com, berikut 2 bahan yang ternyata berbahaya apabila dicampur ke dalam sambal.

Baca Juga: Kewalahan dengan Permintaan Nathalie Holscher Demi Bisa Rasakan Sambal, Sule Ngadu ke Sosok Ini : Aku Dipaksa

1. Minyak Bekas Goreng

Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak.

Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas.

Baru kemudian diulek.

Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.

Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmatdi lidah.

Nah, minyak ini juga memainkan peranan pentinguntuk membuat sambal lebih enak, lo.

Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal.

Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal.

Sambal pun jadi makin nikmat.

Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, lo.

Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans.

Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggii.

Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.

Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.

Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.

Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.

Baca Juga: Seolah Hilang Ditelan Bumi, Begini Kabar Manajer Olga Syahputra Mak Vera, Sempat Dituding Kerap Bermain Judi di Kasino

2. Terasi Oplosan

Ya, ayam goreng paling sering ditemani dengan sambal terasi nikmat.

Rasanya, keduanya sudah jadi teman baik sejak lama.

Tapi, tahukah kamu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?

Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.

Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.

Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.

Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.

Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.

Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan.

Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.

Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.

"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini.

Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya.

Diragukanlah dia menggunakan bahan udang.

Produknya juga menggunakan zat pewarna.

Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.

Baca Juga: Ternyata Cobek yang Terlalu Sering Digunakan Berbahaya Bagi Kesehatan Tubuh

Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.

"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.

Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.

Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.

Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.

Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.

Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.

Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.

Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.

Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.

Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.

Artikel ini telah tayang di SajianSedap.com dengan judul "Nyesel Baru Tahu Sekarang! Ternyata Bikin Sambal Terasi Tak Boleh Dicampur 2 Bahan Ini, Jadi Favorit Orang Indonesia Tapi Efeknya Bahaya Banget"

Baca Juga: Berbagai Kudapan Rasanya Kurang Lengkap Tanpa Kehadirannya, Catat Ciri Saus Sambal Botolan Palsu yang Bisa Pelan-pelan Membunuhmu

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : wikipedia, sajiansedap.com

Baca Lainnya